Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Dampak Overthinking bagi Kesehatan

11 Juli 2024   14:39 Diperbarui: 11 Juli 2024   14:42 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa kali seorang teman menyuarakan curahan hatinya. Dia mengalami mood swing, perubahan suasana hati yang begitu cepat. Kadang sedih dan dengan cepat merasa bahagia. Dia juga sering mengalami imsomnia tanpa sebab yang ia ketahui. Hal tersebut menyebabkan bad mood dan menurunkan napsu makan. Giat kerjanya juga berkurang, produktivitasnya tak seperti biasanya yang selalu sat-set, dhas dhes; meminjam istilah gaulnya orang Jawa.

Berdasar apa yang dia ceritakan, ternyata dia sering bergulat dengan pikirannya sendiri. Berkelahi dengan asumsi-asumsi di otaknya. Dia selalu membayangkan banyak hal dalam suatu peristiwa yang dia alami. Cemas memikirkan segala sesuatu yang mungkin akan terjadi setelah hari itu. Menganalogikan kejadian yang dia alami dengan orang lain dan kemungkinan yang ada dalam bayangannya akan terjadi nanti.

Kekhawatiran demi kekhawatiran terjadi karena pikiran orang selalu menganalisis terlalu dalam. Seseorang yang sering kali berpikir berlebihan sering disebut dengan overthinking, selalu khawatir saat tidak bisa menganalisis segala permasalahan. Jika mengalami hal tersebut, dia tidak merasa tenang. Jika terjadi secara terus menerus tentunya akan berdampak  negatif bagi kesehatan tubuh.

Sebenarnya hal tersebut bisa terjadi karena seseorang merasa kesepian. Kesendirian yang menyebabkan perasaan jadi sepi, tidak ada yang diajak berdialog. Selain itu karena kesendiran tersebut menyebabkan banyak hal yang dipikirkan. Kesendirian itu pula yang menyebabkan dirinya merasa bahwa banyak masalah dalam hidup. Masalah yang tidak mendapat jalan keluar. Maka muncullah overthinking yang berlebihan.

Dilansir dari salah satu web kesehatan menyebutkan, ada beberapa dampak yang diakibatkan oleh overthinking berlebihan.

  • Mengalami Stress

Overthinking berlebihan mengakibatkan stressing pada diri seseorang. Stress merupakan dampak paling besar yang dialami. Sebab kekhawatiran itu bersumber dari pikiran. Konektivitas otak akan terganggu. Akibatnya dapat memengaruhi kesehatan mental. Mood menjadi kurang baik, sehingga memengaruhi produktivitas seseorang dalam kesehariannya.

  • Pencernaan Terganggu

Seringkali seseorang yang mengalami stressing akan mengakibatkan sariawan. Pada saat itu terjadi orang akan fokus menyembuhkan sariawan. Tapi lupa, bahwa sumber sakit sariawan adalah karena pencernaanya terganggu. Pencernaan ini mengalami ganggung disebabkan oleh pikiran yang tidak tenang. Selalu memendam kekhawatiran dan pikiran berlebihan.

  • Pusing dan Sakit Dada

Bagi penderita asam lambung atau gerd pasti pernah merasakan sakitnya saat kambuh. Dari situ akan mengakibatkan sesak napas dan pusing. Dada menjadi sakit dan kepala pusing. Nyatanya dampak overthinking bisa menjalar ke dada dan juga kepala menjadi sakit. Jika terlalu parah akan menjalar pada gangguan jantung.

  • Mengalami Gangguan Kulit

Seringkali kita membatin, mengapa dua orang yang sama umur terlihat berbeda. Seolah salah satunya lebih muda atau lebih tua dari umurnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh stressing yang dialami orang tersebut. Overthinking berlebihan dan terjadi terus menerus akan memengaruhi kesehatan kulit. Kulit terlihat kurang ternutrisi dan tidak terhidrasi. Hal itu bisa terjadi karena orang yang mengalami stressing akibat overthinking mengalami bad mood dan juga tidak mood makan. Sehingga asupan air putih serta makan bergizi tidak terpenuhi.

Seseorang yang mengalami stressing akibat dari overthinking pasti akan mengalami susah tidur a.k.a insomnia. Sebab pikirannya terus berjalan dan bekerja, tidak bisa diistirahatkan meskipun fisik sudah mengalami kelelahan. Akibatnya, banyak orang tidur tidak berkualitas. Fisiknya tidur berjam-jam namun merasa lelah saat bangun tidur.

  • Imunitas Menurun

Orang yang overthinking biasanya akan selalu berpikir negatif. Lebih banyak rebahan dibanding melakukan aktivitas. Sebab yang bekerja hanya imajinasi dan kekhawatiran-kekhawatiran dalam pikirannya sendiri. Kurang berpikir positif terhadap peristiwa yang terjadi. Lebih banyak menggunakan perasaannya dengan mengesampingkan logika berpikirnya. Tidak banyak aktivitas fisik tersebut dapat mengakibatkan sistem kekebalan menurun. Telah banyak kasus terjadi, orang yang tidak banyak beraktivitas fisik atau tidak olah raga dia akan mudah sakit.

Dari gejala yang terjadi tersebut, tentunya kita bisa menganalisa diri kita sendiri. Apakah selama ini kita overthinking berlebihan. Selain itu apakah kondisi di atas terjadi pada diri kita. Setelah diskusi panjang, ternyata teman saya ini mengalami kondisi seperti tersebut di atas.

Jika seseorang sudah bisa menganalisa kondisi diri sendiri, harusnya mulai sadar lebih cepat. Bahwa hal tersebut kurang berfaedah. Justru akan mengakibatkan dampak negatif, baik secara fisik maupun dampak psikologis seseorang. Sadar diri sudah seharusnya dilakukan agar kita bisa menyelamatkan diri kita sendiri.

Hal yang perlu dilakukan adalah menghilangkan kata 'Bagaimana jika...', tidak berasumsi atas peristiwa yang belum terjadi. Selain itu harus selalu berpikir positif. Aktivitas fisik menjadi pilihan tepat untuk mengalihkan pikiran-pikiran negatif yang menyebabkan overthinking berlebihan. Selain itu pikiran harus selalu jernih, hal ini dapat dilakukan dengan cara latihan pernapasan. Ambil napas panjang, simpan di diafragma kemudian embuskan perlahan. Dengan demikian akan dapat menurunkan kecepatan detak jantung sehingga bisa menenangkan pikiran.

Ada lagi, jika kita masih mengalami overthinking, tulislah semua kekhawatiran-kekhawatiran tersebut. Dari daftar kekhawatiran yang ditulis tersebut akan dapat mengurangi beban pikiran dan overthinking. Segala sesuatu yang ditulis tersebut malah justru akan menemukan solusi-solusi yang mungkin bisa dilakukan.

Dampak lainnya diharapkan juga berkurang bahkan tidak terjadi. Namun jika overthinking ini belum berkurang, bisa mencari teman sebagai tempat bicara dan menceritakan segala sesuatu yang menjadi  kekhawatiranya. Bisa jadi akan sedikit melegakan dan mungkin menjadi solusi terbaik atas kekhawatiran tersebut. Kunci dari semua itu adalah sabar dan pasrah pada Tuhan. Bahwa segala sesuatu yang terjadi telah ditakdirkan Tuhan. Sehingga kita bisa legawa dalam menjalani kehidupan.

Salam sehat jasmani rohani! Semoga manfaat.

Referensi: www.halodoc.com  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun