Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Kasih Sayang Keluarga Membentuk Pribadi Tangguh

15 Maret 2018   21:17 Diperbarui: 16 Maret 2018   09:07 1526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga kecil akan semakin bahagia saat kehadiran buah hati mewarnai hari-hari. Semula hanya berdua menjadi ramai saat mereka datang sebagai anugerahNya. Ibu dan ayah akan mulai disibukkan dengan mengurus dan bermain bersama  mereka. Kelelahan saat bekerja tetiba akan hilang saat senyum merekah mereka menyambut kedatangan ayah ibu di depan pintu.

Begitulah, awal kehidupan sebuah keluarga kecil dengan anak-anak dengan segala keceriaannya. Terkadang ada kesedihan saat mereka sedang sakit. Atau mereka tidak ceria karena ada satu hal yang dirasakan oleh anak-anak. Sebagai orang tua kadang-kadang memilih untuk menggantikan sakit mereka walau tak mungkin. Tapi begitulah, ikatan batin antara orang tua dan anak-anak sangat kuat. Ketika salah satu merasakan sakit anggota keluarga yang lain akan ikut merasakannya pula.

Tak beda saat kebahagiaan datang yang mampu menceriakan kehangatan keluarga. Seluruh anggota keluarga merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Seperti yang sering diungkapkan orang bahwa 'bahagia itu sederhana'. Memang betul adanya. Dalam sebuah keluarga, kebahagiaan bisa diciptakan dengan hal-hal yang sederhana. Semisal bermain bersama, belajar bersama, sampai menikmati makanan yang sederhana karena dimasak bersama ibu, ayah, dan anak-anak.

Masak bersama di dapur menjadi rutinitas yang membahagiakan, tersebab di sana ada ikatan emosional yang semakin mendekatkan anggota keluarga. Ada kebersamaan tercipta tatkala meracik masakan hingga memasaknya. Saat ibu minta tolong kepada anaknya atau anak yang meminta ibunya untuk menjelaskan apa yang ingin dia ketahui. Ada pendidikan karakter dan tanggung jawab yang tertanam di sela-sela kegiatan memasak di dapur bersama-sama ini.

Kebersamaan ini merupakan tanda kasih sayang yang luar biasa di dalam sebuah keluarga. Kasih sayang yang tumbuh setiap hari, meski tak terungkap hal itu justru dirasakan dan akan menjadi sebuah kenangan indah yang tak terlupakan. Ada yang menggunakan salah satu hari yang special sebagai ungkapan kasih sayang, hal ini sekadar sebagai simbol. Sesungguhnya kasih sayang itu ada setiap hari dan pengungkapannya tak selalu dalam bentuk barang yang dihadiahkan. Namun sikap saling kasih dan menyayangi merupakan bentuk ungkapan tertinggi.

Semisal kecupan sayang seorang anak kepada ibunya saat sedang lelah dengan pekerjaan rumah tangga. Belaian seorang ibu saat mendongengkan cerita pada anaknya menjelang tidur. Saat ayah membawa buah tangan untuk anak-anaknya selepas pulang kerja. Anak bahagia dan penuh rasa syukur dengan pemberian orang tua.Itulah kasih sayang yang tak ternilai harganya. Itulah kasih sayang sebenarnya.

Di sini dapat dimaknai bahwa kasih sayang itu dimulai dari rumah. Kebahagiaan itu datagnya dari keluarga. Jadi kurang tepat saat ada seseorang mencari kebahagiaan di luar rumah dengan cara berfoya-foya atau menghabiskan waktu dengan kegiatan kurang positif. Sebentar mungkin akan merasakan kebahagiaan namun akan menguap begitu saja setelah selesai menjalaninya.

Pendidikan Kasih Sayang dalam Keluarga

Saat orang tua memiliki perhatian khusus kepada keluarganya, meskipun sibuk bekerja, akan menghasilkan anak-anak yang memiliki sikap kasih sayang yang luar biasa. Pendidikan dan penanaman rasa tanggung jawab kepada keluarga, selain memberikan kehangatan dalam keluarga juga akan menciptakan anak dengan pribadi-pribadi tangguh.

Meningkatkan Pengalaman Emosi Positif

Ajaran kasih sayang yang diberikan orang tua tak selalu lemah, namun adakalanya keras dan penuh tanggung jawab. Anak yang diajarkan tanggung jawab akan dapat meningkat pengalaman emosi positifnya. Semua hal yang ia lakukan selalu dipikirkan baik buruk dan manfaat mudharatnya. Dengan begitu, saat anak keluar dari lingkungan keluarga dan berbaur dengan orang lain, misalnya teman-teman di sekolah, dia akan lebih mudah bergaul dan selalu bisa memahami karakter di luar dirinya. Akan berhati-hati dengan apa yang dilakukannya. Hal ini karena sudah biasa diajarkan orang tua saat di lingkungan keluarga.

Menemukan Jati Diri

Bagi anak yang diajarkan orang tuanya dengan melibatkan dalam setiap kehidupan keluarga akan membentuk pribadi yang kuat. Meningkatkan kepercayaan diri dan mampu menjadi diri sendiri tanpa mendapat paksaan. Hal ini sangat berpengaruh saat anak bersosialisasi di masyarakat. Dia akan menjadi pribadi yang kuat dan memiliki kontribusi terhadap masyarakat tanpa lepas dari jati dirinya.

Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri yang dimiliki seseorang terhadap kemampuan diri tak lepas dari peran keluarga, terutama orang tua. Membiarkan anak untuk menempa kreativitasnya tanpa batas, namun masih dalam pengawasan, akan menumbuhkan kepercayaan diri seorang anak. Secara psikologis anak akan dapat mengembangkan minat dan bakatnya dengan baik. Hal ini juga akan memacu kreativitas dan kecerdasan anak.

Rasa Syukur

Orang tua yang membiasakan anak hidup sederhana dan tidak berlebihan akan memupuk rasa syukur anak. Saat melihat kehidupan orang lain di luar keluarganya yang kekurangan akan merasa bahwa kehidupan keluarganya sangat berkecukupan. Saat melihat orang lain yang berlimpah hartanya tetap bersyukur karena diberikan segala sesuatu yang sudah cukup, tetap bersyukur karena masih ada yang kekurangan selain keluarganya.

Jadi dalam hal ini, keluarga dengan penuh kasih sayang akan menciptakan anak-anak dengan pribadi yang cerdas dan tangguh. Rasa syukur yang selalu ada karena didikan yang religius akan menyertai kehidupan anak setelah mereka dilepas oleh orang tuanya.

-Ummi Azzura Wijana-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun