Mohon tunggu...
Sumarti Saelan
Sumarti Saelan Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Ketua KEB Hobi Membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Istimewakan tapi Kenali Jenis Potongan Daging Sapi

30 Juni 2016   23:29 Diperbarui: 1 Juli 2016   08:21 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenali bagian potonga dagig sapi, yang tiap bagian potongan memiliki harga yang berbeda. Pilih sesuai kemamuan dan rencana pengolahan jenis masakan

tinggal beberapa hari lagi, lebaran tinggal menyambut di depan mata. Peribahasanya, hanya tinggal mengedipkan mata saja, eh tahu-tahu sudah lebaran. Dan persiapan apa saja yang sudah dilakukan untuk menyambut lebaran?

Pakaian baru? Kue lebaran? bikin list menu saat lebaran? Atau sedang persiapan mudik?

Kalau saya sedang mempersiapkan mudik. Menyiapkan oleh-oleh untuk orang tua, keponakan dan keperluan suami, anak dan saya sendiri pastinya. Beli baju baru, kami juga masih mentradisikan, terutama untuk anak.

Wah, berarti banyak dong pengeluaran? Sebuah kewajaran bukan, setahun sekali dan yang penting masih dalam batas kewajaran. Tapi bagaimana mengatasi kenaikan harga-harga saat ramadhan dan menjelang lebaran? Saya sudah pernah menuliskannya di sinibagaimana mengatur keuangan agar tidak berasa “bangkrut” saat Ramadhan dan Lebaran. Dan masih tetap saya lakukan dari tahun ke tahun. Konsisten menjaga dompet, tapi tetap happy semua terpenuhi.

Terus bagaimana mengatasi kenaikan harga pangan? Terutama harga daging yang melonjak lumayan di pasaran? Beneran tetap happy?

Hemm...dan saya mulai agak mikir menjawabnya, meski jawaban ini tentu versi saya dan belum tentu sama dengan orang lain. Mari kita bahas pelan-pelan sambil menyiapkan keperluan mudik :D

Setiap awal Ramadhan hingga menjelang lebaran selalu riuh dengan berita kenaikan harga barang, terutama bahan makanan. Penyumbang inflasi yang cukup besar dalam roda ekonomi Indonesia. Permintaan yang meningkat tapi suplay yang tidak mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan puasa hingga lebaran seolah menjadi tradisi wajib yang benar-benar tak bisa dihindari oleh siapapun dengan beragam dampak dari berbagai aspek masing-masing yang megalami.

Baik masyarakat yang menjalani dan merasakan dampak langsung kenaikan harga, maupun pemerintah selaku pemegang dan pengatur regulasi dalam alur distribusi. Yang“rada happy” media, karena punya banyak bahan berita dan nitizen “tukang cela” lewat komen-komennya di sosmed dan berbagai lapak artikel.

Selain harga pangan secara umum naik signifikan, harga daging sapi secara khusus juga menjadi berita dan perhatian khusus banyak orang. Kenaikan mecapai Rp 120 ribu perkilo gram menjadikan daging sapi jadi perbincangan hangat di berbagai media.

Hingga akhirnya sampai ke media warga kita tercinta ini, Kompasiana. Topik daging sapi pun diangkat ke ranah #Nagkring dengan menghadirkan Menteri Perdagangan Bapak Thomas Lembong. Bertempat di Anomali Coffe Menteng (22 Juni 2016) yang aslinya cukup kecil  untuk 50 Kompasianer, acara berlangsung lancar.

Dimulai sekitar pukul 17.30 WIB, Bapak Thomas Lembong menjelaskan kondisi dunia perdagingan di Tanah Air. Dan ini kesimpulan dari diskusi #NgobrolDagingSapi dua arah antara Bapak Thomas Lembong dan Kompasianer.

  • Harga Jabodetabek cenderung menjadi acuan wilayah lain untuk menentukan harga. Padahal wilayah lain sebenarnya cenderung tidak mengalami kekurangan suplai daging.
  • Untuk mengatasi harga yang terus meningkat, Kementrian terkait, Kemendag, Kementan, Kemenkop & UKM dan Kemenperin melakukan kordinasi kerja yang cukup cair untuk menentukan langkah dan solusi terbaik.
  • Solusi jangka pendek yang diambil adalah dengan import daging sapi beku dari Asutralia, dilanjut dengan membuka pasar daging murah seharga Rp 80 Ribu di beberapa titik. Harga Rp 80 ribu menurut Bapak Thomas Lembong tidak subsidi, tapi untuk hitungan bisnis tidak bisa dibilang untung meski juga tidak rugi.
  • Import ini lebih ditujukan kepada pengadaan daging murah, terjangkau dan merupakan pemenuhan gizi protein masyarakat Indonesia. Terutama untuk pemenuhan gizi anak-anak.  
  • Dalam hal ini, Pemerintah melalui Kemendag berharap masyarakat tahu dan paham tentang bagian-bagian potongan daging sapi yang berbeda harga setiap bagiannya. Jadi bisa memilih dengan tepat dan benar, sesuai kebutuhan dan kemampuan.
  • Harapan ke depan, pemerintah juga ingin masyarakat lebih memilih mengkonsumsi daging beku yang dianggap lebih higienis. Yang dari segi rasa tetap sama dengan daging segar di pasaran. Begitu juga dengan sertifikasi halal, menurut Bapak Thomas Lembong sudah terverifikasi.
  • Harus diakui bahwa Indonesia masih sangat tergantung dengan import sapi dari Australia yang sudah lebih maju dalam mengelola industri peternakan sapi untuk distribusi daging. Sedangkan untuk Indonesia, masih banyak peternak yang menjadikan sapi sebagai tabungan.

Kenali bagian potonga dagig sapi, yang tiap bagian potongan memiliki harga yang berbeda. Pilih sesuai kemamuan dan rencana pengolahan jenis masakan
Kenali bagian potonga dagig sapi, yang tiap bagian potongan memiliki harga yang berbeda. Pilih sesuai kemamuan dan rencana pengolahan jenis masakan
Saya setuju dengan hal ini, keluarga besar di kampung memang cenderung berprinsip demikian. Beli sapi untuk tabungan. Yang mana saat menjelang lebaran Idul Fitri dan Lebaran Haji saat harga tinggi, sapi akan mereka jual. Diungkapkan oleh Bapak Thomas Lembong, ke depan Kemendag ingin memberikan edukasi tentang menabung uang saja pada peternak sapi.

Saran saya, sekalian diajarkan investasi lain-lainnya Pak, bekerjasama dengan berbagai instansi terkait. Mulai logam mulia, reksadana, tabungan berjangka dan lain-lain :D

  • Sedangkan untuk swasembada sendiri, dibutuhkan waktu yang tidak sebentar. Karena  investasi dan biaya yang diperlukan  tidak sedikit untuk memulai Industri peternakan sapi untuk pengadaan daging di pasaran. Padahal banyak lahan terbuka di Indonesia yang sangat memadai untuk ternak sapi. Dari kondisi iklim, yang menunjang pertumbuhan rumput untuk pakan lebih baik. Rumah pemotongan yag memadai dan pembibitan yang mumpuni.
  • Tapi kembali lagi, modal yang tidak sedikit membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mulai membangun industri peternakan sapi. Mari optimis dan dukung pemerintah agar 5 hingga 10 tahun ke depan semua terwujud :D
  • Harga daging sapi di Indonesia tergolong tinggi dibanding negara-negara tetangga seperti Malaysia. Hal ini tak lepas dari alam geografis Indonesia yang mempengaruhi alur distribusi menjadi panjang dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sehingga berpengaruh pada harga pasaran sampai ke konsumen.
  • Antara saya dan kisah daging sapi yang seksi

Dan dari semua diskusi di #Nagkring kali ini, menurut saya memang lagi-lagi kita tidak bisa selalu menunjuk pemerintah sebagai pelaku utama yang sering dianggap kurang siap dalam menanggulangi kondisi ini hingga akhirnya terus terulang setiap tahun kondisi serupa. Tapi harus menyadari juga bagaimana kondisi masyarakat Indonesia yang mayoritas masih selalu berpegang pada tradisi untuk masak enak, istimewa dan berbeda setiap saat puasa dan lebaran.

Kumpul keluarga besar, bahkan yang merantau jauh juga pulang terkadang mendorong satu keluarga untuk mengistimewakan kondisi. Membuat masakan istimewa yang berbeda dari hari-hari biasa adalah salah satu hal yang dianggap sangat istimewa dan terbaik yang biasanya dilakukan saat puasa dan lebaran.

Harga daging yang masih dianggap tergolong mahal oleh sebagian masyarakat, baik dalam kondisi mentah maupun matang akhirnya menjadikan daging sapi masuk golongan masakan istimewa dan terkadang hanya disajikan dalam kondisi dan perayaan khusus.

Namun untuk saya pribadi dan keluarga, baik keluarga saya sendiri maupun suami sudah lama meniggalkan tradisi ini.  Kami tidak begitu terpengaruh dengan keadaan harga daging yang naik. Suami dan kekuarga besarnya bukan penyuka daging, mereka hanya mengkonsumsi daging sapi dalam bentuk olahan berkelanjutan seperti bakso.

Kalau lebaran, keluarga besar suami lebih suka memasak ayam kampung yang dibeli dilingkungan tetangga sendiri. Berdasarkan info yang banyak saya baca justru ini lebih sehat.

Saya pribadi sudah sejak lama membatasi seminim mungkin konsumsi daging sapi semua bagian potonga. Baik daging primary cut yang paling mahal maupun jeroan yang paling murah, benar-benar sudah sangat jarang saya konsumsi. Banyaknya artikel kesehatan yang menjelaskan dampak kurang baik untuk kesehatan bagi orang berusia di atas 30 tahun, dan jujur ini mempengaruhi pola konsumsi saya terhadap daging sapi. Membuat saya akhirnya benar-benar jarang mengkonsumsi olahan daging. Termasuk saat acara Nangkring saya juga tidak tertarik untuk mencicipi.

Begitu juga saat berlebaran di keluarga besar saya, meski masih tetap menyiapkan masakan istimewa, kami sudah mulai terbiasa dengan membuat beragam alternatif masakan yang berbahan baku non daging sapi.

Sedikit tips untuk terhindar dari panik harga daging sapi ala saya :

  • Tidak mengubah drastis kebiasaan dan menu makan saat puasa dengan hari biasa. Saya yang hari biasa tidak setiap hari masak, selang seling dengan beli di langganan yang sudah cukup saya kenal  dan tahu cara memasaknya bersih dan sehat tanpa MSG, tetap melakukan hal yang sama.
  • Tidak serta merta memborong daging dan sebagainya. Apalagi dalam jumlah yang nggak kira-kira untuk stok. Yang setelah berhari-hari diangetin terus justru semakin membuat selera makan menurun, karena warna dan rasa telah berubah.
  • Untuk pemenuhan gizi seimbang keluarga, protein juga bisa didapat dari seafood, dan jenis makanan lain. Jadi bisa dikombine.
  • Bagi yang sangat suka olahan daging, kalau kalian bisa terbuka dan menerima saran dari pemerintah untuk mulai menyukai dan beli daging beku, maka berati kalian juga harus terbiasa membuka pikiran dan inspirasi memasak dengan melakukan eksperimen olahan daging.
  • Seperti kalau mengolah bakso, daging dicampur daging ayam atau daging ikan laut, ikan tenggiri misalnya. Saya sering melakukan ini, di era serba digital yang mana banyak inspirasi dan contekan resep di internet bisa kita dapat dengan mudah.

Alasan “Ibuku (atau keluarga ku) terbiasa dengan resep baku turunan keluarga” menurut saya alasan yang terlalu maistream. Karena mayoritas orang tua sekarang juga open kok dengan perkenalan inovasi memasak ala mama muda masa kini, karena soal makan saat puasa dan lebaran, yang terpenting bagi mayoritas orang tua  adalah kebersamaan dan kekhusukan ibadah. Jadi mau eksperimen masakan juga oke-oke saja. yang penting saat menikmati, bersama-sama.

  • Mulai berfikir untuk tidak megistimewakan daging, karena sekarang semua makanan bisa diinovasi kok. Contohnya Rendang, sekarang tidak hanya daging sapi yang bisa dibuat rendang. Tapi ayam kampung, bebek, sampai jengkol hingga jamur pun sangat uenak dibuat rendang. Rendag jegkol itu menyerupai daging loh rasanya :D
  • Tidak terlalu mengistimewakan daging bisa juga dengan mengganti menu. Kalau yang pernah tinggal di Kalimantan tentu tahu bahwa masakan khas di sana ada ketupat atau lontong yang ikannya menggunakan ikan gabus bumbu merah. Jauh lebih nikmat dan sehat. Karena ikan gabus adalah ikan sungai, yang bahkan karena kandungan gizinya yang baik oleh dokter sering dianjurkan dikonsumsi rutin oleh Ibu melahirkan melalui operasi.

Jadi masih bingung juga dengan gempuran harga daging yang mahal dan tidak bisa menghilangkan tradisi mengistimewakan daging sapi dalam menu lebaran? Ya sudah, kenali lebih dalam setiap bagian yang mana setiap bagiannya memiliki harga berbeda, pilih sesuai kemampuan dan resep yang ingin diolah. Dan jangan lupa pantengin terus lini masa @Kemendag dan kementrian terkait lainnya untuk melihat info pasar murah. Saat ini sih daftarnya bisa dilihat di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun