Jalan-jalan di Maliboro tepatnya di Pasar Bringharjo untuk membeli titipan ibu yakni Wedang Uwoh 2 pax dan kain sutera super serta kain primissima sunforest. Â Kenapa di Maliboro? Â Bukan karna banyak kenangan mantan disana tapi bisa mendengarkan musik berganti-ganti saat berpindah tempat saat kita beli. Â Yaa... Setiap toko yg ada pinggiran jalan malioboro hampir punya musik sendiri.... Belanja bikin asyiikk!!!
Sajojo... Sajojo... Saat berjalan didepan toko Al-Fath, terdengar sebuah lagu dan merasa familier dengan lagu itu. Sajojo adalah lagu penyalur energi positif untukku. Â Sebuah lagu yang pernah menjadi pengantarku menari bersama kawan-kawan tahun lalu di pensi jambore DIY.
Lagu Sajojo adalah lagu yang berkisah tentang perempuan cantik dari desa yang juga dicintai oleh orangtuanya. Dia menjadi dambaan bagi para pria untuk bisa lebih mengenalnya. Sajojo merupakan lagu daerah Papua yang juga digunakan untuk mengiringi senam di tanah Papua bahkan di seluruh tanah air Indonesia.
Lirik Lagu Sajojo
,ini dia liriknya :
Sajojo, sajojo
Yumanampo misa papa
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke
Sajojo, sajojo
Yumanampo misa papa
Samuna muna muna keke
Samuna muna muna keke
Kuserai, kusaserai rai rai rai rai
Kuserai, kusaserai rai rai rai rai
Inamgo mikim ye
pia sore, piasa sore ye ye
Inamgo mikim ye
pia sore, piasa sore ye ye
Penyemangat itu seperti sahabat. Â Terbiasa dengan bercerita sepanjang waktu bersama sahabat tentu hari -hari menjadi sangat indah. Namun, Â saat dia tak lagi dekat denganmu karena jarak, Â dia tak lagi dekat menjadi tak semudah bercerita apapun. Â Terlalu banyak berfikir untuk bercerita, Â apalagi sahabat itu sudah memiliki pasangan hidup. Tentu ini menjadi sangat berdampak pada aktivitas dan kesibukan seseorang.
Terbiasa dengan kenyamanan dan selalu dihargai terkadang menjadi pengaruh saat kenyamann itu sirna. Nyaman hanyalah sementara kecuali hati yang dapat mengendalikan. Mengendalikan diri untuk lebih bisa kuat dengan sikon baru butuh proses. Proses akan menunjukkan jalannya meski terkadang lingkungan sekitar tak mensupport, Â entah media sosial ataupun lingkungan sekitar. Â
Salah tingkah terkadang tak terkendali untuk diungkapkan dan menjadi bumerang dirisendiri. Â Harus disadari bahwa setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, Â benar? Â Bagaimana menurutmu?