Mohon tunggu...
Sasya Suma
Sasya Suma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

simple

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Perlu Merasa Benar

9 Oktober 2012   05:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:03 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap orang selalu merasa paling benar,benar dalam setiap perkataan dan perbuatan.Tapi kadang kita tidak sadar setiap ucapan dan tingkah laku buat orang gerah.Lebih baik disimpan dari pada diucapkan,kecuali orang tersebut bisa diajak bicara. Jangan berpura-pura baik hanya untuk menutupi sakit, jujur katakan dengan ucapan yang baik dari pada menggungkapkan secara tidak langsung.

Setiap orang pasti punya pembenaran sendiri, gak terkecuali kita. Gak perlu merasa paling benar, katakan apa yang kita rasaperlu dikatakan. Walau terasa menyendat tpi nikmat, sakit akan hilang dengan seiring waktu.Tak perlu menyimpan dendam hanya karena ucapan yang salah lebih baik saling memaafkan.

Kita hidup cuma sekali, nikmati saja tanpa harus menyalahkan orang lain. Jika merasa kita lebih baik dari orang lain silahkan, tapi kita juga harus menghargai orang lain tanpa menyinggungnya.

Setiap manusia sama disisi Allah, cuma amal ibadah yang membedakan. Kalaupun orang merasa kita berlebihan dalam berbuat ataw bertindak, berlapang dadalah menerima. Ikhlas dan Sabar tanpa harus mengatakan kekurangannya, cukup diselesaikan secara damai.

Mungkin orang yang pintar merasa dia yang paling benar, tapi kan gak harus memngaggap yang lain bodoh karena ketidak tahuannya. Apasalahnya bertanya, dari pada menduga itu hal terbodoh yg dilakukan karena kekurangannya dalam bertanya. Mungkin ada alasan dia tak ingin bertanya,ingin menghargai orang lain tanpa membuatnya merasa terluka. Setiap orang punya pemikiran berbeda, keinginan berbeda dan cara berpikir yg berbeda.

Sudahlah......Tak baik membicarakan hal yg membuat kita semangkin menduga dan mengira.

Maafkan apa yang membuat mereka berprasangka dan menduga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun