Perubahan teknologi yang semakin pesat memengaruhi pola hidup masyarakat. Orang lebih banyak menggunakan teknologi informasi untuk mendapatkan informasi dengan cepat. Dilansir okezone.com, masyarakat perkotaan Indonesia menggemari konsumsi berita melalui telepon genggam (smartphone). Persentasenya mencapai 96 persen yang merupakan angka tertinggi dibandingkan media lain seperti televisi 91 persen, surat kabar 31 persen serta radio 15 persen dan lainnya. Pengguna telepon genggam tersebut digunakan untuk membaca berita online. Di mana cenderung didominasi oleh kelompok usia 33-42 tahun. Artinya media online menjadi bahan rujukan bacaan bagi pengguna smartphone.
Media online sekarang kebajiran penulis yang dulunya menulis di media cetak. Dulunya, hingga sekarang, masih menulis buku dan Koran. Beralihnya kiblat para penulis tersebut karena pembaca media cetak saat ini sangat jauh berkurang. Media cetak yang dicetak oplahnya juga turun drastis. Pada sebuah pembicaraan dengan salah satu penulis, seorang redaktur mengatakan, dahulu iklan satu halaman penuh berwarna bisa membayar 60 juta. Sedangkan saat ini hanya membayar 6 juta. Jadi tak heran jika oplah media cetak khususnya Koran semakin hari semakin menurun. Popularitasnya kalah dengan telepon genggam dengan kecepatan informasi dalam hitungan detik.
Salah satu penulis yang mulai (lagi) melirik media On Line adalah seorang penulis beberapa bahasa (Jawa, Indonesia, Inggris) bernama Sri Wintala Achmad. Penulis yang mempunyai kalimat sakti 'Menulis itu Gampang' ini sejak 9 Februari bergabung di Kompasiana. Media On line nomor satu di Indonesia. Semangat menulisnya sangat luar biasa. Hal ini mungkin terbawa dari disiplin kesehariannya saat menulis untuk novel dan buku sejarah, keahliannya dalam menulis. Setiap hari mengunggah naskah tulisan di Kompasiana.
Sungguhpun, menurut dia, terdapat kesamaan dalam proses penciptaan puisi, cerpen, novel, dan esai, Win, biasa ia dipanggil, ia salalu menggunakan imajinasi, intuisi, dan sensedalam menulis. Menurutnya dalam menulis cerpen dan puisi jarang melakukan riset. Namun saat menulis novel (fiksi) sejarah atau novel berlatar tempat-tempat sejarah ia sering melakukan riset.
Dalam penciptaan karya, ada satu pengalaman mistik yang pernah ia alami. Pengalaman mistik yang pernah ia alami saat menyelesaikan novel Zaman Gemblung, Novel Biografi R. Ng. Ranggawarsita III. Pada waktu itu dini hari pukul 02.000, ketika sedang menyelesaikan kisah meninggalnya R. Ng. Ranggawarsita III ia sempat mencium aroma kemenyan Jawa yang menyeruak dari luar rumah. Tepatnya di luar jendela ruang kerja. Pengalaman ini merupakan pengalaman yang paling berkesan baginya. Baginya, apa yang dia lakukan dalam proses penciptaan karya merupakan proses kreatif.
Untuk buku kolektif yang diterbitkan banyak sekali. Buku sejarah dan non sejarah juga sangat banyak. Penulis produktif ini, tahun 2018 saja sudah menerbitkan 3 buku. Bisa dikatakan, rata-rata satu bulan dua buku diterbitkan yang merupakan hasil karyanya. Jika dihitung dari tahun 2013 hingga sekarang pasti sangat banyak sekali.