Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menumbuhkan Minat Baca Melalui Dongeng

21 Maret 2018   09:25 Diperbarui: 21 Maret 2018   13:00 973
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menumbuhkan Minat Baca Melalui Dongeng. Foto: theasianparent.com

Perlu ditinjau mengapa minat baca sangat kecil. Dari segi perbukuan, saat ini buku anak-anak sangat sedikit. Padahal anak-anak yang banyak mengunjungi perpustakaan sekolah. Buku anak-anak jumlahnya tak sebanding dengan jumlah pertumbuhan anak saat ini.

Selain itu, banyak orang tua yang memberikan buah tangan selain buku. Orang tua lebih sering memberikan buah tangan mainan (meskipun tak selamanya negatif). Terkadang oleh-oleh makanan yang langsung habis. Orang tua kurang mendapat informasi bahwa buku adalah investasi pengetahuan jangka panjang. Karena dengan membaca anak memiliki tabungan pengetahuan lebih dibanding dengan anak yang tak pernah membaca.

Kaitannya dengan buku, terutama buku cerita, erat dengan kegiatan mendongeng. Saat anak belum memiliki keinginan untuk membaca, tugas orang tualah untuk membacakan untuk anak-anaknya.  Dengan begitu anak memiliki ketertarikan untuk membaca.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah dengan meletakkan buku di setiap sudut ruang rumah. Baik itu di ruang tamu, ruang keluarga, dan paling penting ruang belajar. Harapannya anak akan tertarik melihat dan akhirnya membaca buku. Yang jelas, buku anak-anak harus disediakan.

Manfaat Membaca dan Mendongeng

Pengalaman yang saya alami, saat anak saya suka melihat televisi anak cenderung berperilaku mencontoh. Perilakunya seperti tontonan dalam televisi. Hal ini sangat memrihatinkan. Berperilaku kurang sopan dan kadang sangat keras kepala. Mengingat tontonan televisi banyak yang sangat kurang mendidik. Orang tua harus sangat ekstra mendampingi anak saat melihat acara televisi.

(sumber gambar: kaskus.co.id)
(sumber gambar: kaskus.co.id)
Berdasar pengalaman itu, akhirnya sejak anak kelas 4 SD Televisi saya matikan. 24 jam sehari, 7 hari seminggu tanpa televisi. Sungguh berat untuk anak-anak. Adaptasi tanpa televisi sangat sulit. Seminggu pertama setiap hari menangis. Hingga kurang lebih sebulan baru bisa reda tangisnya. Akhirnya, buku sebagai pelariannya. Di sekolah sering ke perpustakaan, pulang masih membawa buku pinjaman. Untuk dibaca saat di rumah tanpa televisi.

Berangsur-angsur sikap mulai berubah, lebih lembut dan banyak diam. Sering menghabiskan waktu untuk membaca. Namun dari segi anggaran mungkin akan memerlukan budget lebih besar. Amsalnya, setiap bepergian oleh-olehnya harus buku. Setiap ke toko buku harus beli buku lebih dari satu. Apalagi diketahui umum, harga buku anak tak murah. Namun demi anak, orang tua merelakannya demi masa depan anak.

Kegemaran membaca itu akhirnya akan berbuah manis. Anak-anak akan memiliki pengetahuan umum lebih cepat dibanding temannya yang tidak suka membaca. Imajinasinya juga bertambah luar biasa. Dengan banyak membaca dia menjadi bisa menulis dengan imajinasinya. Minat baca berbanding lurus dengan minat menulis.

Puisi Anak Kelas 3 SD. Foto: Ummi Azzura
Puisi Anak Kelas 3 SD. Foto: Ummi Azzura
Untuk anak-anak pra sekolah yang dibacakan dongeng oleh orang tuanya juga akan berbeda dengan anak yang tak pernah didongengkan. Bisa kita lihat dalam film luar negeri. Seorang bayi bisa memertahankan diri saat jauh dari ibu dan pengasuhnya karena dari dongeng. Hal ini menjadi sebuah pembelajaran bahwa dongeng sangat memengaruhi pembentukan pola pikir anak.

Dampak langsung yang bisa dilihat ketika anak sering diceritakan dongeng adalah:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun