Di beberapa Negara seperti India, kasir lebih rajin dan perhatian pada konsumen, dengan membawa mesin EDC ke meja konsumen. Di Indonesia hal ini masih langka.
Namun Trinity juga berbagi kisah, bahwa setiap negara memiliki peraturan yang berbeda-beda. Bahkan ada kartu jenis apapun tidak bisa digunakan di suatu Negara. Contohnya Brazil, di sana kartu apapun sulit digunakan, hanya bisa menggunakan kartu yang mereka keluarkan. Kartu dari negara lain hanya bisa digunakan di ATM berkode khusus dan itupun harus tetap waspada karena tingginya angka kriminalitas (perampokan) di sekiataran ATM di sana. Dan ATM di sana tidak beroperasi 24 jam.
Untuk di Indonesia, Trinity biasa membawa uang tunai dalam jumlah yang cukup banyak saat akan berkunjung ke suatu daerah yang benar-benar di pelosok. Yang infrastrukturnya benar-benar minim. Mulai dari jaringan yang tidak ada, listrik yang minim, sehingga ATM dan mobile bangking serta internet bangking benar-benar sulit untuk digunakan.
Dalam sesi tanya jawab yang sebagian besar akhirnya jadi ajang curhat kesulitan para Komasianer dalam menggunakan non tunai juga berlangsung seru. Pada dasarnya kesulitan yang masih banyak dihadapi adalah masalah keamanan. Yang dari pengalaman ini, seorang kompasianer akhirnya jatuh pada kepemilikan 7 kartu.
Atau pengalaman kesulitan menggunakan e-money di beberapa daerah. Dan dari pengalaman saya, di Jakarta juga sebagian masih sangat minim infrastruktur untuk e-money. Hanya Bank-bank tertentu yang memiliki infrastruktur yang sudah sangat kuat. Sebagian, masih mengecewakan.
Bahkan bukan hanya e-money, tapi kartu debet beberapa Bank juga kadang masih angot-angotan, sering tiba-tiba gangguan jaringan dan tidak bisa digunakan.
EDC Debet atau e-money yang mayoritas masih “individual” alias hanya bisa digunakan oleh kartu dari bank yang sama dengan EDC. Dan beberapa masalah lainnya terkait infratruktur.
Kesimpulan dari keseluruhan diskusi Non Tunai kali ini:
- Pada dasarnya non tunai sangat mudah dan penuh kenyamanan untuk digunakan.
- Menyimpan kartu di tempat yang aman, seperti dalam kantong baju atau jaket bagian dalam saat bepergian.
- Membawa dan menggunakan laptop/gadget sendiri untuk bertransaksi.
- Sembunyikan tiga digit terkahir nomer kartu kredit.
- Jangan mudah tergiur dengan berbagai penawaran.
- Cermati setiap email penawaran untuk kartu kredit yang masuk ke inbox kita, terutama email-email yang meminta daftar ulang, pengaktifan dan sebagainya. Kalau ibarat SMS, itu adalah SMS “mama minta pulsa”. Jadi berhati-hatilah.
- Kalau berpergian, lebih baik bawa uang secukupnya untuk makan dan biaya-biaya tertentu, dan tinggalkan kartu-kartu penting non tunai di brankas hotel.
- Dan yang terpenting, setiap akan bepergian baik dalam dan luar negeri, search dulu tentang penggunaan non tunai di sana. Seperti kartu Bank apa di Indonesia yang bisa digunakan di negara tersebut. Jangan sampai kartu yang kita bawa tidak bisa digunakan sama sekali di sana.
- Atau berapa banyak uang tunai yang kita butuhkan untuk pergi ke suatu daerah di pelosok Indonesia yang infrastrukturnya masih minim dan lain-lain.
Melalui diskusi ini, semoga sosialisasi dan gerakan non tunai kedepannya terus mengalami perbaikan dan peningkatan untuk kenyamanan, kemananan seluruh lapisan masyarakat. Juga mendorong masyarakat untuk memahami dan mengerti kenyamanan non tunai, dan beralih menggunakannya bagi yang belum menggunakannya.
Tantangan sudah pasti besar untuk memasyarakatkan non tunai, salah satunya mengubah pola pikir masyarakat yang sudah terlanjur "percaya" dan merasa nyaman sepenuhnya menggunakan uang tunai. Namun diharapkan dengan sosialisasi dan edukasi yang tepat masyarakat akan cepat bisa beradaptasi dan menerima. Tentu dibarengi dengan perbaikan-perbaikan penting untuk kenyamanan serta yang utama keamananan.
Dan acara hari itu ditutup dengan penampilan Stand up comedy dari Abduh yang sangat kocak dengan logat Timur-nya yang kece.