'Long' kami bunyi. Tapi apa yang terjadi, api arahnya berbalik. Menjilat muka saya, tapi tidak sampai terluka. Hanya saja, rambut alis dan bulu mata saya habis terbakar terjilat api. Hahahaha, kalau ingat masa itu saya jadi tertawa sendiri. Kamipun tidak kapok, main 'long bumbung', mainan tetap dilanjutkan.
Budaya 'Golek Apem'
Meski kami masih kecil, main dengan menghabiskan tenaga dan tenggorokan kering, puasa kami bisa sampai hari terakhir. Pada saat hari terakhir ini, biasanya kami sudah berkumpul bersama teman kecil saya. Sambil membawa tas plastik, kami siap beraksi.
Aksi apa itu? Yaitu aksi 'golek apem'. Apem adalah penganan yang waktu itu hanya dimasak saat lebaran saja. Sehari sebelum lebaran sudah siap. Setiap rumah menyediakan apem untuk dibagi-bagi pada anak-anak.
Anak-anak kecil berkeliling dari rumah ke rumah untuk minta apem. Jika beruntung, ada tuan rumah yang memberikan uang sebagai hadiah telah selesai melaksanakan puasa.
Jika saat ini anak-anak tak terpenjara dalam kotak android, 20 tahun lagi mungkin mereka akan dapat menceritakan kembali kenangan masa kecilnya.
Sayang sekali, teknologi pelan-pelan menghapus dunia anak-anak yang asyik dan menyenangkan. Mungkin ada sedikit usaha untuk mengembalikan permainan-permainan kreatif anak agar tak melulu di depan gadged dengan main game. Sejenak mari kita jauhkan anak-anak dari gadged, dan mengajak mereka bermain di luar rumah yang nyata dan lebih indah. (Ummi Azzura Wijana)