Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ajari Anak Bersikap Bijak terhadap "Salam Tempel" Lebaran

11 Juni 2018   22:57 Diperbarui: 11 Juni 2018   22:54 1031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. gresikkab.go.id

Lebaran tiba menjadi kebahagiaan seluruh ummat muslim di dunia. Di mana saat itulah seluruh ummat meraih kemenangan. Menjadi ummat yang bertaqwa setelah sebulan penuh berada di kawah candradimuka bulan ramadhan.

Mengenakan busana yang terbaik berbondong-bondong pergi ke lapangan dan masjid untuk melaksanakan sholat Idul Fitri. Tua muda mata berbinar dengan senyum bahagia. Anak-anak berlarian riang gembira sambut hari lebaran. Apalagi dengan baju baru untuk lebaran. Berasa tampil lebih gagah dan cantik ketika berjalan menuju tempat sholat Ied.

Anak-anak merasa kewajiban puasa selama bulan ramadhan telah selesai dilaksanakan. Dan pada hari lebaran saling memaafkan atas semua kesalahan. Bersimpuh di hadapan orang tua memohon maaf atas segala khilaf dan keselahannya. Di sana pula, anak-anak sering mendapat hadiah berupa uang lebaran dari orang tua dan sanak saudara.

Salam Tempel

Bagi sebagian orang, memberikan amplop, disebut uang fitrah di Jawa, merupakan budaya yang baik. Orang tua biasanya telah menyiapkan amplop berisi uang baru yang diberikan kepada anak-anak yang silaturahmi pada saat lebaran. Anak-anak memohon maaf dan orang tua dengan senang hati memberikan maafnya.

Pada saat memberikan maaf tersebut, orang tua tak hanya memberikan maaf. Pada kesempatan itu orang tua memberikan nasihat kepada anak-anak tersebut. Memberikan selamat atas lulusnya mereka menghadapi bulan ramadhan selama sebulan penuh.

Pemberian nasihat tersebut dirasa tepat karena saat itu di antara anak dan orang tua sudah bersih dari kesalahan karena sudah saling memaafkan. Dengan hati bersih tersebut, orang tua menasihati anak dengan baik lagi bijak. Sedangkan anak juga mau menerima dengan baik apa yang dinasihatkan tersebut.

Nasihat sudah diberikan, kemudian orang tua memberikan amplop berisi uang baru kepada anak-anak tersebut. Sebutannya bermacam-macam, ada yang menyebutnya 'fitrah', salam tempel, dan lain sebagainya. Malah ada yang menyebut angpao, meminjam istilah kebudayaan orang China.

Anak-anak menerima uang tersebut dengan senang hati. Sampai-sampai sebelum berangkat silaturahmi mereka sudah menyiapkan dompet sebagai tempat amplop yang diberikan oleh para orang tua yang mereka kunjungi. Bermimpi mendapatkan amplop yang banyak dari orang tua yang mereka kunjungi

Besaran uang yang diberikan tergantung kemampuan. Ada yang pecahan dua ribuan, lima ribuan, sepuluh ribuan, hingga seratusan ribu. Semakin banyak anak yang bersilaturahmi semakin banyak uang yang diberikan. Pun demikian, para orang tua tak pernah menghitung berapa banyak yang telah diberikan.

Makna Di balik Salam Tempel

Sebagai bentuk pembelajaran, memang sebaiknya orang tua tak menjanjikan uang sebagai imbalan kepada anaknya saat menyelesaikan puasa. Karena dengan janji tersebut menjadikan niat puasanya bias, mengandung ketidak ikhlasan. Namun pemberian salam tempel saat lebaran digunakan sebagai bentuk penghargaan atas usaha keras yang sudah dilakukan oleh anak-anak selama puasa.

Orang tua lebih pada niat bersedekah kepada anak-anak. Membahagiakan mereka dengan cara berbagi rejeki. Dengan demikian orang tua juga merasa berbahagian saat anak-anak menerima kebahagiaan yang mereka bagikan kepada mereka.

Sebagian orang menganggap salam tempel tidak perlu karena tidak mendidik. Pendapat itu tidak salah, hanya saja tergantung niat awalnya seperti sudah disampaikan di muka. Apalagi jika pemberian tersebut hanya digunakan untuk riya atau menyombongkan diri. Tentu saja pemberian tersebut hanya bernilai pemberian sebagai bentuk kesombongan di mata manusia, derajat tinggi di dunia. Namun tak bernilai ibadah di mata Allah SWT.

Selain untuk berbagi rejeki, salam tempel ini adalah bentuk berbagi kebahagiaan yang dirasakan ummat muslim yang telah mencapai kemenangan di hari lebaran 1 Syawal. Bagi yang mampu maupun yang kurang mampu dengan adanya berbagi ini akan menimbulkan kebahagiaan yang sama. Menjadikan ketimpangan semakin sempit keberadaannya. Asal pemberian berupa salam tempel tersebut dimaknai secara positif.

Ajak Anak Bijak Mengenal Salam Tempel

Salam tempel yang sudah membudaya, sekali lagi baik jika dijalankan dengan niat baik pula. Sebagai orang tua tentunya juga menyampaikan dengan bijak mengenai salam tempel. Jangan sampai niat anak melenceng dari niat silaturahmi. Tidak niat silaturahmi dan minta maaf tapi hanya mengharapkan pemberian salam tempel dari orang yang dikunjungi.

Kenalkan anak tentang salam tempel dan makna di baliknya. Bahwa salam tersebut merupakan berkah ramadhan. Berkah bagi mereka yang telah melaksanakan ibadah dengan baik selama sebulan penuh di  bulan ramadhan. Dengan penjelasan tersebut diharapkan anak akan lebih banyak bersyukur dan memiliki semangat baru untuk melaksanakan ibadah ramadhan tahun berikutnya.

Anak diajarkan bagaimana berterima kasih. Selain bersyukur atas berkah ramadhan yang diterima, anak juga diajarkan mampu mengucapkan terima kasih kepada orang yang memberikan salam tempel tersebut. Ucapan terima kasih tersebut melatih sopan santun anak dan rasa percaya diri saat berada di luar lingkungan keluarga. Tentunya mampu menempa mental anak menjadi lebih baik lagi.

Damping anak dalam menggunakan uang hasil pemberian selama silaturahmi lebaran. Berikan kebebasan kepada mereka untuk mengekspresikan diri. Hargai pilihan mereka dengan memberikan alternatif pilihan positif dalam menggunakan uang tersebut. Mengarahkan pada hal-hal yang bermanfaat dan tidak mudah habis. Sehingga hasilnya lebih bermakna dan bermanfaat. Di sini, anak juga dilatih mengatur keuangannya dengan pendampingan orang tua.

Alternatif Hadiah Lebaran

Jika ada pandangan lain bahwa salam tempel kurang mendidik, bisa menggunakan alternatif lain dalam memberikan hadiah kepada anak-anak. Hadiah tersebut berupa sepaket perlengkapan sekolah. Mengingat setelah lebaran, sekolah segera dimulai, alat sekolah ini pasti sangat bermanfaat bagi anak.

Al Qur'an tentunya menjadi pemberian istimewa. Dengan pemberian ini anak lebih bisa meningkatkan kemampuan membaca Al Qur'annya. Tentu saja hadiah ini menjadi amal jariyah bagi si pemberi. Dengan dibaca setiap saat, pahala pembaca Al Qur'an akan mengalir pula kepada si pemberi hadiah.

Untuk meningkatkan minat baca, hadiah buku adalah paling tepat untuk diberikan. Bagi mereka yang suka membaca tentu sangat senang mendapatkannya. Bagi yang belum suka membaca menjadi termotivasi untuk membaca buku tersebut. Buku menjadi hadiah tak kalah istimewa bukan?

Satu lagi, kartu ucapan. Kartu ucapan selamat lebaran yang jarang dijumpai anak-anak zaman sekarang dapat diberikan kepada mereka. Ucapan tak hanya sekadar ucapan selamat lebaran namun bisa ditulis kata-kata motivasi agar ibadah ramadhan berikutnya bisa lebih baik lagi. Hal ini pasti sangat menarik.

Dengan niat yang baik dan cara pandang positif, salam tempel dan pemberian hadiah akan baik pula kemanfaatannya. Sebagai orang tua yang memberikan menjadi ajang sedekah dan berbagi. Sedang anak berlatih untuk terus bersyukur dan mampu mengucapkan terima kasih. Dengan bersyukur anak diharapkan mampu meningkatkan ibadahnya di kemudian hari terutama saat ramadhan tiba di tahun berikutnya. (Ummi Azzura Wijana)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun