Mohon tunggu...
Kedaulatan Rakyat
Kedaulatan Rakyat Mohon Tunggu... Penulis - Kedaulatan

Menulis artikel ilmiah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Politik Dinasti Pintu Masuk Korupsi

22 Juli 2019   11:45 Diperbarui: 22 Juli 2019   11:57 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harmoko Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia - dokpri

Dari kasus politik dinasti diatas menggambarkan terjadinya ruang korupsi, inilah yang di khawatirkan pada kabupaten bima dimana antara anak sebagai (ketua DPRD) dan ibu sebagai (Bupati Bima) memegang posisi penting dalam pemerintahan.

Pada aspek lain dampak dari politik dinasti adalah terputusnya regenerasi dalam kepemimpinan di sebabkan penguasa terus memperjuangkan kekuasaannya. Penguasaan kekuasaan hanya berputar pada saudara, istri, anak bahkan keluarga. Sehingga banyak generasi yang hilang kesempatan dalam menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam mengabdi kepada bangsa dan Negara.      

Karena itu, distribusi kekuasaan mutlak adanya agar dapat memberikan keadilan bagi masyarakat. Memberi keluasan kepada figur atau sosok pemimpin yang disenangi oleh masyarakat banyak dengan tidak memandang apakah ia memiliki modal partai politik atau tidak sama sekali. Sehingga tidak hanya kelompok yang kuat dan punya akses besarlah yang dapat menguasai kekuasaan.

Dari dua critra di atas penulis bermilhat fenomena politik dinasti ini harus di antisipasi oleh seluruh komponen dan di jaga bersama.  Sebab kalau tidak dijaga dan di kritisi maka monopoli kebijakan oleh kelompok oligarki  akan semakin menjadi dan rakyat akan menjadi korban.

Yang terakhir adalah dalam catatan sejarah (historis)  politik dinasti tidak akan bertahan lama kalau berkaca pada dua ceritra diatas dan dia pasti akan tumbang..  Contoh yang paling kongkrit adalah runtuh politik dinasti di kota bima pada momentum pilkada Kota Bima pada tahun 2018.

Penulis adalah Harmoko Mahasiswa Pascasarjana Universitas Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun