Mohon tunggu...
Sult Harias
Sult Harias Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Merayakan Semarak Manusia

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apakah Aku Salah Mempertanyakan Pancasila?

20 Juni 2024   06:30 Diperbarui: 14 Agustus 2024   14:39 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Menjunjung tinggi kedaulatan negeri merupakan salah satu gagasan dari Pancasila. Untuk mengutamakan kepentingan bersama demi negeri, melainkan kepentingan kelompok, golongan atau diri sendiri. Gagasan ini mengajak kita untuk senantiasa cinta dan bangga terhadap Tanah Air.

Gotong royong sebagai contoh dari implementasi Sila Ketiga adalah sangat pantas. Namun munculnya westernisasi, globalisasi yang tidak tersaring, dan sifat individualisme yang semakin menggebu, merupakan masalah yang hendaklah untuk diperihatinkan.

Musyawarah mufakat merupakan cikal bakal terjadinya kemajuan; layaknya inovasi, progresi, dan pembaruan, yang selalu didasari oleh berfikir dan berdiskusi secara merdeka. Pentingnya bagi kita untuk selalu meluhurkan demokrasi. Adapun terjadinya kemunduran andai kita tidak berupaya untuk mempertahankan prinsipel demokratik ini.

Karena tanpa adanya prinsipel demokratik, tidak akan ada tesis, antitesis, dan sintesis. Sensorship, pembatasan pers, keangkuhan diri, hilangnya simpati dan konsiderasi untuk saling mendengarkan satu sama lain, akan menjadi katalis munculnya tendensi fasistik.

Begitu pula dengan upaya dalam menyejahterakan keadilan sosial, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas menyediakan seluruh layanan sosial demi kesejahteraan rakyat. Sementara harga beli rumah melonjak drastis, kesehatan tidak teruntuk semua, pendidikan jika bermateri, dan infrastruktur tidak memadai.

Namun padanakhirnya, Pancasila adalah Aku dan Kamu; milik semua. Pancasila itu tidak kosong. Tidak anulir. Tidak ilusif. Pancasila adalah cerminan leluhur bangsa; cerminan Aku dan Kamu; dan keturunan kita selanjutnya.

Jika kamu berbuat kejam, maka kamu telah mengkhianati warisan kita. Kamu telah gagal menjalani nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Dan sekitarmu; temanmu, keluargamu, dan pemimpinmu; telah gagal dalam memimbingmu.

Apa dayanya sebuah bangsa dapat berkembang; layaknya bunga, jika sesuatu yang dijuluki sebagai platform terbuka saja amat susah untuk dirayakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun