Mohon tunggu...
Sumber Berita
Sumber Berita Mohon Tunggu... -

Im Humorist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Petaka di Balik Nikmatnya Ciuman di Telinga

7 April 2012   04:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Sumber-Berita.Com, Jakarta - Aktivitas berciuman ternyata bukan saja membawa kenikmatan, melainkan juga akan membawa petaka. Terlebih jika aktivitas itu dilakukan pada telinga.

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ciuman di telinga menyebabkan masalah permanen pada telinga.

Penasaran seperti apa efek ciuman pada telinga? Simak ulasan berikut...

Dilansir dari healthyhearing, tim peneliti pada sebuah penelitian menjelaskan, ciuman yang dilakukan di bagian depan telinga menyebabkan hisapan kuat yang menekan dan merusak selaput dan gendang telinga, sehingga menyebabkan gangguan yang biasa dikenal dengan istilah cochlear ear-kiss injury.

Dari hasil pengamatan, ciuman di telinga tak hanya menyebabkan tuli permanen, tetapi juga sejumlah gejala lainnya yang cukup mengganggu, seperti telinga berdengung, kepekaan terhadap suara, distorsi dan kepenuhan aural.

"Ada banyak kasus mengenai masalah kehilangan pendengaran yang tidak diketahui penyebabnya pada anak-anak dan saya yakin bahwa sebagaian besar penyebabnya berasal dari kecupan di telinga," jelas Reiter.

Reiter mengkhawatirkan bayi dan anak-anak sangat rentan terhadap kerusakan pendengaran melalui ciuman hanya karena kanal telinga mereka lebih kecil.

Peneliti dari Hofstra University, Dr Levi Reiter, mempelajari fenomena tersebut sejak seorang pasien perempuan datang kepadanya sekitar lima tahun lalu dengan kisah aneh bahwa ia menderita tuli setelah sering dicium di bagian telinga oleh anaknya.

Kini ia telah mengumpulkan 30 kasus yang akan segera dilaporkan dalam International Journal of Audiology dan International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology.
kutipan disini

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun