Mohon tunggu...
Sumarno
Sumarno Mohon Tunggu... Guru - percayalah, berbuat baik tidak pernah salah

mencoba meracau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bapakku

6 Juni 2018   10:59 Diperbarui: 6 Juni 2018   11:08 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

laki-laki yang menyapu pelataran itu bapakku

menyambut pagi dengan semangat matahari

ya, ia adalah matahari, sekaligus bulan

menyinari kehidupan

laki-laki yang meneteki anak itu bapakku

sembari menimang dan mengelus tubuh mungil, ia berbisik

"sama bapak dulu... beri waktu istirahat ibumu"

laki-laki yang menulis dipapan itu bapakku

datang dengan senyum berkembang

diiringi sumringah ketika pulang

menghidupkan penghidupan

laki-laki yang beraroma ladang, sawah pegunungan itu bapakku

mengolah, menanam, merawat kehidupan

disirami air segar embun

"hidup harus tetap tumbuh" katanya

laki-laki bermata teduh itu bapakku

senyum teduh itu bapakku

april 28 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun