Mohon tunggu...
Sulthan DiegoAlfantri
Sulthan DiegoAlfantri Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Assalamualaikum Wr. Wb. Nama saya Sulthan Diego Alfantri, saya mahasiswa S1 jurusan Ekonomi Pembangunan di Universitas UIN JKT.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Belanja Online terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

22 November 2023   16:23 Diperbarui: 22 November 2023   16:26 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disingkat UMKM merupakan mata pencaharian terbesar dan berkontribusi banyak kepada ekonomi lokal. Karena Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) banyak memberikan manfaat seperti penciptaan lapangan kerja, pertumbuhan ekonomi, pelestarian budaya, penyumbang pendapatan domestik bruto (PDB), dan masih banyak manfaat UMKM lainya. Belakangan ini banyak UMKM merasa terancam oleh bisnis online shop yang pertumbuhannya berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Mereka sering mengeluh dan protes bahwa mereka tidak laku seperti dulu dan sulit untuk bersaing dengan toko online karena tekanan persaingan yang semakin kuat, terutama dari toko online dan platform e-commerce yang menawarkan harga yang lebih kompetetif dan murah. Selain itu, toko online juga menawarkan kemudahan dalam berbelanja sepeti banyak pilihannya.

Berbagai pihak yang dirugikan kompak protes kepada pemerintah untuk mengatasi masalah ini dengan tegas. Pemerintah mengambil kebijakan merevisi salah satu peraturan perdagangan. Pelaku usaha sangat menyambut revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.50/2020 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE), kata Hermawati Setyorinny, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumandiri). Revisi ini bertujuan untuk melindungi produk dalam negeri. (Ni, 2023)

Selain penurunan penjualan, penurunan daya beli konsumen lokal pada UMKM juga menjadi salah satu aspek yang mempersulit situasi bisnis mereka. Perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke belanja online juga berdampak pada daya beli UMKM. Dengan masyarakat yang cenderung lebih hemat dan cenderung lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka, seperti bunyi hukum permintaan yaitu jika harga barang dan jasa semakin murah, maka semakin banyak permintaan atau pembeli barang dan jasa tersebut. Produk-produk UMKM seringkali lebih mahal dibandingkan dengan produk yang serupa di toko online dengan harga yang lebih murah. Hal ini mengakibatkan penuruan daya beli pada UMKM dan UMKM menjadi tidak laku karena masyarakat lebih memilih untuk berbelanja online daripada membeli produk UMKM secara langsung. 

Contoh nyata dari penurunan daya beli UMKM adalah toko-toko tradisional, karena biasanya tidak sedikit toko-toko tradisional tidak mengetahui atau kurang update tentang perkembangan platform-platform digital yang bisa memudahkan pelanggan dan menguntungkan toko untuk promosi atau memasang iklan sehingga lebih mudah mendapatkan konsumen. Sebelumnya, pelanggan selalu datang ke toko-toko tradisional. Namun, dengan maraknya layanan pengiriman online, masyarakat lebih memilih untuk memesan melalui applikasi karena lebih mudah sehingga tidak perlu keluar rumah. Hal ini mengakibatkan pendapatan toko-toko tradisional mengalami penurunan pesanan dan pendapatan.

Salah satu faktor yang mendorong masyarakat untuk beralih ke belanja online adalah kemudahan untuk menemukan berbagai promo-promo yang menarik seperti diskon besar- besaran, cashback, voucer belanja, gratis ongkir, penawaran menarik di platform e- commerce, dan masih banyak lagi. Hal ini membuat susah UMKM yang sulit untuk memberikan promo atau penawaran yang serupa. Saat mereka menjelajahi toko-toko online, mereka dapat dengan mudah untuk menemukan produk yang ingin dibeli, membandingkan harga, melihat ulasan produk apakah produk tersebut bagus atau tidak, dan mendapatkan penawaran yang mungkin tidak ada di toko offline.

Hanya dengan bermodalkan gadget dan koneksi internet, konsumen dapat menemukan produk-produk dengan harga yang lebih murah dan belum lagi promo yang membuat harga produk tersebut jauh lebih murah daripada produk-produk yang ditawarkan oleh UMKM lokal. Hal ini membuat produk-produk online menjadi lebih menarik dan membuat masyarakat semakin memilih untuk belanja online Seharusnya UMKM dapat mengatasi masalah ini menggunakan omnichannel. Brian Marshal, Founder dan CEO SIRCLO, mengatakan, "Strategi omnichannel juga dapat membantu merek untuk menciptakan sinergi antara setiap kanal penjualan mereka, yang pada akhirnya dapat memperluas jangkauan di berbagai kanal penjualan online dan mampu meningkatkan jumlah traffic transaksi. (Ghani, 2021)

Dalam dunia yang semakin terhubung secara digital, UMKM menghadapi masalah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perubahan perilaku konsumen yang semakin beralih ke belanja online telah menciptakan tekanan yang besar bagi UMKM. Ini dikarenakan UMKM tidak memiliki kehadiran online yang begitu kuat dan tidak dapat bersaing dalam harga yang kompetitif. Mereka harus menemukan cara untuk bertahan dalam era digital dan mereka harus menemukan cara untuk menyesuaikan diri dengan perubahan era ini atau menghadapi risiko penurunan pendapatan yang lebih besar.

UMKM harus mengoptimalkan dan memanfaatkan era digital ini untuk mengembangkan usaha mereka. Mereka harus fokus pada strategi pemasaran yang cerdas seperti memasang iklan digital, pemasaran konten, memanfaatkan keunggulan produk lokal dan ciri unik mereka untuk menarik pelanggan, melakukan kampanye dampak positif belanja produk lokal, berkolaborasi dengan influencer lokal, berkerja sama dengan platform e- commerce atau mereka juga dapat menjalankan bisnis online mereka sendiri untuk memperluas jangkauan dan memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin digital.

Pemerintah juga harus ikut andil untuk membantu UMKM dalam mengembangkan usaha mereka. Seperti membuat peraturan undang-undang tentang perdagangan, menyediakan program pinjaman yang terjangkau atau dukungan keuangan lainya, mengembangkan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan UMKM, memberikan subsidi, menyediakan layanan internet yang lebih baik, sistem pembayaran yang mudah di akses, dan masih banyak lagi. Langkah-langkah seperti itu dapat membantu UMKM untuk mengatasi masalah dan membangun keberlanjutan dalam menghadapi era digital ini.

Daftar Pustaka

Ghani, N. (2021). konsumen lebih banyak berbelanja online. Mediaindonesia.Com. https://mediaindonesia.com/ekonomi/441793/riset-745-konsumen-lebih-banyak-berbelanja-online-daripada-offline

Ni, L. A. (2023). UMKM minta larangan barang import murah. Bisnis.Com. https://ekonomi.bisnis.com/read/20230804/12/1681728/umkm-minta-larangan-barang-impor-murah-di-e-commerce-diawasi-ketat

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun