Menurut kisah orang lokal di sini, bahwa pantai pandawa ini pada awalnya, adalah pantai yang jarang dikunjungi orang luar. Mereka yang datang hanyalah pembeli rumput laut, dan hampir sebagian besar orang -orang di sini adalah pengrajin rumput laut yang market untuk export.  Dalam pengembangannya, pemerintah Bali membuka tempat wisata dan membantu masyarakat di Kampung itu,dengan memberikan kemudahan untuk membuka kafe -kafe kecil di pinggir pantai .Menurut Ibu Made bahwa , dia hanya membayar ke  kantor lurah, yaitu biaya administrasi, Rp.75.000 Rupiah tiap bulannya.Â
Perjalanan saya kali ini ke Bali, ingin menemukan Pantai yang sangat indah di Bali ? Niat saya ini sudah bermula ketika saya masih dalam persiapan waktu di Jakarta. Dan ketika saya di Bali, saya memulai mencari data -data Pantai yang sangat indah. Pak Wayang yang menemaniku sebagai sopir plus guide memberiku informasi, pantai -pantai yang patut saya kunjungiÂ
Kisahku di Pantai Pandawa yang Melambung Jauh
 Semua berjalan cepat karena pada saat itu, jalanan tidak macet dan jalanan mengkilap setelah hujan luruh di bumi.Pemandangannya sungguh indah, mengkilap diterpa lampu - lampu mobil . Pantai Pandawa, memang luar biasa indahnya. Mata kita akan tersuguhi dengan pemandangan bukit yang berbatu.Pada jalanan yang lebar yang terjal di atas bukit bebatuan, kita akan menyaksikan ombak -ombak yang bergulung -gulung yang cukup ketinggian .Â
 Ketika saya sudah di Pantainya, saya ditawarin bangku yang bisa kita tidur-tiduran di Pinggir pantai. Setelah deal dengan biaya Rp. 50.000 per buah. Kita bisa menyewanya sampai puas.  Saya lalu duduk dan memperhatikan dengan seksama yaitu  para pengunjung luar dan lokal. Mereka asyik bersileweran di Pinggir pantai Pandawa .Â
 Saya sedikit terkejut ketika tiga turis luar bertanya yang  kepada orang lokal di Pantai, yaitu kepada orang yang menyewakan kursi panjang dan payung tenda tadi.
Karena saya melihat orang itu nggak terlalu mengerti dalam bahasa Inggris,  sayapun membantunya. Kiranya salah satu teman turis itu, terkena duri babi ketika berenang di Pantai. Wajahnya mulai pucat. Dan ketika memperlihatkan tangannya,saya melihat darah yang hitam di tapak tangannya.  Duri -duri itu memasuki daging dalam tangannya. Saya semakin bingun ketika orang lokal yang punya warung dan penyewa bangku dan tenda ini,  memberikan anjuran untuk memukul tangannya dengan batu. Tetapi pada saat itu, saya memberikan nasihat supaya membeli obat tetes di apotik , yaitu obat antiseptic dan yang lebih penting jangan buang- buang waktu lagi, untuk ke Dokter , karena alat dokter ada yang bisa membuka duri -duri itu.Â
"Rush , please visit the doctors. Don't waste your time ", cepat , harus ke dokter."kataku kepada turis luar itu. Dengan ideku ini,kelihatan turis itu menerimanya .Dan mereka bergegas meninggalkan pantai.Â
 Kesenanganku menikmati pantai Pandawa terganggu sedikit, tetapi tidak apalah, hal ini saya cukup senang karena saya telah membantu turis di Pantai Pandawa. Sementara hujan akan turun lagi, dan ombak pantai makin meninggi, tetapi pengunjung ada yang datang dan ada yang sudah pulang.Â
 Itulah sekilas kisahku di Pantai Pandawa, dan perjalananku ini akan berlanjut untuk mencari pantai yang indah dan alami diBali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H