Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Erin Cipta: Meluaskan Dunia Lewat Novel

22 Desember 2022   09:05 Diperbarui: 22 Desember 2022   09:10 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erin Cipta, Novelis dari Cilacap (Dok. Sekar Setaman)

Carlos, salah satu novel karya Erin Cipta (Dok. Sekar Setaman)
Carlos, salah satu novel karya Erin Cipta (Dok. Sekar Setaman)

Selalu ada hal menarik dalam setiap proses kreatifnya. Dia merasa menemukan diri sendiri, mendapatkan materi, dan mengenal dunia lebih luas. Namun demikian, dia merasa ada bagian yang tidak menarik dalam berkarya sebagai novelis, yakni ketika bertemu sesama novelis tidak saling menghargai.

Hal itu menjadi satu pemikiran tersendiri baginya. Meskipun dia akui, sependek pengalamannya, apresiasi masyarakat terhadap karya novel cukup baik. Dari situ pula dia mendapatkan pengalaman batin baru dan pendewasaan pikir. Karena tulisan-tulisan yang ia hasilkan adalah gambaran atas sikap dan pandangan dirinya terhadap hidup dan lingkungan.

Baginya setiap proses kreatif dalam melahirkan karya selalu menarik bagi dilakukan. Karena melahirkan pengalaman batin yang selalu baru. Namun yang paling menarik sampai saat ini, menurutnya, adalah ketika proses penulisan novel Carlos yang melibatkan penelitian tentang anjing dan anak istimewa penyandang Down Syndrome.

Berjiwa Merdeka dan Jujur

SELAIN memberi dampak secara finansial. Novel bagi Erin juga berdampak dalam pengambilan berbagai keputusan dalam hidup. Karya-karyanya memberi pengaruh cukup kuat. Selalu memberi ajaran moral atau kredo. Bahwa hidup itu tidak melulu hitam dan putih. Selalu saja ada hal lain yang tidak pernah kita duga dalam setiap peristiwa. Sehingga sebaiknya kita tidak lekas menghakimi siapapun dan apapun.

Perempuan yang lahir dan besar dari seorang ayah seniman, menjadikannya sebagai pribadi yang tangguh. Tidak pernah ada kata putus asa dalam kamusnya. Justru ketika dia mulai pesimis pada kehidupan, dunia menulis inilah yang selalu menyelamatkan dirinya.

Terpenting bagi dirinya, dan semestinya sebagai seorang novelis harus memiliki jiwa merdeka dan jujur. Setiap karya adalah cerminan sikap dan pandangan-pandangannya terhadap kehidupan. Jadi meskipun pemerintah belum banyak berkontribusi pada penulis. Dunia kepenulisan masih pemerintah anggap sebagai selingan yang tidak begitu berpengaruh pada pembangunan. Pengalaman dan pelajaranlah yang selalu ia dapatkan.

Ia mengemukakan bahwa Pemerintah adalah pihak yang seharusnya tidak mematikan ide, pendapat, dan karya rakyatnya. Sedangkan Negara sepatutnya memberi fasilitas dan ruang seluas-luasnya bagi rakyat untuk berkarya. Dan baginya, berproses melahirkan sebuah karya selalu membuat penggemar Ahmad Tohari ini ingin terus ada di bidang ini.

Dia menyadari, Semua orang bisa menjadi penulis, tanpa syarat. Namun diperlukan pendidikan seni yang dipandang sebagai pendukung diri seseorang dalam berproses sebagai novelis. Yang bisa menjadi pedoman bagi para penulis, khususnya dalam penentuan hak dan kewajiban penulis dalam negara.

Penulis dalam berkomunitas, tidak sepenuhnya mendukung dalam dunia kepenulisan. Karena, seorang penulis hanya bekerja seorang diri. Namun ketika karya sudah selesai dan perlu publikasi, perlu adanya kerja sama dengan berbagai pihak. Terutama penerbit dan jaringan pasar. Penulis juga membutuhkan orang lain dan komunitas. Sanggar seni menjawab kebutuhan tersebut untuk menunjang publikasi karyanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun