Gunungkidul sebagai salah satu Kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sedang berbenah. Sektor wisata alam seperti pantai, gua, dan air terjun menjadi primadona para wisatawan baik dari dalam daerah maupun dari luar daerah.
Wisatawan dalam negeri hingga luar negeri ingin menjelajahi Gunungkidul sebagai salah satu kawasan geopark di pulau Jawa. Tidak sekadar itu, banyak sektor yang ingin dikembangkan oleh kabupaten yang berslogan Handayani ini.
Salah satu sektor wisata lain yang ingin dikembangkan adalah wisata kuliner. Kuliner merupakan penunjang utama sektor pariwisata. Sehingga kulier ini mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Kuliner yang bertebaran di lingkungan kota Wonosari diberdayakan agar menjadi sektor handal pariwisata.
Pedagang kaki lima, terutama di lingkungan alun-alun Wonosari. Agar lebih rapi dan bagus dibangunlah Taman Kuliner baru di jalan Baru, Komplek Taman Kota belakang kantor Pemda Kabupaten Gunungkidul. Untuk menampung para pedagang ini.
Diterbitkanlah Perda No. 3 tahun 2015, tentang Penataan dan Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima. Perda ini terbit menyertai Perda tentang Pengelolaan Pasar yang terbit terlebih dahulu. Demi terwujudnya piloting project Kabupaten Gunungkidul sebagai Kabupaten Sehat perda ini diberlakukan.
Kabupaten sehat sangat erat hubungannya dengan tata kota, pengelolaan limbah padat dan cair, pembinaan dan penataan pedagang kaki lima (pasar dan kaki lima), dan pemanfaatan ruang publik sesuai dengan peruntukannya. Sehingga pedagang kaki lima yang bertebaran di alun-alun wonosari perlu diatur kembali keberadaannya.
Pengaturan pedagang kaki lima ini tidak dilakukan dengan frontal, namun trestruktur dengan baik. Pemerintah, dalam hal ini Dinas Pasar Gunungkidul memfasilitasi para pedagang kaki lima. Pedagang direlokasi dari trotoar dan kawasan yang memakan badan jalan di seputaran alun-alun Wonosari ke Taman Kuliner yang baru.
Taman Kuliner yang dibangun sejak tahun 2015 ini telah disiapkan oleh pemerintah untuk para pedagang kaki lima. Tepat tanggal 20 Mei 2016 kemarin akhirnya para pedagang kaki lima mulai menempati ruang-ruang baru di taman kuliner ini untuk memulai berdagang. Ibu Badingah, selaku Bupati Gunungkidul meresmikannya kemudian pada tanggal 31 Mei 2016, bersamaan dengan hari jadi Gunungkidul. Selang beberapa hari setelah penempatan para pedagang.
Taman Kuliner Wonosari yang baru dibuka selama kurang lebih dua bulan memiliki progres yang sangat bagus. Dari 32 kios yang disediakan dan telah ada pemiliknya sudah 75% yang membuka lapak dagangannya. “Lima puluh persen pelanggan kami sudah kembali,” kata Sutar, salah satu pedagang Mi Jakarta di taman kuliner ini.
Bapak dua anak ini telah berjualan mi Jakarta selama 23 tahun di depan gedung DPRD Kabupaten Gunungkidul. Dengan senang hati dia mau pindah di taman kuliner. Harapannya, semoga pelanggan bisa kembali seratus persen, dengan dibantu oleh pemerintah untuk mempromosikan destinasi wisata baru Gunungkidul ini ke seantero negeri.
Lain lagi dengan Sudarto, pedagang sea food. Dia mengatakan bahwa dia bersama seluruh pedagang di taman kuliner sangat nyaman berada di tempat ini. Hanya saja, dia berharap, pengelola memikirkan kembali gazebo-gazebo yang beratap tenda. Saat ini musim kemarau, sehingga masih dirasa aman. Namun jika nanti musim hujan, pelanggan akan merasa tidak nyaman. Mungkin bisa dibangun kembali gazebo itu dengan bangunan permanen untuk memanjakan para pembeli, imbuhnya.
Benar saja, kemarin Sabtu malam Minggu, pengunjung membludak. Seluruh tempat duduk penuh sesak, hampir tidak ada sela, ujar Sularno sebagai pengelola taman kuliner ini. Tak beda jauh dengan mala mini. Katanya saat saya temu senin malam, 05 Juli 2016 di taman kuliner. Para pedagang hampir tidak bisa istirahat, melayani pembeli tanpa henti. Hal ini sangat membanggakan, dalam kurun waktu dua minggu progress taman kuliner ini sangat pesat, akunya.
Kios-kios yang difasilitasi air dengan bak cuci serta listrik ini terlihat sangat rapi. Bangunan permanen dilengkapi atap genteng dan skat tembok di antara dua kios yang berdekatan. Dua belas gazebo terlihat elegan dengan tenda berwarna putih di atasnya. Berjajar dari sebelah utara hingga selatan di tengah-tengah taman kuliner, serta dari sebelah barat ke timur pada bagian selatan.
Banyak juga kursi yang beratap payung, sebanyak 32 tenda. Para remaja, dewasa, dan orang tua, serta anak-anak terlihat nyaman berada di tempat ini. Para orang tua beserta keluarga menikmati kuliner dengan santai. Banyak sekumpulan anak remaja duduk-duduk sambil menikmati minuman seperti es buah, teh poci, dan lain sebagainya. Mereka juga asyik berselancar sambil bercengkerama. Karena memang Kemenkominfo Gunungkidul menyediakan akses internet full 24 jam saat hari libur dan pukul 16.00 sore hingga 06.00 pagi dengan kecepatan yang cukup.
Saat saya menanyakan kenyamanan pengunjung, mereka menjawab merasa sangat nyaman di taman kuliner ini. Pedagang yang berjualan dari pukul 09.00 pagi hingga tengah malam makanannya enak dan bervariasi, saya bisa duduk bebas berjam-jam di sini, tanpa rasa khawatir diusir. Banyak hal yang bisa saya pelajari dari orang-orang yang saya ajak ngobrol selama saya di sini. Tempatnya asyik, harga terjangkau, terang Septian Nurmansyah, salah satu pengunjung lulusan Seni Rupa ISI Yogyakarta.
Pengunjung bebas menggunakan tempat duduk gratis. Bebas memilih dan selama dia ingin di tempat itu. Sistem pemesanan dan pembayaran juga sangat mudah. Pembeli memesan, diantar oleh penjual, dan membayar setelah selesai makan. Penjual tidak merasa takut tidak dibayar, karena memang selama ini belum, bahkan tidak ada kejadian pembeli tidak membayar. Sepertinya memang sudah menjadi budaya masyarakat Gunungkidul yang sangat baik, timpal petugas air dan listrik yang tidak mau disebut namanya.
Pemerintah akan terus mengusahakan perbaikan. Hal ini akan diajukan pada ABT bulan September nanti. Harapannya semua yang kurang bisa dipenuhi, yang belum bisa terealisasi. Terutama lahan parkir dan panggung pertunjukan, supaya ada ruang publik untuk mengekspresikan potensi daerah yang menunjang keberadaan taman kuliner. Taman parkir yang luas agar bis pariwisata bisa masuk, sehingga akan meningkatkan jumlah pengunjung.
Bagi siapapun yang ingin membuat acara di taman kuliner ini disilakan. Tinggal hubungi Kantor Pengelolaan Pasar. Jalan Brigjend Katamso No. 1, Komplek Setda Gunungkidul Lantai 3.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H