DALAM dunia kepenulisan, istilah novelis tak asing lagi didengar. Meskipun demikian, masih saja yang salah mengartikan novelis itu sendiri apa. Banyak persepsi mengenai pengertian novelis. Namun ada kesamaan esensi dari perbedaan tersebut. Novelis diartikan sebagai pengarang novel. Di mana, novel itu sendiri mengandung pengertian sebagai sekumpulan cerita yang dicetak, dikumpulkan lalu di bukukan.
Sedangkan KBBI sendiri memberi pengertian novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Rangkaian cerita yang biasanya ditangkap oleh novelis, dianggap penting, dan memiliki makna dalam kehidupan. Menghadirkan karangan namun seperti nyata dalam kehidupan.
Proses tersebut dilakukan melalui beberapa tahap penting, salah satunya riset. Riset ini sangat penting karena proses tersebut akan menghadirkan suatu yang nyata ke dalam novel. Seperti yang dilakukan oleh novelis Erin Cipta. Menurutnya, riset mutlak diperlukan dalam setiap kelahiran karya seni. Karna seni adalah hal masuk akal dan perlu dukungan data-data. Dan dengan riset, karya tulisannya menjadi logis, meskipun itu adalah karya fiksi. Riset membuat seniman lebih jujur dalam berkarya.
Dorongan Keluarga
DDIDIKAN keluarga, dari pengalaman sosial ketika bertemu dengan berbagai macam orang. Mengamati keadaan lingkungan, juga dari bacaan-bacaan yang dia konsumsi selama ini, mendorong dirinya untuk berkarya melalui novel.
Melalui novel dia merasa menemukan diri sendiri. Seluruh waktu dalam hidupnya selama ini menjadi latar belakang keputusannya menjadi novelis. Meskipun hambatan finansial sering sekali memaksa dirinya menghentikan proses kelahiran sebuah tulisan/buku. Karena waktu untuk menulis harus dibagi dengan bekerja di bidang lainya yang menghasilkan uang.
Meskipun apresiasi publik terhadap karya seni kepenulisan masih tergolong rendah. Namun masih cukup baik untuk bertahan. Di sana ia temukan kepuasan batin tersendiri ketika Pembaca dan Penerbit mengapresiasi tulisannya. Novelis yang memiliki pandangan bahwa 'tulisan-tulisannya adalah gambaran atas sikap dan pandangannya terhadap hidup dan lingkungan' bisa tetap menjadi penulis.
Proses Kreatif
NOVELIS yang selalu mengedepankan jiwa merdeka dan jujur dalam berkarya ini memulai proses menulisnya dari datangnya ide. Dari situ lalu ia mulai menyusun draft, melakukan riset, dan mengembangkannya menjadi sebuah tulisan utuh. Bagian terakhir, tentu saja mempublikasikannya dengan mengirim ke media, mengikuti lomba, atau memasukkan naskah ke penerbit buku.