Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Joyful Learning: Meningkatkan Hormon Bahagia

9 Januari 2025   14:57 Diperbarui: 9 Januari 2025   14:57 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Game dan ice breaking. Dokpri.

Dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu. Hampir sepertiga waktu siswa dihabiskan di sekolah bersama guru. Namun, tidak sedikit orang tua yang menyerahkan seluruh pengajaran dan pendidikan kepada guru. Kadang-kadang menyerahkan pembentukan karakter anak mereka pula. Sedangkan dua pertiga waktu sebenarnya dihabiskan bersama keluarga di rumah. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa banyaknya waktu tidak menentukan kualitas komunikasi dan pertemuan yang dilakukan.

Melihat fenomena tersebut, rasanya tidak salah jika guru berusaha semaksimal mungkin menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Pembelajaran yang tidak sekadar mempelajari pengetahuan namun pula pembelajaran yang bermakna. Melalui pembelajaran yang menyenangkan diharapkan akan menjadi jembatan pengembangan kompetensi dan pembentukan karakter baik siswa untuk jangka waktu lama.

Pembelajaran menyenangkan pada dasarnya bukan sekadar pembelajaran senang-senang. Melalui game atau ice breaking belaka. Pembelajaran menyenangkan sering disebut dengan istilah Joyful learning. Joyful learning merupakan model pembelajaran yang menciptakan kegiatan belajar mengajar secara menyenangkan, tidak tegang, diselingi humor, yel-yel, ice breaking, maupun ada brain gym (senam otak).

Pembelajaran ini memiliki tujuan untuk meminimalisir ketegangan saat proses pembelajaran sehingga siswa tertarik mengikuti pembelajaran. Pembelajaran joyful learning juga dapat memotivasi siswa untuk semangat belajar karena siswa tidak merasa tertekan atau takut terhadap gurunya. Namun memiliki faktor intrinsik untuk menemukan suatu pemahaman atas kehendaknya sendiri.

Melalui pembelajaran menyenangkan erat kaitannya dengan hormon "bahagia". Hormon  dopamin, serotonin, endorfin manusia yang berkaitan dengan sensasi menyenangkan. Hormon bahagia dopamin merupakan hormon dalam otak yang berpengaruh pada suasana hati seseorang. Hormon ini dapat meningkatkan suasana hati serta berperan dalam menyampaikan rangsangan ke seluruh tubuh. Pasalnya, produksi kadar dopamin yang cukup dapat menyebabkan seseorang merasa bahagia. Suasana hati yang bahagia akan mempengaruhi kerja otak pula. Hal ini berfungsi memberikan stimulan otak agar mau mempelajari suatu pengetahuan dan keterampilan. Diharapkan pada saat pembelajaran murid senang dengan hal baru yang mereka pelajari.

Hormon bahagia berikutnya adalah serotonin. Hormon ini tak ubahnya hormon bahagia dopamine. Hormon serotonim memiliki peran penting dalam mengatur suasana hati, tidur, nafsu makan, dan berbagai fungsi lain dalam sistem saraf. Mengapa penting untuk menciptakan bahagia, sebab akan muncul hormon serotonin. Analoginya, jika suasana hati dapat dikendalkan maka fungsi saraf lainnya juga akan berfungsi dengan baik.

Berikutnya adalah hormon endorphin. Hormon ini berperan dalam mengurangi rasa sakit dan memberikan perasaan senang atau euforia. Dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Hormon endorfin sendiri dapat dihasilkan ketika seseorang melakukan aktivitas fisik yang intens, seperti berolahraga. Sudah dipastikan saat seseorang tidak mengalami stress dia akan dapat menerima segala macam pengetahuan yang masuk dalam dirinya.

Untuk memunculkan hormon bahagia tersebut diperlukan aktivitas dalam pembelajaran.

1. Pembelajaran menyenangkan

Pembelajaran menyenangkan sekali lagi bukan senang-senang. Namun bagaimana pembelajaran itu dapat menumbuhkan rasa senang pada diri guru dan siswa saat pembelajaran. Dimulai dengan kesadaran dirinya dalam melakukan aktivitas belajar. Pentingnya belajar dan kebermaknaannya. Dilakukan dengan memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran berdiferensiasi. Selain itu disertai dengan permainan dan aktivitas yang variatif sehingga siswa tidak merasa bosan ketika model pembelajaran yang dilakukan terlihat monoton.

2. Aktivitas fisik

Di dalam jiwa yang sehat terdapat tubuh yang kuat. Ungkapan tersebut dirasa benar adanya. Tidak ada orang yang malas bergerak sehat jiwanya. Bisa dibandingkan dengan orang-orang yang rajin berolah raga maka pancaran wajahnya akan menampakkan kebahagiaan. Untuk itulah aktivitas fisik harus dilakukan dalam proses pembelajaran. Tidak selalu dalam bentuk senam atau olah raga yang dilakukan oleh guru olah raga. Namun bagaimana setiap guru bersama para siswa melakukan aktivitas fisik pada saat pembelajaran. Melalui game atau ice breaking di sela-sela pembelajaran dapat mengendorkan pikiran yang tegang. Juga dapat meredakan stress yang mungkin saja terjadi pada saat siswa berpikir keras atas materi yang sulit untuk dipahami.

Game dan ice breaking. Dokpri.
Game dan ice breaking. Dokpri.

Kebermaknaan dalam mempelajari suatu pengetahuan lebih penting dibanding siswa sekadar menghafal. Bagai debu yang tersapu angin, maka akan hilang begitu saja. Maka dari itulah pembelajaran yang menyenangkan atau joyful learning akan dapat menumbuhkan rasa senang dan bahagia pada siswa. Ketika anak merasa senang dan bahagia pada saat belajar maka anakpun akan mudah memahami. Pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dimiliki akan lebih bermakna dan bertahan dalam jangka waktu lebih Panjang.

Sudah saatnya guru yang menghendaki generasi emas pada tahun 2045 menyiapkan siswa dengan baik. Melalui pembelajaran menyenangkan dan bermakna. Tidak sekadar pemenuhan target pencapaian penyelesaian materi. Namun pula pembelajaran bermakna agar siswa benar-benar paham dan mengerti melalui pemikiran yang kritis di antara pembelajaran yang menyenangkan.[UAW]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun