Bismillahirrahmanirrahim
Tahun 2006 adalah momentum dimana kuncup bunga cinta Anis Matta semakin bersemi. Tulisan serial cinta yang beliau tulis pada salah satu rubrik di halaman akhir Majalah Tarbawi ia wujudkan dengan menikahi gadis remaja, Szylvia Fabula asal Eropa Timur, Hongaria. Meskipun poligami masih cukup tabu dalam tradisi Indonesia, namun Anis Matta meyakinkan bahwa poligami hukumnya wajib, dan juga boleh. Maklum, beliau lulusan Fakultas Syari’ah LIPIA, Jakarta yang belajar tentang hukum-hukum Islam. Awal pertemuan Anis Matta dengan kekasih hati dimulai ketika beliau diundang untuk menghadiri sebuah konferensi di Turki. Kemudian sembari menikmati liburan luar negerinya, beliau lanjutkan berkunjung ke Budapest, Hongaria. Disanalah dua pasang mata saling bertukar asmara. Mengutip istilah dalam Al Quran Surat Yusuf ayat 30, “Qad syaghafaha hubba”. Keduanya dimabuk cinta. Hubungan pun berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Selama 4 bulan sebelum akhirnya sepakat menikah, mereka saling berkomunikasi via telepon, SMS, dan email. Dan pada akhirnya Szylvia Fabula terpikat dengan pesona Anis Matta yang menghujani Budapest. Ia kemudian memantapkan hati kembali ke pangkuan Islam. Sebelum mengeksekusi hasratnya untuk berpoligami, selama 4 tahun sebelumnya beliau sudah mendiskusikan ini kepada isterinya, Anaway Irianty Mansyur. Ada beberapa syarat yang diajukan Anaway, diantaranya calon isteri kedua beliau harus dikenalnya dengan baik. Selain itu, hubungan antara kedua isteri harus terbangun kecocokan dalam banyak hal. Hal ini untuk meminimalisir konflik rumah tangga. Diantara kesepakatan lainnya adalah tersedianya waktu yang cukup dan adil untuknya dan ketujuh anaknya. Karenanya, hingga saat ini Anis, Anaway dan Fabula tinggal dalam satu atap rumah, agar waktu tidak banyak terbuang di jalan jika berpisah jarak rumah. Anis Matta dianugerahi 3 anak dari isteri keduanya. Puterinya yang kesepuluh, Shofia Anis Matta lahir bulan September 2013. Meskipun mekanisme perjodohan diinternal Partai Keadilan Sejahtera demikian ketat, Anis Matta mengaku dapat restu untuk berpoligami dari Ketua Majelis Syuro, Hilmi Aminuddin. Sekedar informasi, PKS menciptakan sistem sel, yang lebih dikenal sebagai kelompok pengajian / halaqah. Setiap kelompok terdiri dari 7 – 15 orang dengan satu mentor / murabbi. Setiap individu yang akan menikah umumnya dijodohkan oleh mentornya. Biasanya dilakukan tahap perkenalan / ta’aruf. Masing-masing calon menyerahkan biodata dan foto. Jika kedua pihak sepakat, menikahlah mereka. Prinsipnya ada 5 B: BIBIT – BEBET – BOBOT. Kalau cocok, BABAT. Malamnya baru BUBUT :D. Sebagai pribadi, saya mengagumi beliau, sesekali mengkritisi. Setidaknya ada persamaan antara kami, sama-sama suka menulis :D. Saya mengangkat topi akan langkah ‘terobosan’ Anis Matta yang menikahi gadis bule, yang sebelumnya non muslim. Saya akui, beliau sebagai orang muda yang berpikiran cemerlang dan memiliki selera cinta yang tinggi. Pada Desember ini PKS menyelenggarakan Pemilihan Raya untuk menjaring 5 besar nama-nama capres dari internal. Sayangnya, raihan suara Anis Matta tidak sebesar Ahmad Heryawan dan Hidayat Nur Wahid. Sepertinya kasus-kasus hukum yang menyeret nama beliau mempengaruhi elektabilitasnya diinternal. Misalnya testimoni dari Yusuf Supendi tentang penggelapan uang partai 10M; tuduhan Wa Ode Nurhayati; Uang mahar 8M Pilgub SulSel; Proyek bibit kopi di Kementan; dll. Barangkali memang belum cocok jadi capres, ibu negaranya lebih dari satu. Lagipula nanti diragukan sikap bela negerinya, karena isteri kedua beliau masih berkewarganegaraan Hongaria, alias belum jadi WNI. Tulisan ini saya bagikan usai menyaksikan acara “Aiman dan Anis Matta” pukul 22.00 – 23.00 WIB di Kompas TV (27/12). Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan, terutama kepada beliau. [Sulung Nofrianto] http://www.aisyahnurwahidah.net/misteri-cinta-anis-matta-dan-szylvia-fabula.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H