Mohon tunggu...
Amos Sumbung
Amos Sumbung Mohon Tunggu... Wiraswasta - bekerja disebuah CSO dan menjalankan bisnis kopi kecil-kecil di Manokwari.

Suka jalan-jalan terutama gratisan (kerja sambil jalan)

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Sungai di Sorong Selatan

17 Februari 2016   13:18 Diperbarui: 17 Februari 2016   23:55 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kali Biru (Sembra) di Sorong Selatan air jernih, sejuk berwarna biru yang siap menyejukkan pengunjungnya"][/caption]Tak banyak yang menenal Sorong Selatan (Sorsel). Jumlah pengunjung kabupaten yang dimekarkan dari Kabupaten Sorong  10 tahun lalu itu juga tidak signifikan. Meski tidak ada data yang jelas, tapi saya bisa menyimpulkannya dari segi akomodasi hotel yang tersedia di Ibukota Kabupaten Teminabuan. Hingga tahun ini, nyaris hanya 2 hotel yang beroperasi di Teminabuan. Satu milik swasta dan satunya milik pemerintah daerah. Hotel milik swasta pun kondisinya tidak begitu bagus. Meski tidak bagus, harganya selangit . Berbeda dengan Raja Ampat yang seumuran dengan Sorsel. Jelas, wisatawan yang masuk ke Raja Ampat jumlahnya meningkat dari waktu ke waktu. Fasilitas pun semakin memadai.

Memang Sorsel tidak seindah dari Raja Ampat. Akan tetapi, tetap saja ada hal menarik dari kabupaten dengan jumlah penduduk sekitar 60 ribu jiwa itu. Teminabuan sendiri misalnya sudah menarik perhatian pemerintah Kolonial Belanda yang pada masa kolonialisme sudah membangun sistem pemerintahan disana. Sampai hari ini, kita masih bisa menemukan bangunan milik Belanda yang berdiri kokoh dengan teratur di tengah-tengah kota Teminabuan. Ada gula, ada semut. Jika pemerintah belanda saja membangun sistem pemerintahan disana, maka tentu ada alasan dibalik itu, entah dari sudut lokasi strategis pertahanan keamanan maupun dari segi penguasaan sumberdaya alam. Terlepas dari itu semua, saya senang menjelajahi sungai-sungai yang ada di Sorong Selatan.

Ada banyak sungai yang mengalir di dataran Sorsel. Jika melihat Sorsel dari google earth, aliran sungai yang berkelok-kelok hampir merata seantero wilayah Sorsel. Mulai dari sungai yang lebarnya hanya 1 meter hingga puluhan meter. Yang menarik buat saya adalah sungai-sungai berukuran sedang berair jernih hingga sungai yang mengalirkan air berwarna "biru". Sungai Kohoin misalnya. Mungkin Sungai ini yang menarik perhatian Belanda kala itu. Jadilah mereka membangun infrastruktur disepanjang aliran sungai yang tepat berada di jantung kota Teminabuan. Sungia ini berair deras, lebarnya dekitar 8 meter. Deras karena mengalir pada elevasi yang cukup miring. Airnya jerinih dan bersih (setidaknya hingga beberapa tahun kedepan)  pada beberapa titik, aliran sungai membentuk kolam yang berwarna biru. Warga disekitar aliran sungai mengantungkan kebuthan air mereka hampir 100%. dari mandi, mencuci, cebok hingga untuk air minum :)

Dulu pemda sempat membangun sarana rekreasi di salah satu spot DAS Kohoin. Sayang, perawatan selalu menjadi kendala dalam hal wisata dalam negeri. Pungutan restribusi  (jika ada) mengalir entah kemana hingga bahkan untuk menganti sebuah honai yang rusak pun tidak mencukupi. Fasilitas tersebut berada di daerah Tangki. Disebut Tangki karena disanalah dibangun tangki-tangki penampungan air milik PDAM. disana terdapat spot yang dikenal dengan anama Panta Kapal. bentuknya menyerupai bagian belakang kapal pelni sehingga disebut "panta(t) kapal" airnya berputar sebelum melanjutkan perjalanan ke muara. cukup deras terutama jika musim hujan. namun warga sekitar sudah terbiasa melakukan hal-hal yang memacu adrenalin seperti meloncat dari ketinggian 6 meter langsung ke aliran sungai yang deras dan dalam.

[caption caption="Salah satu sungai yang mengalir di jantung kota Teminabuan. Panta Kapal salah satu spot untuk berenang dan meloncat dari ketinggian 5 meter"]

[/caption]Belakangan Pemda Sorsel mencoba membangun pembangkit listrik tenaga air di DAS Kohoin. Hingga tahun ke 3 proyek berjalan, belum ada tanda-tanda proyek tersebut akan berhasil. Yang ada hanya bentangan pipa besi beridameter  1 meter membentang sepanjang DAS. Bagi saya, proyek terbengkalai itu mengurangi keindahan sungai 50%.

Sungai lain yang menjadi incaran warga Sorsel adalah Sungai Sembra. Sembra berasal dari 2 kata Sem dan Bra (bukan bra bahasa inggris) Sem berarti air dan Bra berarti Briu. Sama dengan sungai Klabra di Sorong. Kla berarti Air dan Bra berarti biru.  Air biru. jangan berpikir hanya di Jogja saja ada kali biru!, di Sorsel pun ada. Jaraknya dekat. bisa ditempuh 10 menit dengan kendaraan dari Kota Teminabuan. Meski salah satu sisi di tempat wisata Sembra sudah di talut dengan beton, kondisinya masih tampak alami. Anda bisa saja menemukan masyarakat lokal yang sedang memangkur dan meremas pati sagu di sana. 

Sungai ini sangat potogenik. Warna air biru dan jernih. Aliran airnya sangat lambat terutama saat air laut sedang pasang. jadilah seperti kolam raksasa karena lebar sungia yang mencapai belasan meter. Letaknya yang berada di jalan poros Sorsel-Sorong menjadikannya tempat persinggahan tiap pelancong yang baru petama kali mengunjungi daerah Sorong Selatan. Airnya takhanya biru tapi juga sejuk. Cocok untuk meredam cuaca panas Sorong Selatan. Sangkin bersihnya, ada banyak ikan Rainbow disana. Sungai-sungai kecil di Sorsel memang suga bagi ikan Rainbow. Sayang, Lagi-lagi pengunjung banyak yang tidak sensitif dengan kebersihan. penduduk kampung sekitar dan pengunjung darikota sering membuang sampah mereka ke sungai. Belum lagi aktivitas yang jika dilakukan jumlah yang banyak bisa saja mencemari sungai seperti mencuci baju .

Selain 2 sungai tadi, masih ada beberapa sungai-sungai kecil yang mengalir dipusat Teminabuan, semuanya jernih dan bersih. Sejuk pula airnya. Bagian barat Teminabuan mengalirlah sungai besar yang mungkin lebarnya mencapai ratusan meter. Sungia ini menjadi sumber pendapatan bagi nelayan. Ikan , udang dan kepiting menjadi tangkapan para nelayan sepanjang sungai ini hingga kelautan bebas. Kebuthan atap tradisional yang masih banyak digunakan warga juga berasal dari sungai tersebut berupa nipa. Saya rasa wisata sungai masih layak dikembangkan di Sorsel. Semisal rafting yang kemungkinan bisa di kembangkan di sungai Kohoin. Nah Kalau ke Sorsel jangan lupa mampir di Sembra atau Kohoin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun