Mohon tunggu...
Suman HaES
Suman HaES Mohon Tunggu... -

Aku akan melangkah hingga meraih harapan tak berbatas. jika gagal aku akan melangkah lagi dan melangkah lagi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kerusuhan, Siapa Untung Siapa Beruntung (3)

11 Maret 2011   06:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:53 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JIKA kita ikut cara berpikir berdasarkan teori kebutuhan Abraham Maslow yang membagi beberapa tingkat kebutuhan diantaranya kebutuhan sandang, pangan, papan dan aktualisasi diri. Dan kita kaitkan dengan perekmbagan toknologi informasi rasanya teori kebutuhan Maslow sudah mulai ktinggalan jalan. Handphone merupakan satu kebutuhan umat manusia di era modernisasi ini.

Handphone adalah perkembangan dari teknologi telepon tanpa kabel dan mudah dibawa kemana-mana. Handphone selain kita dapat berbicara kepada orang diseluruh penjuru dunia tanpa batas, Handphone juga punya kelebihan mengirim pesan-pesan singkat dengan kecepatan perdetik. Karena kelebeihan makhluk yang bernama handphone ini menjadi sahabat yang paling akrab untuk seorang manusia. Kalau pemiliknya laki-laki keakrabannya mengalahkan istri tercinta. Kita mungkin tidur bersama istri dan anak, handphone juga ikut menemani. Sesekali waktu kita tidur sendiri, tanpa ditemani istri dan anak tapi handphone setia menemani kita. Ke toilet kita bawa, ke dapur kita kita genggam. Ke kantor kita simpan disaku kita. Ke Jakarta maupun ke luar negeri pun kita bawa.

Keakaraban suami dengan hanphone sering membuat cemburu para istri dan anak. Terutama para suami yang doyan daun mudah, handphone menjadi teman yang paling setia, bahkan ada istri yang dilarang menyentuh handphone milik suami. Hanphone bisa dapat menyimpan semua rahasia. Handphone dapat merekam seluruh tingkah laku kita. Seperti Ariel Peterpen merekam adegan mesum dengan Luna Maya Atau Cut Tari. Singkat kata handphone bisa mengangkat derajat dan citra manusia. Tetapi handphone juga dapat merusak hubungan persaudaraan kita dalam waktu yang sangat singkat.

Karena handphopne inilah warga kota Kupang dibuat resah dengan pesan-pesan singkatnya dari oknum yang tak bertanggung jawab. Ternyata teknologi handphone bisa merusak kedamaian, hanya karena pesan singkat sms kerusuhan dari tanggal 24 sampai dengan tanggal 27 Pebruari 2011. Ternyata hanphone ciptaan manusia dapat menipu manusia itu sendiri. Mungkin kita tidak percaya dan bersikap masa bodoh. Namun sikap ini juga kadang merugikan. Orang akan menyindir, mengapa itu terjadi kan sudah ada pesan sms. Tetapi kalau kita bereaksi berlebihan, Orang mungkin mentertawai kita. Ko hanya pesan bohong-bohongan, mengapa kamu ketakutan?

Seorang futurelog berkebangsaan Amerika keturunan Yahudi bernama Alifin Tovler dalam bukunya future Schoock menguarai tiga gelombang peradaban. Peradaban agraris, peradaban industri dan Peradaban informasi. Dalam peradaban informasi, Tofler mengingatkan agar kita memanfaatkan perkembangan teknologi informasi untuk meningkatkan nilai-nilai peradaban yang menghargai umat manusia. Teknologi tidak boleh meresahkan atau membunuh umat manusia dijagat ini. Ternyata teknologi handphone dengan pesan smsnya benar-benar meresahkan masyarakat Kota Kupang. Kota yang dijuluki Almahrum S.K Lerik sebagai KOTA KASIH (Kupang Aman, Serasih, Indah dan Harmonis), tidak sebagai slogan kosong tanpa makna.

Peringatan Tofler ini, harus kita tata sebaik mungkin agar apa yang disebutnya sebagai future schoock dalam gelombang peradaban informasi tidak menghantam kita dan terdampar di pinggir pantai karang kehidupan. Karena merendah kehidupan dan menata masa depan memerlukan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Sementara sikap merusak dan membunuh orang lain memerlukan waktu yang hanya sedikit dan cepat, secepat kita mengirim sms terror kepada saudara-saudara kita yang tidak bersalah dan tidak berdosa. Bukankah semua agama mengajarkan kita tentang bersabar, pasrah, berserah diri, menolong yang susah, berdamai serta menjalin silahtuhrahmi. Tetapi mengapa Atas nama agama kita membunuh satu sama lain. Jawaban hanya ada di hati kita. Semoga handphone menjadi teman setia kita dalam mengantarkan pesan-pesan kebaikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun