Mohon tunggu...
Amos Sumbung
Amos Sumbung Mohon Tunggu... Wiraswasta - bekerja disebuah CSO dan menjalankan bisnis kopi kecil-kecil di Manokwari.

Suka jalan-jalan terutama gratisan (kerja sambil jalan)

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Hidroponik Ku

28 Maret 2016   10:59 Diperbarui: 28 Maret 2016   11:54 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Selada siap panen setelan 6 minggu ditanam"][/caption]Dari dulu saya suka berkebun, sejak tahun 2008 tepatnya. Ketika itu, saya pindah dari kos-kosan yang sempit dan tidak ada halaman kesbuah tanah kavling yang luasnya lumayan sekitar 300 meter persegi. Di tanah itu saya membangun sebuah pondok ukuran 4*4 meter . Cukup untuk sebuah kamar tidur. Halamannya jadi kebun. apa saja yang bisa saya tanam saya tanam terutama sayur dan cabe. Sisanya pepaya.

Kesenangan akan tanam-menanam ini masih terus berlanjut bahkan ketika tanah kami sudah ditumbuhi 3 bagunan sekaligus. satu bangunan kantor, satu rumah dan gudang. karena lahan semakin sempit, saya hanya bisa memanfaatkan ruang-ruang kosong yang ada. Bahkan pagar kami sempat saya tanami puluhan pot seledri dengan menggunakan botol air mineral secara vertikal.

Belakangan saya mencoba sistem hidroponik. Dulu ketika SMA, entah kebetulan atau tidak saya sempat menuis karya ilmiah tentang hidroponik, padahal saya belum perna melihat sistem hidroponik secara langsung. Hanya membaca dari beberapa buku dan jurnal.

Ceritanya waktu rumah kami dibangun, ada beberapa pipa paralon yang tersisa. Ukurannya cocok untuk membuat sebuah TNF (nutrient film technic ) jadi saya simpan saja itu pipa sampai 2 bulan lalu saya merakitnya menjadi sebuah NTF mini. kebetulan sebulan kemudian ada promo hidroponik 1 paket (bibit, media tanam, netpot, kain flanel dan nutrisi) gratis pula ongkos kirim keseluruh Indonesia. Iseng-iseng saya pesan 1 paket. mumpung gratis ongkos kirim karena kendala bagi kami yang tinggal di Indonesia timur adalah ongkos kirim dalam hal belanja online.

Dari beberapa jenis bibit yang dikirim saya pilih selada untuk saya tanam. Secara, bisa nangis jika cari sayur yang sangat cocok untuk salad itu di kota Manokwari.

Hasilnya tidak mengecewakan, sebulan lebih saya sudah bisa menikmati hasil dari iseng-iseng ini. bahkan modalnya bisa balik karena sayur selada yang saya tanam saya buat jadi burger dan saya jual di warung kopi saya. :D

Belakangan saya berpikir jika sistem hidroponik ini memang baik dikembangkan di daerah yang susah menam sayuran . entah itu karena persolan lahan sempit sampai ke tekstur tanah yang tidak cocok seperti daerah pulau-pulau yang tanahnya berpasi dan airnya payau.

Berikut beberapa foto dari hidroponik mini yang saya buat dari pembibitan hingga panen :)

[caption caption="Tanam selada sistem hifroponik dari pemnyemaian sampai panen"]

[/caption]

 Ilustrasi: Dokpri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun