Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Trip

Pilih Sunrise atau Sunset?

28 Mei 2024   15:08 Diperbarui: 28 Mei 2024   15:16 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Embung Sriten, Nglanggeran, Gunungkidul. Doc: Ummi Azzura Wijana

Hidup selalu memiliki pilihan. Meskipun sulit, memang harus siap memilih. Kata orang, pilihan kita hari ini akan menentukan masa depan. Sesederhana apapun pilihan itu. Pun demikian, butuh pertimbangan yang matang saat mengambil keputusan untuk suatu pilihan. Kalau diperhatikan sepertinya sulit. Ibarat menentukan pilihan telur atau ayam yang lebih dulu.

Sebenarnya tak sesulit teori. Ketika diminta memilih, tentunya pilih saja sesuai kata hati. Biasanya hati itu paling jujur. Penentu pilihan yang selalu benar. Jika salah, bisa jadi seribu satu.

Bicara mengenai pilihan, bicara soal matahari. Kalau kamu diminta memilih, Kamu lebih memilih catch the sunset atau sunrise? Sama-sama mengejar matahari yang memiliki pesonanya sendiri saat senja dan pagi.

Mengejar matahari, seolah identik dengan anak senja. Kopi, puisi, indie, dan musik sendu. Benar tidak? Tentu pendapat tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Bukan masalah anak senja atau tidak, ini masalah selera. Namun bisa jadi ini masalah passion. So, sekali lagi ini masalah pilihan.

Matahari pagi dan sore menjadi incaran para pemburunya dengan kamera masing-masing. Mengabadikan setiap momen yang bisa dikatakan hanya dalam hitungan menit. Namun ada pula yang memilih memuaskan visual dengan memandangnya saja.  Mengapa demikian, amsalnya, keindahan matahari terbit dan terbenam menyuguhkan pesonanya dengan sangat cepat.

Kata mereka yang suka melihat matahari terbit (sunrise), menentramkan katanya. Menumbuhkan optimisme untuk menjalani perjalanan sehari ke depan. Di sana pula muncul kehangatan. Kelembutan di balik kecantikan paras saat menembus kabut, seolah bidadari yang menebar kebahagiaan.

Beda lagi dengan mereka yang lebih suka catch the sunset. Mereka merasa tenang. Seolah bisa melepas penat setelah seharian bekerja. Terasa syahdu, penawar lelahnya hari akibat suntuknya aktivitas. Selain itu, darinya memunculkan inspirasi yang out of the box.

Sunrise dan sunset, merupakan matahari yang sama. Namun memiliki feel yang berbeda. Bagi mereka yang terbiasa dengan mata kamera atau mengamati hasil bidikan kamera pasti bisa membedakan. Namun keduanya sama indahnya.

Malah, ada beberapa orang yang menyampaikan. Bahwa matahari terbit (sunrise) memunculkan filosofi keikhlasan yang benar-benar tulus. Memberikan kemanfaatan atas sinar yang dia berikan.

Memberikan keteguhan hati pada hati-hati yang penuh hati-hati menghadapi hidup. Namun tetap yakin akan perjalanan hidup yang akan ia hadapi. Seperti makna filosofi matahari yang dikutip dari buku Filosofi Matahari karya Ruth Elsie; 

Pancaran cahaya matahari seakan-akan tidak takut menghadapi tantangan dan terus berdiri tegak di angkasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun