Candi Bhumisambhara pula terletak di dekat pertemuan dua sungai yakni Sungai Progo dan Sungai Elo. Konon dulu berada di dekat danau purba. Artinya tempat ini dulunya adalah tempat yang subur. Higga saat inipun masih terlihat kesuburannya. Hawa yang sejuk dan tumbuhan yang tumbuh menghijau di sekitar daerah Borobudur. Hamparan sawah dengan padi yang menguning.
Saat ini, candi Borobudur bukanlah Borobudur yang asli yang beranama Bhumisambhara. Tersebab Bhumisambhara pada tahun 928 ditenggelamkan oleh lahar dingin sesudah gunung Merapi meletus. Hingga pada tahun 1811-1816, saat Inggris datang di Pulau Jawa, Bhumisambhara direkonstruksi Sir Thomas Stamford Raffles pada tahun 1812. Jadi bisa dibilang, umur Borobudur saat ini masih muda, karena lahir terkonstruksi pada tahun 1812. Bukanlah Bhumisambhara yang diresmikan Pramodhawardhani pada tahun 842.
Candi Bhumisambhara
Saat ke Borobudur harus siap dengan kondisi yang prima. Karena untuk melihat seluruh bagian Borobudur harus melewati undak-undakan Candi Bhumisambhara memiliki 3 tingkatan, yakni: Kamadhatu, Rupadhatu, dan Arupadhatu.
Kamadhatu
Dilambangkan pada bagian kaki Candi Bhumisambhara, yakni dunia yang masih dikuasai kama (nafsu rendah). Bagian ini sebagian besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga untuk memperkuat konstruksi candi. Pada bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 160 panel cerita Karmawibhangga yang sekarang tersembunyi. Sebagian kecil struktur tambahan di sudut tenggara disisihkan sehingga orang masih dapat melihat beberapa relief pada bagian ini.
Rupadhatu
Empat undak teras yang membentuk lorong keliling di mana pada dindingnya dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Rupadhatu terdiri dari 4 lorong dengan 1.300 gambar relief. Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif. Rupadhatu adalah dunia bagi seseorang yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, alam yang berada di antara alam bawah dan alam atas.
Pada bagian Rupadhatu, patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan.
Pada pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan 4 tingkat pagar langkan di atasnya dimahkotai stupika (stupa kecil). Bagian teras-teras bujursangkar ini memiliki banyak hiasan dan ukiran relief.