Mohon tunggu...
Sumarno
Sumarno Mohon Tunggu... Guru - percayalah, berbuat baik tidak pernah salah

mencoba meracau

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aska

27 Oktober 2016   08:57 Diperbarui: 27 Oktober 2016   09:10 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seingatku saat itu matahari belum begitu tinggi, saat sedang duduk di buktempat biasanya aku mencari inspirasi. tiba - tiba seorang anak laki - lakiberumur kira - kira 10 tahun datang mendekat dengan air mata yang terusmengalir meskipun dia berulang kali pula menyekanya dengan tangan yang terlihatberdarah dan memar - memar. tiba - tiba anak itu duduk dan langsung mendekaptubuhku dan tangisnya semakin menjadi. awalnya aku merasa aneh dan bingungdengan apa yang terjadi, namun karena saya tak tega melihatnya akhirnya kudekaperat tubuhnya dan kuelus rambutnya yang nampak kumal.

"tenang..tenang.. tidak apa.. kau aman disini.." hiburku sembaritetap mengelus rambutnya.
kini tangis anak itu terasa mulai mereda.
kuangkat wajahnya dan kuseka air matanya dengan tanganku
" kamu kenapa? jangan nangis seperti itu, lelaki tidak boleh cengeng" kataku

dia hanya menggeleng
" cerita saja, siapa tahu aku bisa membantumu"
mulutnya sedikit terbuka, hendak berbicara, terbata - bata
" ee... ba.. ba.. bapak "
"kenapa dengan bapakmu?, sakit? jatuh?"

dia hanya menggeleng lagi
" ba.. pak.. mabuk.. aku dipukul, karena mainanku membuatnyatergelincir"
astaga.. langsung saya dekap lagi badan anak itu
"tidak apa - apa, sudah, jangan dipirkan lagi"

setelah beberapa menit, anak itu terlihat mulai tenang, dan kemudian diabercerita mengenai keadaannya, bahwa dia sering sekali dipukuli oleh bapaknyahanya karena alasan yang tidak jelas, seperti tidak mau mencucikan bajubapaknya, tidak mau membelikan rokok bapaknya, atau sekedar lupa tidakmenghidupkan keran untuk mengisi bak tempat mandi. setelah dia berceritabegitu, akhirnya saya putuskan untuk mengajaknya pulang kerumahku untukistirahat. kebetulan dirumah aku hanya berdua dengan ibu, karena bapak dankakakku pergi merantau dan hanya pulang sekitar 3 - 4 bulan sekali.

aku pegangtangannya dan aku ajak dia untuk pulang kerumahku , sesampainya dirumah, ibusaya sedang duduk diteras,
"Bu, buatin teh 2 gelas ya" perintahku kepada ibu karena aku inginsegera mengobati anak itu yang akhirnya kutau namanya saat perjalanan pulangtadi, dia bernama Aska dan nama ku adalah Mus, itu bukan namaku yang sebenarnya
"Buat siapa kog dua?"
"buat aku sama temenku bu"
saya langsung mengajaknya ke kamar, dan segera mengobatinya
"tenang - tenang gak akan lama sakitnya" hiburku melihat dia meringiskesakitan

" mus.. kesini sebentar"
"iya bu" kemudian aku segera datang
" kamu bicara sama siapa?"
"temenku bu"
"owh, dia sudah datang ?, suruh masuk!''
"Lho kan tadi dia bareng sama aku bu masuknya"
"kamu kan sendirian tadi"

"ibu ini pasti gak fokus sehingga gak melihatnya, saya panggilkan duludia, biar dia kesini kalau ibu tidak percaya"
saya langsung ke kamar untuk mengajak aska bertemu dengan ibu, namunsesampainya dikamar aska sudah tidak ada, ya anak itu pasti sudah pulang,karena takut dimartahi ayahnya lagi
" dia sudah pulang bu, sudah pergi"

"wong emang tadi kamudatang sendiri juga kog, pasti banyakl berhayal kamuitu, kebanyakan melamun, kebanyakan begadang"
aku diam, aku bingung, aku tadi sangatlah sadar, dan saya juga tidak melamun sedikitpun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun