Mohon tunggu...
Sumarti Saelan
Sumarti Saelan Mohon Tunggu... Freelancer - FREELANCE

FREELANCE

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Kesempurnaan Berkendara ala Woman Biker Jakarta

6 Mei 2016   00:20 Diperbarui: 6 Mei 2016   00:26 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari sini saya jadi tahu, sepeda motor masih pilihan ternyaman di jalanan Jakarta yang masih belum ramah angkutan umumnya. Masih semerawut jalanan rayanya dengan macet. Masih berjibaku dengan etika pengguna jalannya yang butuh kesabaran ekstra untuk menghadapinya saat berpapasan setiap hari di bising dan padatnya jalanan Jakarta.

 Akhir 2012, saya membeli sepeda motor sendiri. Tidak lagi gantian dengan suami dan jenisnya adalah motor skutik. hampir tidak pernah lagi pakai motor bebek suami, kecuali kepepet. Misal skutik saya lagi di servis atau sedang dipinjam siapalah. Dan tak terasa hampir emapt tahun saya menjadi salah satu dari sekian ratus, mungkin hingga ratus ribuan woman biker Jakarta. Meski setahun belakangan tidak lagi bersama GPS berjalan saya, Vema Syafei.

Untuk pertama kali saya punya kendaraan roda dua sendiri dengan predikat “Punyaku, motorku” yang akhirnya menjadi teman aktivitas sehari-sehari saya. dan dari sini pula saya belajar makna “Kenyamanan dan kesempurnaan berkendara bagi seorang wanita di jalan raya Jakarta”.

Dan ini loh hal yang keamanan, kenyamanan dan kesempurnaan berkendara ala saya, yang hampir empat tahun jadi woman biker Jakarta dengan motor skutik.

Jadilah pengendara yang baik

Seperti apa pengendara yang baik?

Pertama, yang paling penting harus bisa mengendarai sepeda motor dengan baik dan benar. Pengendara yang baik tidak hanya sekedar “bisa” tapi juga memiliki keberanian, kesabaran, tanggung jawab dan etika di jalan raya.

Karena jalanan Jakarta tidak sekedar tentang jalanan beraspal mulus, tapi juga tentang macet, tentang jalan bersisian dengan truk gandeng dengan roda lebih dari empat. Tentang saling berhimpitan dengan truk kontainer. Tentang sempit dan terjalnya jalan tikus yang harus dilalui untuk mencari jalan alternatif saat jalan utama macet atau ditutup karena perbaikan atau karena ada acara.

Dan dibutuhkan lebih dari sekedar “bisa” tapi juga kesabaran, kelihaian berbalut sikap yang tidak egois dan mau menang sendiri di jalan raya.

Yang Pengendara yang baik juga lebih mengutamakan kesabaran yang membentuk  kesadaran untuk selalu ingat menjaga keselamatan dalam perjalanan. Keselamatan bisa dikhtiarkan dengan mematuhi rambu lalu lintas, saling menghormati antar pengendara alias pengendara beretika.

Pengendara yang baik juga akan menerapkan disiplin pada diri sendiri, seperti bepergian dengan perkiraan waktu yang baik. Tidak mepet sehigga berakibat pada “ngebut untuk mengejar waktu agar cepat sampai tujuan” yang akirnya mengakibatkan tindakan brutal di jalan raya. Menabrak semua rambu yang ada dan kasar terhadap pengendara lain yang dirasa menghalau kecepatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun