Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Social Climber", Penyakit Kejiwaan agar Terlihat Kaya

8 April 2018   15:08 Diperbarui: 8 April 2018   15:19 4300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suka Pamer. Sumber gambar: gaptekinfo.info

Selain itu lingkungan juga berperan besar dalam membentuk seseorang memiliki kelainan social climber.Orang yang selalu bergaul dengan kalangan jet set, akan ikut terpengaruh juga. Padahal belum tentu kemampuan bisa menyamai. Dalam hal ini, pergaulan memang tidak mengkotak-kotakkan harus sama kemampuannya, namun setiap orang harus pandai-pandai menyikapi. Misal seseorang dengan kemampuan biasa bebas bergaul dengan kalangan apapun dan siapa saja, namun itu sebatas pergaulan bukan untuk meniru gaya yang dilakukan kelompok tersebut. 

 

Mengingat social climberini merupakan kelainan sosiologis dan psikologis, bisa dikatakan orang yang mengalami ini mengidap Penyakit Kejiwaan. Hal ini disebabkan karena orang tersebut tidak berperilaku sebagaimana dirinya sendiri. Tapi melakukan apa yang dilakukan orang lain supaya sama. Ciri-ciri orang yang memiliki kelainan tersebut akan terlihat 1) Gelisah. Dia akan gelisah setiap saat. Apalagi setiap komunitasnya terlihat menggunakan barang bermerk tertentu. Akan susah saat temannya menggunakan barang yang lebih baik dari dirinya. Gelisah untuk mencari jalan keluar bagaimana memenuhi keinginannya untuk memiliki barang tersebut.

2) Takut miskin. Mereka akan takut miskin. Makanya mereka suka memamerkan apa yang dimiliki. Dalam kehidupannya selalu materi oriented. Tidak pernah menghargai orang-orang di sekitarnya yang kehidupannya berada di bawahnya.

3) Minder. Dalam kesehariannya dia akan memiliki sifat minder. Sifat minder ini akan dialami saat apa yang dimiliki tak bermerk. Apa yang dimakan bukan dari restoran terkenal. Barang-barang yang dimiliki tak mewah. Tingkat kepercayaan dirinya rendah.

Kelainan social climber  ini sangat membahayakan. Sebab mereka bisa melakukan apa saja dengan melakukan perbuatan negatif. Dalam skala besar, orang yang memiliki kedudukan, untuk bisa dikatakan 'wah', mereka akan melakukan korupsi. Dengan usaha instant, mereka melakukan penipuan terhadap orang lain. Tidak hanya kepada orang yang tak dikenal, orang-orang terdekat seperti saudara, teman, dan sahabat bisa jadi korbannya. Lebih parah lagi mereka akan melakukan kejahatan seperti pemerkosaan, perampokan, hingga pembunuhan.

Kelainan ini sebenarnya bisa diobati. Obat yang paling manjur adalah Sabar dan Syukur. Dengan dua hal tersebut akan menjadikan orang lebih giat bekerja dan kerja keras. Selalu mensyukuri apa yang dimiliki dan selalu sabar untuk mencapai apa yang ingin dimiliki tanpa terburu-buru. Selain itu segala sesuatu yang dimiliki karena kebutuhan bukan karena ingin dipamerkan. (Ummi Azzura Wijana)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun