Mohon tunggu...
Sultan Saiful
Sultan Saiful Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer

Pendidikan UNIVERSITY, LOVED TO TRAVEL AND READ SOME BOOKS

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Apakah Dia Salah ketika Mulai Berpikir tentang Uang, Uang, dan Uang

16 Mei 2020   10:20 Diperbarui: 16 Mei 2020   10:41 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: GETTY IMAGES/ ISTOCKPHOTO/ GZORGZ

Pada musim pandemik ini, situasi kehidupan ekonomi sebagian masyarakat ,secara pelan -pelan sudah mulai menurun . Hal ini bermula dari bulan Februari 2020, sampai saat ini . Salah satu faktor pemicu adalah wabah virus korona, yang melanda dunia.

Hal ini dipertautkan dengan kebutuhan ekonomi di rumah  menyambut Hari yang penting,  dan pembayaran kebutuhan atas tagihan bergejolak .

Kisah teman Saya, mulai berpikir untuk mencari peluang baru dalam bisnis, yaitu mulai berpikir untuk mencari investor dari mana saja. Mengajak atau memberitakan kepada komunitinya, untuk berinvestasi kepadanya.

Dan ketika dia menjelaskan via zoom, maka sahabat bisnisnya, itu memberikan pujian dengan planning bisnis, tetapi dia akhirnya mengatakan bahwa saat ini, kehidupan perekonomiannya sudah mulai menurun akibat Covid 2019. Dengan tambahan penjelasan bahwa bahwa kehidupan ekonominya berdampak secara lansung dan tidak lansung.

Secara lansung, menurutnya, sudah sangat jarang mendapatkan order atau kontrak karena di tempat lain juga bermasalah di Negaranya. Sedangkan tidak lansungnya, bahwa teman- teman kerjanya atau relasi bisnisnya sudah mulai mengurangi 'diskusi ' bisnis, disebabkan mereka sebagian merasa shock culture, yang harus stay at home.

Kemudian teman ini, mulai mengajak klien lamanya untuk berinvestasi yang bisnisnya, yaitu UKM, dia pun presentasikan rencana bisnisnya ke rekan lainnya, ini via whatsapp dan jawabannya sungguh mengagetkan baginya, karena selama ini , beliaulah, dikenal sebagai pebisnis unggul yang tidak mudah menyerah, selalu punyai inisiatif dalam dunia bisnis skala kecil.

" Maaf , saya sudah bosan dengan keadaan ini...Yang biasanya membantu saya, dan menyuplai material bahan, sudah sulit didapatkan stoknya. Kalaupun ada, maka harganya sudah terlampui dan daya jualnya juga lemah."

Apakah anda punya pengalaman seperti ini? Kisah ini dikisahkan kepada saya. Bisa saja ya, atau tidak tetapi prediksi saya bisa saja terjadi di sekeliling kita.

***
Awal malam sudah menyelimuti Jakarta, langit mendung, kemungkinan besar akan turun hujan deras sebentar lagi. Perisitiwa ini ditandai dengan hembusan angin yang keras. 

Di Jalan Jendral Sudirman  'gemerlap lampu' di Gedung -Gedung pencakar langit, memperlihatkan kemewahannya. Saya memesan sebuah kendaraan online di aplikasi handphone saya. Tidak lama kemudian, hp yang saya gelatakkan di atas meja sebuah cafe yang cozi berbunyi menandakan bahwa driver menerima order saya untuk taksi online.

Sayapun bergegas ke lobby mall ini. Tidak lama kemudian sebuah mobil muncul dari arah jalan raya. Sesuai nomor taksinya, sayapun menarik pintu dan masuk ke dalam. Ketika saya duduk di dalamnya, saya terhenyak sesaat sebab, teman yang saya ceritakan di awal tulisan ini, adalah drivernya.

Seperti biasa, kami tertawa lepas. Seperti biasa , dia akan berceritera yang ramai sekali. Meskipun di sela- sela diskusinya, saya bertanya- tanya dalam hati, apakah gerangan yang terjadi dengan sahabat ini. 

Bukankah, biasanya saya menemuinya di konfrensi international, dan biasanya photo-photonya akan dishare ke group, kalau lagi di proyek Bersama dengan orang asing, baca investor. Kenapa professinya berubah. Terbersit rasa kasian dan simpati kepadanya. Belum lagi usia, usianya sudah di atas 60 an.  Kalau dia kesulitan eknomi, kenapa network atau sesama pejuang bisnisnya dahulu tidak memberikan sebuah peluang bisnis buatnya.

Saya pun mulai berpikir, apakah dia melakoni hidup adalah perjuangan, bisa jadi ya, dan saya berharap bahwa itu adalah drama buatnya yang dia ingin perankan dan rasakan. Mudah- mudahan.

***

Setelah beberapa hari kejadian itu, teman ini mengirimkan pesan kepada saya, minta di Doa'kan dan memberikan sedikit pendahuluan bahwa pelan-pelan ekonominya sangat menurun, asset- assetnya yang lux, sudah disita oleh pemilik dana,(peminjam) dan sebenarnya dia sangat bahagia, karena dia tenang. Tidak ada lagi teror di masa senggannya.

Dan pada penutup pesannya, dia menulis seperti ini, "Salahkah ,saya apabila saya mulai berpikir , uang, uang dan uang" ? Kemudian ada tanda emitikon yang lagi tertawa ceria.

Sayapun membalasnya dengan emitikon, tertawa bahagia. Itu saja, balasan saya.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun