Mohon tunggu...
Sumadi Arsyah
Sumadi Arsyah Mohon Tunggu... Petani -

“Hal Jaza ul Ihsan Illa al-Ihsan, tidak ada balasan dari suatu kebaikan kecuali kebaikan itu pula".

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tunjangan Wakil Rakyat Masih Kurang

15 September 2015   23:56 Diperbarui: 20 September 2015   08:53 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Kenaikan Tunjangan Wakil Rakyat/Sumber foto: detik.com"] 

Sebagai orang-orang hebat, kenaikan tunjangan wakil rakyat masih "wajar" bahkan masih "sangat kurang" kalau bisa ditambah, ya dikali dua lipatkan saja. Agar semua keinginan bapak-bapak kita terpenuhi dengan sempurna, baik kebutuhan pokok, primer maupun kebutuhan lain-lainya. 

Sebagai kumpulan orang-orang hebat, "tunjangan wakil rakyat masih kurang". Tapi, sayangnya bapak-bapak kita, "tak malu" atas kinerjanya yang lambat.

Berikut sebuah cerita, kalau Bapak Anggota DPR Hebat.

Anggota lembaga negara yang satu ini memang sering jadi sorotan dengan berbagai kasusnya. Sebagai wakil rakyat, tentu saja sepak terjangnya jadi bahan berita yang ‘menjual’ oleh media massa bagi konsumsi publik. Sindiran dan humor yang berkenaan dengan mereka banyak beredar di masyarakat. Berikut adalah salah satunya.

Seorang bapak anggota DPR yang terkenal akan komentar dan sensasinya, suatu hari berkunjung ke rumah seorang ustadz yang alim dan sederhana.

Beliau bertanya kepada si ustadz
Bapak DPR: “Pagi ustadz. Saya ingin tahu pendapat ustadz nan bijak. Menurut ustadz, saya sama gubernur hebat mana?”

Ustadz: “Ya hebatan bapak lah. bapak-bapak gubernur ga berani perintah-perintah anggota DPR.” (si bapak mulai nyengir)

Bapak DPR: “Kalau sama menteri, hebat mana?”
Ustadz: “Masih hebat bapak, bapak bisa panggil menteri dan menginterogasinya sedangkan bapak-bapak menteri ga berani
panggil bapak dan interogasi

anggota DPR.” (si bapak nyengirnya tambah lebar )
Bapak DPR: “Ini pertanyaan penting, dijawab jujur ya ustadz. Kalau sama presiden?”

Ustadz: “Masih tetep hebatan bapak, karena bapak wakil rakyat dan presiden juga gak bisa memecat bapak. Presiden juga membuat laporan pertanggungjawaban pada wakil rakyat di DPR”
(cengiran si bapak DPR jadi lebar dan merasa puas)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun