Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Puasa, Sembunyikan Amal Sedalam-dalamnya

16 Mei 2018   18:41 Diperbarui: 16 Mei 2018   18:47 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: arrisalah-buletinjumat.blogspot.com

Tinggal menghitung jam, puasa Ramadhan tahun ini akan segera dimulai. Setiap muslim pasti sudah memiliki banyak rencana. Termasuk jadwal kegiatan ibadah yang akan dilakukan saat Ramadhan. Mulai dari kegiatan fisik maupun rohaniyah.

Misalnya saja dengan memiliki rencana untuk puasa sebulan penuh tanpa satu haripun terlewat. Membuat jadwal kapan harus aktivitas fisik dan kapan harus melakukan kegiatan rohani. Meskipun tidur sekalipun berpahala, kegiatan lain pasti akan lebih berpahala.

Banyak target yang ingin dicapai selama bulan ramadhan, layaknya muslim yang tidak mau menyia-nyiakan kesempatan bulan yang hanya ada satu kali kesempatan datang selama setahun. Target secara bertahap dapat disusun sesuai kemampuan masing-masing pribadi kaum muslim.

Target Bulan Ramadhan

Secara fisik, selama bulan ramadhan dapat ditetapkan target puasa selama sebulan penuh. Dalam menjalankan puasa dilakukan dengan penuh khusyuk dan keikhlasan. Menahan lapar dan dahaga. Mengurangi aktivitas yang tak bermanfaat. Digantikan dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat baik bagi sendiri maupun bagi orang lain.

Selain puasa menahan lapar dan dahaga, harus diimbangi dengan menahan nafsu. Nafsu ini tak hanya nafsu menahan lapar dan dahaga, namun nafsu duniawi dan badaniah ataupun rohaniyah secara keseluruhan. Sehingga terjadi keseimbangan jasmani dan rohani bagi ummat muslim yang sedang menjalan ibadah ramadhan.

Seperti yang telah diriwayatkan, bahwa membaca Al qur'an diberikan pahala dalam setiap huruf yang dibaca. Apalagi selama bulan ramadhan setiap amalan dilipat gandakan. Untuk itu target yang selanjutnya harus banyak membaca Al Qur'an.

Ibadah lain adalah dengan memerbanyak sedekah. Sedekah bagi sesama yang menjalankan puasa, pahalanya sama dengan orang yang menjalankan puasa. Apalagi muslim yang sedang menjalankan puasa. Pahala akan berlipat, yaitu pahala puasa sendiri dan pahala memberikan sedekah bagi orang lain yang sedang puasa.

Pun demikian, sedekah tak dibatasi bagi muslim lain yang sedang berpuasa. Sedekah bisa dilakukan untuk siapapun yang membutuhkan, justru disitulah keimanan seseorang sedang diuji. Diuji secara materi dan batiniah dalam hal keikhlasan hati dalam berbagi dan memberi kepada sesama. Baik dalam keadaan kecukupan maupun kekurangan.

Puasa Sekadar Mengharap Pahala?

Bulan ramadhan adalah bulan yang istimewa. Sekali lagi, kegiatan baik akan diberikan imbalan pahala. Pun demikian, ibadah selama bulan ramadhan tak sekadar mengharap imbalan pahala dari Allah SWT. Jika bulan ramadhan tak ada apakah sebagai ummat muslim akan berhenti untuk melakukan ibadah? Tentu tidak bukan.

Terlihat mata, ibadah ramadhan adalah puasa menahan lapar dan dahaga, sholat tarawih di malam hari, banyak membaca Al Qur'an, dan banyak sedekah. Namun hakikatnya, ibadah tidak sekadar mengharap pahala namun mengharap ridha dari Allah SWT.

Dengan berharap ridha dari Allah SWT insyaa Allah segala amalan itu akan dilakukan dengan penuh keikhlasan tanpa menghitung-hitung berapa banyak pahala yang telah didapatkan selama beribadah di bulan Ramadhan. Bukankah Allah SWT tak pernah menghitung apa yang diberikan kepada ummatnya? Sebagai manusiapun kita tak pernah bisa menghitung berapa banyak nikmat yang telah dikaruniakan kepada kita semua.

Untuk menghindari perhitungan pahala tersebut ada baiknya segala macam ibadah hanya kita tunjukkan kepada Allah SWT dan kita saja yang tau. Tak perlu ditunjukkan kepada orang lain, penilaian orang lain.

Karena Allah tidak melihat seberapa besar ibadah yang ditunjukkan manusia di dunia ini. Namun seberapa besar ketaqwaan ummat terhadap Allah SWT. Seperti apa yang dijanjikan Allah kepada ummat muslim, bahwa hadiah ibadah ramadhan adalah la'allakum tattaqun. (Ummi Azzura Wijana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun