Globalisasi tidak hanya terjadi di perkotaan. Di daerah pedesaan juga mulai terasa. Teknologi sudah banyak digunakan oleh masyarakat pedesaan. Selain itu, internet juga memengaruhi gaya hidup masyarakat yang berada di daerah tersebut.
Untuk mengimbangi hal tersebut, budaya dan kearifan lokal harus selalu dijaga. Hal ini bukan berarti menolak kemajuan zaman namun tetap bijak menyikapinya dengan menjaga budaya dan kearifan lokal tersebut.
Mengingat hal tersebut, SMK sebagai intitusi pendidikan diupayakan untuk melestarikannya. Program Studi Kecantikan salah satunya, salah satu program keahlian di SMK kelompok Pariwisata yang berusaha menjaga kearifan lokal tersebut.
Meskipun tidak secara langsung, apa yang dilakukan berusaha memiliki dampak positif di masyarakat. Salah satunya dengan memelajari rias pengantin sebagai kompetensi utama Tata Kecantikan. Lebih diperdalam lagi mengenai busana dan upacara adatnya.
Meskipun sebenarnya, materi tata rias pengantin tidak masuk Kompetensi Dasar Kecantikan, namun materi tersebut dikembangkan. Guna meningkatkan kesadaran dan kecintaan peserta didik akan budaya dan kearifan lokal yang dimiliki. Dimana kekayaan yang dimiliki tersebut tak kalah dengan budaya-budaya asing yang mulai 'merangsek' masuk ke masyarakat kita.
Pengembangan Pemelajaran
Guna mendukung pelestarian budaya dan kearifan lokal, SMK Negeri 3 Magelang Program Keahlian Tata Kecantikan memasukkan kompetensi Tata Rias Pengantin dalam pemelajaran Usaha Jasa Salon. Hal ini dikira tepat karena lulusan Kecantikan yang nantinya akan terjun di masyarakat, selain membuka salon, kebutuhan rias pengantin sangat banyak.
Rias pengantin yang sering diminati masyarakat, karena Magelang wilayah Jawa Tengah yang dekat dengan Yogyakarta, adalah Rias Pengantin gaya Solo dan Yogyakarta.Â
Rias pengantin lain yang sering diminta oleh masyarakat adalah rias pengantin Sunda Siger, Pengantin Muslim, dan Bridal.
Untuk itulah, Tata Kecantikan SMK Negeri 3 Magelang mengenalkan pada masyarakat mengenai usaha pelestarian budaya dan kearifan lokal tersebut melalui gelar karya.
Harapan Besar
Antusiasme masyarakat memaknai penerapan Tata Rias Pengantin masuk dalam pemelajaran menjadikan semangat tersendiri. Dengan demikian budaya lokal, di antaranya rias, busana, dan adat pernikahan gaya Solo dan Yogyakarta masih bisa diterima di masyarakat.
Selain itu, peserta didik membawa misi pelestarian budaya tersebut di masyarakat langsung. Dimulai dari sekolah hingga meraka terjun dalam dunia usaha salon.
Usaha pelestarian ini juga mendukung pogram pemerintah untuk membuka lapangan kerja dan mengentaskan pengangguran dari SMK yang dianggap masih banyak di Indonesia saat ini.
SMK Bisa!
Magelang, 25042019
-Ummi Azzura Wijana-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H