Mohon tunggu...
Sumayyah Asysyahidah
Sumayyah Asysyahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

seorang introvert yang berminat pada bidang data

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bersama Iot dan Big Data Membangun Smart City

16 Desember 2023   19:10 Diperbarui: 16 Desember 2023   19:14 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada dasarnya teknologi membantu  manusia dalam mempermudah kehidupan manusia, seperti transportasi yang dapat membawa kita kemana saja tanpa perlu lelah berjalan ribuat kilometer, smartphone memudahkan kita mengakses informasi, dan lain sebagainya. Akan tetapi keberadaaan teknologi-teknologi tersebut belum sempurna terhadap dampak lingkungan, sehingga diperlukan suatu inovasi yang dapat menyeimbangkan antara teknologi dan lingkungan. Hal ini dilatar belakangi oleh usia bumi yang diperkirakan mencapai 4,54 miliar tahun, yang berarti semakin tua umur bumi dapat mempengaruhi bagian-bagian fungsional yang semakin menurun. 

Selain itu, peningkatan angka kelahiran setiap tahunnya diiringi dengan besarnya kebutuhan akn sumber daya alam yang terbatas. Oleh karena itu agar kebutuhan manusia terpenuhi, sehingga perkembangan menjadi smart city sangat diperlukan segera, dimana pemakaian sumber daya alam maupun manusia dapat terkontrol, meningkatkan pelayanan publik, dan kualitas hidup yang lebih baik. Untuk mewujudkan membangun smart city terdapat 6 pilar yaitu, smart govarnance, smart society, smart living, smart economy, smart environment, dan smart branding.

G-IoT (Green Internet of Things) berperan penting dalam mendukung dan implementasi konsep ini dengan menyediakan data secara real-time dari berbagai sensor dan perangkat yang terhubung yang bertanggung jawab terhadap ekologis dan berkelanjutan, mengoptimalkan transportasi melalui pemantauan lalu lintas yang akurat dan prediksi pola perjalanan, manajemen energi, serta pengelolaan infrastruktur kota. Konsep ini terdiri M2M, RFID, WSN.

IoT dapat berjalan jika ada informasi yang masuk, informasi ini di dapatkan dari beragam sistem dan infrastruktur berbentuk big data, yang merupakan kumpulan besar data yang dihasilkan dari berbagai sumber. Big Data menyediakan landasan bagi IoT dengan menyimpan, mengelola, dan menganalisis volume besar data yang dihasilkan oleh perangkat-perangkat yang terkoneksi.

Salah satu contoh pengaplikasian dari Green IoT ini yaitu Smart Grid yang merupakan teknologi yang membantu dalam mengontrol disribusi energi listrik, dimana sistem kelistrikan ini mengatur dan memantau real-time dari produksi dan konsumsi listrik menggunakan metering. Selain itu, smart grid juga dapat memeriksa berapa banyak listrik yang dihasilkan oleh sumber energi ramah lingkungan. Pengelolaan jaringan pada teknologi ini bersifat otomatisasi dan pemantauan terpusat sehingga dapat mengidentifikasi masalah dengan cepat, mengoptimalkan aliran daya, dan mengurangi kehilangan energi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun