Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manfaat Ngobrol: Meminimalisir Masalah Kesehatan Mental

8 Januari 2025   11:52 Diperbarui: 8 Januari 2025   11:52 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru dan siswa asyik ngobrol. Dok: Pribadi

Keempat, ngobrol membantu anak membangun hubungan dengan orang lain. Anak yang biasanya introvert. Tidak bisa berkomunikasi dengan orang lain, melalui obrolan ringan maka anak akan dapat membangun komunikasi yang baik. Membangun hubungan pertemanan dengan orang lain. Sehingga permasalahan-permasalahan yang biasanya hanya dipendam sendiri, akan dapat diobrolkan atau dibicarakan dengan orang lain. Dari sini, jelas bahwa manfaat mengobrol dapat menjadi jembatan dalam mempererat hubungan komunikasi seseorang.

Ngobrol dirasa menjawab keresahan guru akhir-akhir ini dengan kondisi Generasi Z yang sangat lemah dalam berkomunikasi. Sederhana saja, guru meluangkan waktu untuk mendengarkan meraka bercerita. Memancing mereka keluar dari zona gadget yang menguasainya dengan mengajak ngobrol banyak hal. Dengan demikian diharapkan generasi Z yang akan memegang peran di masa mendatang akan menjadi generasi yang berkualitas. Generasi yang sehat jasmani rohani, kritis, percaya diri, dan dapat menjalin komunikasi yang baik guna membangun negaranya. Tidak terbebani dengan permasalahan-permasalahan berat yang mengakibatkan sakit mental atau mental health. [UAW]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun