Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Lakukan Empat Hal Ini untuk Menjaga Stamina Selama Puasa

18 Mei 2018   16:53 Diperbarui: 19 Mei 2018   11:20 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gizi Seimbang. Sumber: netralnews.com

Pada bulan Ramadhan, segala sesuatu yang baik insyaa Allah dinilai sebagai ibadah. Jangankan perbuatan baik, tidur saja dinilai ibadah. Tapi ingat, meskipun baik, tidak boleh berlebihan tidur selama bulan ramadhan, terutama di waktu siang saat berpuasa. Pasalnya, jika terlalu banyak tidur, aktivitas jadi terganggu. Menjadi seseorang yang kurang produktif.

Bermalas-malasan saat puasa, mata rasanya ingin tidur terus. Pada saat itulah kita bisa berjalan keluar. Melihat lingkungan di sekitar kita. Melihat pemandangan yang hijau seperti sawah, gunung yang biru dan lingkungan masyarakat sekitar. Para pedagang di pasar dengan kondisi puasa tetap menjalankan rutinitas berdagangnya. Karyawan bangunan berpanas-panas menjalankan pekerjaan dengan penuh semangat.

Ada pula sopir dan kernet kendaraan umum yang tanpa lelah menjalankan kendaraannya demi masyarakat umum dan untuk menafkahi keluarga. Dari situ pasti akan timbul semangat baru dalam menjalankan puasa.

Lalu bagaimana jika kondisi badan tetap lemas dan tidak bersemangat. Di mana pada saat sahur dan buka sudah mengonsumsi makanan yang cukup. Semangat dari luar dengan melihat lingkungan juga sudah dilakukan. Selain itu niat puasa telah diucapkan untuk sebulan penuh.

Setiap kali sahur juga mengucapkan niat puasa sehari penuh. Nah, di sini perlu kita lihat, apakah ada yang salah dengan pola puasa kita? Atau makanan yang dimakan kurang tepat?

Makan Secukupnya dengan Gizi Seimbang

Pada saat makan sahur dan buka puasa, diusahakan tidak berlebihan. Jangan sampai memiliki anggapan bahwa dengan makan dalam porsi banyak akan menggantikan tenaga saat tidak makan pada pagi dan siang hari yang hilang karena puasa. Justru makan yang berlebihan akan mengakibatkan lambung tidak bisa menerima makanan dengan baik.

Pada saat perut kosong seharian, jika diisi dengan makanan hingga penuh tanpa perhitungan akan mengakibatkan lambung kurang sehat. Seharusnya tetap ada pola makan yang baik dengan membagi kemampuan lambung. Sepertiga makanan, sepertiga air, dan sepertiga udara. Dengan demikian lambung akan terjaga dengan baik selama puasa di bulan ramadhan.

Gizi Seimbang. Sumber: netralnews.com
Gizi Seimbang. Sumber: netralnews.com
Ada yang mengatakan, makan tidak berlebihan tapi tetap lemas selama puasa. Makan secukupnya terbutkti baik, dengan memerhatikan menu makanannya. Asupan makan selama puasa harus seimbang. Memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan juga sayuran.

Pada saat buka dan sahur, banyak orang menyediakan menu yang cepat saji. Misalnya banyak protein dan karbohidrat tanpa diimbangi dengan buah dan sayur. Sehingga kebutuhan tubuh tidak terpenuhi.

Lebih baik menu benar-benar dibuat jadwal dengan memenuhi kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh. Dengan demikian kebutuhan tubuh akan gizi menjadi seimbang. Keluhan lemas dan kurang bertenaga selama puasa bisa diminimalisir.

Jaga Stamina Selama Puasa

Ada beberapa saran agar puasa tetap bertenaga dan penuh kreativitas tanpa terganggu aktivitasnya. Aktivitas tetap dilakukan seiring sejalan dengan ibadah puasa.

Pertama, makan dan minum secukupnya dengan porsi seperti saat tidak puasa. Puasa hanya memindahkan makan yang semula siang hari menjadi malam hari. Di mana biasanya tiga kali sehari, pagi, siang, dan malam. Diubah menjadi sore dan subuh. Jadi porsi dan menu makan tetap, tidak diubah.

Kedua, tetap minum sesuai kebutuhan tubuh yaitu 8 gelas sehari. Karena waktu malam terpotong tidur, minum bisa diatur. Satu gelas saat buka puasa sebelum sholat maghrib, satu gelas sebelum makan. Makan dilakukan setelah melaksanakan sholat maghrib. Minum gelas ketiga diminum saat selesai makan.

Setelah itu gelas keempat diminum pada saat akan berangkat sholat tarawih. Dan gelas kelima sepulang dari tarawih. Masih tersisa tiga gelas diminum satu gelas bangun tidur, sebelum makan sahur, dan satu gelas setelah makan sahur menjelang imsyak. Jika hal itu disiplin dilakukan, kebutuhan tubuh akan air dapat terpenuhi. Tidak akan terjadi dehidrasi selama menjalankan puasa.

Satu hal lagi yang perlu diperhatikan, minum madu dapat menjadi tambahan stamina selama menjalankan puasa. Madu murni dicampur dengan air hangat akan membantu tubuh tetap vit selama menjalankan ibadah puasa. Madu bisa menjadi pengganti multivitamin yang mengandung bahan kimia.

Madu. Sumber: arenawanita.com
Madu. Sumber: arenawanita.com
Ketiga, tidur harus berkualitas. Tidur berkualitas bukan masalah berapa lama tidurnya namun seberapa nyenyak saat tertidur. Diusahakan jam 11 malam sudah tidur sehingga bisa bangun cepat tidak kesiangan. Misalnya bangun jam 2 atau jam 3.

Jika dilihat jumlah jam, tidur tidak lama. Namun saat bangun akan segar kembali jika tidur secara berkualitas. Dengan cara apa, yaitu tidur dengan menyerahkan diri kepada Allah atas jiwa raga yang dititipkan kepada kita. Selain itu tetap berdoa dan optimis bangun esok untuk menjalankan ibadah puasa.

Keempat, jangan tidur usai sahur. Dengan tidur sesaat setelah sahur atau selesai sholat subuh akan menyedot energi. Sehingga pada saat bangun tubuh menjadi lemas dan tak memiliki semangat.

Tidur usai sahur secara ilmu kesehatan mengakibatkan bakteri jahat menyerang lambung, mengakibatkan liver kurang sehat. Dikatakan juga akan menyebabkan kanker. Daripada tidak sehat lebih baik setelah sahur menunggu waktu subuh dan dilanjutkan sholat subuh.

Saat selesai subuh juga diusahakan jangan tidur. Setelah subuh adalah waktu yang paling bagus untuk berolah raga. Meskipun puasa tetap harus berolah raga. Olah raga tidak perlu olah raga yang berat, tetapi yang ringan saja. Selain untuk menjaga stamina, kondisi tubuh akan tetap sehat. (Ummi Azzura Wijana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun