Setiap orang menginginkan kesuksesan dalam hidupnya. Baik itu sukses secara materi maupun immateri. Sebagian orang bahagia dengan kesuksesan dalam pekerjaan dan karirnya. Sebagian lain bahagia dengan lengkapnya anggota dalam keluarga, dan lain sebagainya. Namun bagaimana jika bahagia itu semu, bahagia yang diciptakan hanya sekadar mengharapkan pujian dari orang lain.Â
Menginginkan sebuah pencapaian kesuksesan 'seperti' yang dicapai oleh orang lain. Jika pencapaian itu dilakukan dengan sebuah proses tentu akan menghasilkan kesuksesan dan kebahagiaan yang sebenarnya. Namun bagaimana jika kesuksesan itu semu, hanya karena ingin dilihat 'wah' oleh orang lain.
Sikap seperti di atas disebut dengan Social Climber. Seperti yang dilansir Kaskus, orang yang memiliki kelainan social climber adalah orang-orang yang menggunakan segala cara supaya bisa diterima oleh orang-orang yang memiliki status sosial yang lebih tinggi. Orang-orang seperti ini termasuk memiliki kelainan soiologis dan psikologis. Mengharapkan hasil yang instan tanpa memedulikan proses kerja keras.
Baru-baru ini orang dengan kasus social climberini bermunculan bahkan menjadi viral. Sebagai contoh ada sebuah usaha suami istri bidang tour dan umroh. Dengan membohongi masyarakat yang ingin umroh, uang diselewengkan untuk berfoya-foya dan bersenang-senang. Ada lagi artis yang diketahui memiliki banyak barang mewah dan harta berlimpah ternyata semua hanya barang sewaan saja, namun sudah terlanjur dipamerkan kepada publik tentang apa yang dimiliki. Hingga akhirnya tak seberapa lama apa yang menjadi kebohongan publik tersebut terbongkar juga.
 Social Climber
Sebenarnya di sekitar kita, lingkungan tak jauh dari kehidupan kita banyak orang yang mengidap kelainan social climberini. Namun baru kita sadari setelah mengetahui dalam waktu yang lama. Lalu apa saja yang menjadi ciri-ciri orang dengan kelainan social climber.
Membeli Barang Mewah.
Untuk menjaga image orang dengan kelainan social climber dengan segala usaha membeli barang mewah untuk penampilannya. Tanpa memedulikan didapat dari mana, apakah hasil dari jerih payah atau bersumber dari mana. Kadang-kadang tidak sesuai dengan income orang tersebut. Akhirnya membeli barang-barang tersebut dengan cara berhutang atau kredit.
Barang-barang mewah tersebut adalah barang-barang yang memiliki merk terkenal. Banyak digunakan oleh orang kaya, orang dengan status sosial highclass. Dengan harapan status sosialnya naik menyamai orang yang menggunakan barang-barang mewah dengan merk yang sama tersebut. Kemudian bergaul dengan orang-orang yang memiliki barang yang sama tersebut dalam satu komunitas. Barang-barang yang biasa dibeli seperti rumah, mobil, sepatu, tas, baju, assesories, dan lain sebagainya.
Barang Mewah Sewaan
Ada lagi trik yang dilakukan bagi orang dengan kelainan social climber. Untuk dapat dibaiat menjadi orang yang memiliki status sosial tinggi mereka menyewa barang mewah. Barang-barang mewah yang disewa tersebut kemudian dipamerkan dan diakui menjadi hak miliki. Dengan memamerkannya, orang akan lebih percaya diri dan tidak minder bergaul.
Penampilan ter Up to dateÂ
Selain barang mewah, ada lagi yang menjadi kebiasaan orang dengan kelainan social climber. Segala sesuatu yang sedang up to date digunakan semua. Baik itu dalam bentuk properti, mobil, perhiasan, hingga baju dan hal-hal yang berbau kecantikan diri. Misalnya saja baju merk terbaru, tas terbaru, make up teranyar, dan lain sebagainya. Hal ini dilakukan supaya tidak dikatakan ketinggalan jaman, menjadi orang zaman now. Dengan melakukan hal itu, mereka merasa bahagia dan juga bangga.
Pamer di Media Sosial
Kehidupan orang dengan kelainan social climber tak akan jauh dari media sosial. Untuk melegimitasi dirinya memiliki status sosial yang tinggi mereka memamerkan dengan apa yang mereka miliki. Misalnya saja menggunakan barang-barang bermerk dan terbaru, buru-buru diprotret dan diunggah di media sosial. Makan di restoran yang terkenal, sebelum makan dipotret lalu diunggah dengan memerlihatkan dirinya dengan makanan sekaligus merk terkenal tersebut. Dengan begitu segala apa yang dia miliki dan dia lakukan diketahui orang banyak.
Selain di media sosial mereka berusaha menunjukkan barang baru yang dimiliki kepada teman dan orang-orang yang ada disekitarnya. Mencari perhatian dengan barang yang dimiliki tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendapat pujian bahwa dia mampu memiliki dan membeli barang tersebut.
Sebenarnya apa yang mendasari mereka melakukan hal ini dengan mengorbankan harga diri tanpa mementingkan proses dan kerja keras untuk mencapainya. Pertama, mereka melakukan ini demi sebuah pengakuan status sosial. Pengakuan sosial tersebut menjadikan lebih percaya diri dan tidak minder. Kesombongan yang dilakukannya menjadikannya dihargai oleh orang lain
Kedua, Takut tidak diterima lingkungan. Mereka takut keberadaannya yang tak seperti komunitasnya menjadikan dirinya tidak diterima. Sesungguhnya hal tersebut merupakan sikap apriori yang timbul dalam pikiran orang tersebut. Social climber sebenarnya memiliki sikap percaya diri yang rendah. Dengan melakukan hal tersebut dia baru memiliki rasa percaya diri yang tinggi.
Ketiga, Tidak percaya diri. Jelas. Orang social climbertidak memiliki percaya diri yang tinggi. Dia akan percaya diri saat menggunakan apa yang bermerk dan terkenal serta diakui publik. Pada dasarnya orang tersebut memiliki sifat rendah diri.
Â
Social climber bisa terjadi pada laki-laki maupun perempuan. Terbentuk dari lingkungan dan juga didikan orang tua. Jika sedari kecil orang tua mengajarkan materi oriented, maka sampai besarpun sifat ini akan melekat pada orang tersebut. Sebagai contoh kecil, orang tua memaksakan anak menggunakan baju resmi atau sepatu pada saat menghadiri sebuah acara, padahal anak ingin menggunakan baju favoritnya yang membuat dia nyaman.Â
Namun tidak diijinkan orang tuanya, di mana orang tua sering mengatakan baju atau sepatu tersebut kurang bagus dan tak pantas digunakan. Di sinilah orang tua sangat berperan membentuk karakter anak hingga dewasa. Sehingga anak tak memiliki kepercayaan diri dan memiliki kelainan social climber.
Selain itu lingkungan juga berperan besar dalam membentuk seseorang memiliki kelainan social climber.Orang yang selalu bergaul dengan kalangan jet set, akan ikut terpengaruh juga. Padahal belum tentu kemampuan bisa menyamai. Dalam hal ini, pergaulan memang tidak mengkotak-kotakkan harus sama kemampuannya, namun setiap orang harus pandai-pandai menyikapi. Misal seseorang dengan kemampuan biasa bebas bergaul dengan kalangan apapun dan siapa saja, namun itu sebatas pergaulan bukan untuk meniru gaya yang dilakukan kelompok tersebut.Â
Â
Mengingat social climberini merupakan kelainan sosiologis dan psikologis, bisa dikatakan orang yang mengalami ini mengidap Penyakit Kejiwaan. Hal ini disebabkan karena orang tersebut tidak berperilaku sebagaimana dirinya sendiri. Tapi melakukan apa yang dilakukan orang lain supaya sama. Ciri-ciri orang yang memiliki kelainan tersebut akan terlihat 1) Gelisah. Dia akan gelisah setiap saat. Apalagi setiap komunitasnya terlihat menggunakan barang bermerk tertentu. Akan susah saat temannya menggunakan barang yang lebih baik dari dirinya. Gelisah untuk mencari jalan keluar bagaimana memenuhi keinginannya untuk memiliki barang tersebut.
2) Takut miskin. Mereka akan takut miskin. Makanya mereka suka memamerkan apa yang dimiliki. Dalam kehidupannya selalu materi oriented. Tidak pernah menghargai orang-orang di sekitarnya yang kehidupannya berada di bawahnya.
3) Minder. Dalam kesehariannya dia akan memiliki sifat minder. Sifat minder ini akan dialami saat apa yang dimiliki tak bermerk. Apa yang dimakan bukan dari restoran terkenal. Barang-barang yang dimiliki tak mewah. Tingkat kepercayaan dirinya rendah.
Kelainan social climber ini sangat membahayakan. Sebab mereka bisa melakukan apa saja dengan melakukan perbuatan negatif. Dalam skala besar, orang yang memiliki kedudukan, untuk bisa dikatakan 'wah', mereka akan melakukan korupsi. Dengan usaha instant, mereka melakukan penipuan terhadap orang lain. Tidak hanya kepada orang yang tak dikenal, orang-orang terdekat seperti saudara, teman, dan sahabat bisa jadi korbannya. Lebih parah lagi mereka akan melakukan kejahatan seperti pemerkosaan, perampokan, hingga pembunuhan.
Kelainan ini sebenarnya bisa diobati. Obat yang paling manjur adalah Sabar dan Syukur. Dengan dua hal tersebut akan menjadikan orang lebih giat bekerja dan kerja keras. Selalu mensyukuri apa yang dimiliki dan selalu sabar untuk mencapai apa yang ingin dimiliki tanpa terburu-buru. Selain itu segala sesuatu yang dimiliki karena kebutuhan bukan karena ingin dipamerkan. (Ummi Azzura Wijana)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H