Mohon tunggu...
Ummi Azzura Wijana
Ummi Azzura Wijana Mohon Tunggu... Guru - Music freak

Sumiatun a.k.a Ummi Azzura Wijana, menulis di media cetak, antara lain: Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Sabana, Realita Pendidikan, Magelang Ekspres, Jaya Baya, Panjebar Semangat, Djaka Lodang, Karas, dll. Buku antologi bersamanya: Inspirasi Nama Bayi Islami Terpopuler (2015), Puisi Penyair Lima kota (2015), Pelangi Cinta Negeri (2015), Di antara Perempuan (2015), Wajah Perempuan (2015), Puisi Menolak Korupsi 4 (2015), Puisi Menolak Korupsi 5 (2015), Jalan Remang Kesaksian (2015), Puisi Kampungan (2016), Memo Anti Terorisme (2016), Pentas Puisi Tiga Kota dalam Parade Pentas Sastra I/2016 Yogya (2016), Wajah Ibu, Antologi Puisi 35 Penyair Perempuan (2016), Puisi Prolog dalam Buku Sang Penjathil (2016), Antologi Cerpen Gender Bukan Perempuan (2017), Kepada Hujan di Bulan Purnama (2018), dan Profil Seniman Cilacap (2019). Buku lain yang telah terbit: Buku Pintar Kecantikan Muslimah (2014), Flawes Makeup Bagi Pemula (2019), dan Bali Jawa (2020), Pendidikan dalam Refleksi Guru Penulis (2023), Dasar-dasar Kecantikan dan SPA Kelas X SMK (2023).

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Bangkai Kapal, Obyek Wisata Baru Pangandaran

5 Maret 2018   20:42 Diperbarui: 5 Maret 2018   21:11 2050
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satu menteri Presiden Jokowi yang memiliki kesan paling  'nyentrik' adalah Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan.  Sejak pertama dilantik, beliau sudah menyita perhatian publik. Mulai  dari tattoo di kaki hingga rokok di tangannya.

Di tengah  perjalanannya sebagai menteri, perhatian publik pun semakin besar ketika  Susi menggebrak Indonesia dengan menenggelamkan kapal maling ikan (illegal fishing).  Tidak terhitung lagi berapa banyak kapal illegal yang sudah beliau  tenggelamkan. Melalui aksinya inilah, nelayan Indonesia mendapatkan ikan  lebih banyak di lautannya sendiri.

Salah satu kapal maling ikan  yang ditenggelamkan Susi ada di Pantai Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat.  Bangkai kapal yang setengah terbalik itu dibiarkan begitu saja di  pinggiran pantai berpasir putih. Tidak seperti biasanya, bangkai kapal  itu justru mendatangkan rejeki bagi nelayan di seputaran pantai. Karena  bangkai kapal yang tidak digunakan oleh nelayan untuk mencari ikan itu  dijadikan salah satu obyek wisata di Pantai Pangandaran.

Dengan  adanya bangkai kapal itu, Pantai Pangandaran semakin menyita perhatian  wisatawan. Karena itu, tukang-tukang perahu selalu membawa para  wisatawan untuk berputar-putar di sekitar lokasi bangkai kapal itu  sebelum menuju tempat-tempat wisata lainnya, semisal: pasir putih, cagar  alam, dan lain-lain.

Tampak di mata para wisatawan bahwa bangkai  kapal itu sudah berkarat karena gerusan angin dan air laut. Justru  karena itulah, bangkai kapal itu semakin menambah nilai jual Pantai  Pangandaran sebagai lokasi wisata yang eksotis. Seperti dalam arkeologi  di mana suatu benda yang semakin tua usianya akan semakin tinggi  nilainya.

Kapal nampak di kejauhan. Dokpri.
Kapal nampak di kejauhan. Dokpri.
Bagi  wisatawan yang belum pernah melihat bangkai kapal itu akan dengan  senang hati mengamatinya. Tidak jarang mereka memotret, berswafoto, atau  berfoto bersama dengan latar belakang bangkai kapal yang menjadi obyek  wisata baru di Pangandaran itu.

Magelang, 05032018

Ummi Azzura Wijana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun