Lantas kita merasa insecure ketika melihat kehidupan orang lain di media sosial ataupun secara langsung, mengapa begitu, bukankah cantik itu relatif? Â Ketahuilah, tidak ada sukses yang dicapai secara instan, dengan berleha-leha dan tanpa kapabilitas diri.Â
Kita tidak tahu pengorbanan apa yang telah mereka lakukan, dan seberat apa ujian yang telah mereka lalui, sehingga mencapai kesuksesannya. Hanya saja, mereka tidak menampakkan itu semua menjadi konsumsi publik.Â
Tapi, orang-orang yang rupanya tidak secantik mereka pun ada yang sukses, kehidupannya tidak jauh dengan kehidupan mereka. Lalu, mengapa kebanyakan orang sukses itu cantik-cantik?Â
Karena pastilah mereka adalah orang-orang yang berpendidikan, mereka tahu cara merawat diri, dan tahu cara berpenampilan yang menarik.Â
Berbicara tentang hal itu, setiap orang memang punya preferensi masing-masing dalam memandang orang yang menarik bagi dirinya. Namun, standar kecantikan terkadang menjadi acuan seseorang untuk menilai penampilan orang lain.
Seperti apa standar kecantikan wanita Indonesia?
Standar kecantikan di Indonesia pada umumnya adalah berkulit putih, bersih, dan halus; tubuh langsing; rambut panjang dan hitam. Beberapa tahun terakhir, media juga mendukung reprentasi kecantikan yang telah disebutkan ini.Â
Seperti iklan-iklan atau sinetron-sinetron yang menampilkan wanita-wanita yang memenuhi standar kecantikan tersebut. Terlepas dari itu semua, menurut saya cantik adalah menjadi diri sendiri.Â
Dengan fokus terhadap diri sendiri, menghargai potensi diri kita, dan tidak membanding-bandingkan kehidupan kita dengan orang lain. Karena cantik itu relatif, cantik itu beragam, dan cantik itu adalah diri kita sendiri. Bukan diri kita yang palsu, yang ingin sama dengan orang lain.
Bagaimana menyikapi hal ini?
Terlahir cantik memang karunia Tuhan, kita tidak bisa memilih atau ikut campur dalam menentukan hal tersebut. Keberuntungan pun adalah hadiah dari Tuhan.