[caption id="attachment_203035" align="alignnone" width="640" caption="beberapa potongan adegan film CCTS"]
Ya, ini adalah sepenggal dialog dari empat tokoh utama dalam film Cita-citaku Setinggi Tanah. Jawaban empat orang anak SD saat ditanya oleh gurunya tentang apa cita-cita mereka.
Film yang lokasinya menampilkan keindahan alam sebuah Desa di daerah Muntilan Magelang ini menceritakan perjuangan gigih para tokoh-tokohnya dalam berusaha mewujudkan cita-citanya.
Seperti Mey yang bercita-cita jadi artis maka dengan gigihnya dia berlatih akting setiap hari, yang dibantu pula oleh ibunya yang pemilik salon kecil dalam mencari koneksi dan jalan bagi anaknya sambil membantu berlatih setiap hari.
Jono yang bercita-cita menjadi Tentara setiap hari mempraktekan aksi-aksi seorang Prajurit di medan perang dan mengoleksi mainan patung TNI.
Puji yang bercita-cita membahagiakan orang disekitarnya selalu berusaha melakukannya setiap hari salah satunya dengan cara memberi bantuan tenaga pada orang-orang yang membutuhkan.
Namun film tetaplah film yang memiliki fokus cerita, dan fokus cerita tentu lebih banyak pada tokoh utamanya seorang anak bernama Agus yang berjuang mewujudkan cita-cita sederhananya untuk bisa makan direstoran Padang. Dia tidak perduli meski sahabatnya menertawakan kepolosannya saat dia mengungkapkan apa cita-citanya.
Bagi Agus yang hanya seorang putra dari seorang karyawan pabrik tahu dan seorang ibu rumah tangga biasa yang setiap hari bisanya hanya memasak tahu bacem untuknya makan di restoran Padang tentu adalah sebuah keistimewaan yang tak ternilai.
Yang mana untuk mewujudkan cita-citanya Agus melakukan banyak hal. Mulai menabung uang jajannya yang jumlahnya tidak seberapa, mencari keong untuk dijual hingga menjadi pengantar tahu dan ayam.
Namun terkadang angan-angan tidaklah seindah bayangan. Hidup selalu penuh perjuangan. Begitu juga saat setiap orang berusaha untuk meraih cita-citanya. Halangan dan hambatan itu akan selalu ada untuk menguji setiap manusia. Tapi sebenarnya dari sinilah akhirnya seseorang tahu, apakah cita-citanya itu memang benar-benar sesuai dengan dirinya atau hanya sekedar ambisi tersembunyi.
Hal ini pula yang akhirnya disadari oleh Agus. Bahwa untuk mewujudkan cita-citanya makan di restoran Padang ternyata dia harus melupakan sementara hungannya dengan para sahabatnya karena sibuk mencari uang. Dia juga membuat kwatir orang tuanya karena mencari kerang hingga lupa waktu dan pulang dalam keadaan dekil dan kotor. Dan pengorbanan-pengorbanan lain yang dilakukannya.
Disini dia menyadari dapat mewujudkan cita-cita itu memang membahagiakan tapi akan lebih membahagiakan lagi jika kita bisa menikmati kebahagiaan itu bersama orang-orang yang kita sayang dan cintai.
Film besutan Eugene Panji ini benar-benar memberi kesan yang mendalam padaku. Pesan-pesan yang disampaikan didalamnya sangat mengena. Tentang spirit dan perjuangan. Mengingatkan kita semua bagaimana cita-cita harus dibangun dan diwujudkan. Dan jangan mudah menyerah oleh hambatan yang menghadang. Dan tentu saja semua harus dibarengi dengan kesadaran dan kontrol diri agar tidak berubah menjadi sebuah keserakahan yang justru akan menodai kebahagiaan itu sendiri.
Film ini benar-benar terekomendasi untuk semua kalangan dan semua usia. Karena memberi semangat, spirit dan inspirasi. Dimana setiap adegannya tidak hanya menyajikan ketegangan dan perjuangan keras saja tapi juga menghibur dengan beberapa scene lucunya.
Begitu juga dialog-dialog yang terlontar. Sangat banyak dialog inspirasi diantaranya "cita-cita bukan untuk ditulis tapi untuk diwujudkan", "rejeki tidak akan pernah hilang, hanya datang menunggu saat yang tepat" dan dialog inspirasi lainnya.
Daya tarik lain film ini adalah para pemain ciliknya semua asli Yogya dan baru pertama kali main film tapi akting mereka sebagai anak desa yang polos sangat mengesankan didampingi akting ciamik dari para artis senior berkelas seperti Agus Kuncoro, Nina Tamam dan pemain pendukung lainnya benar-benar menjadikan film ini semakin menarik untuk dinikmati. Ditambah dengan adanya dialog-dialog dalam bahasa Jawa yang menambah daya tarik tersendiri film ini. Jadi saya anjurkan semua untuk beramai-ramai mengajak semua anggota keluarga, terutama putra-putrinya untuk menyaksikan film ini.
Untuk reportase nobarnya bisa baca di sini
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI