Pilar terakhir adalah kolaborasi multisektor yang melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat. Kolaborasi multisektor sangat diperlukan dalam penurunan stunting karena masalah stunting memiliki kompleksitas yang membutuhkan solusi yang bersifat holistik dan melibatkan berbagai pihak.Â
Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam menangani masalah yang bersifat multidimensional ini sehingga diperlukan kolaborasi erat antara berbagai sektor, termasuk sektor kesehatan, pendidikan, pangan, serta sektor swasta dan masyarakat sipil.
Sektor swasta memiliki peran strategis dalam mendukung pemerintah melalui investasi di bidang pangan, penyediaan produk-produk bergizi, serta partisipasi dalam kampanye edukasi gizi.Â
Selain itu, perusahaan-perusahaan di sektor pangan dan kesehatan dapat berkontribusi melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) yang fokus pada pengentasan masalah gizi dan stunting.
Masyarakat sipil dan komunitas lokal juga memiliki peran kunci dalam penurunan stunting melalui keterlibatan mereka dalam program pemberdayaan masyarakat, seperti pengembangan koperasi pangan lokal yang mendukung penyediaan pangan bergizi di tingkat daerah.Â
Selain itu, lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan organisasi masyarakat lainnya dapat membantu dalam melakukan pemantauan dan evaluasi program, memastikan bahwa intervensi penurunan stunting berjalan dengan transparan dan akuntabel.
Kolaborasi multisektor adalah pendekatan yang sangat efektif untuk menurunkan stunting karena masalah ini tidak bisa hanya diselesaikan oleh sektor kesehatan.Â
Diperlukan intervensi yang menyeluruh, mulai dari pendidikan, peningkatan ekonomi keluarga, hingga ketahanan pangan. Semua sektor harus bersinergi untuk mencapai hasil yang maksimal. Kolaborasi lintas sektor ini juga bisa memastikan bahwa program-program penurunan stunting dapat diimplementasikan secara berkelanjutan dan terukur.
Untuk mencapai target  penurunan stunting tersebut, pemerintahan Prabowo perlu memegang tiga kunci utama yang menjadi fokus pemerintah, yaitu kebijakan yang menginduk pada visi besar Asta Cita, komitmen kuat dari pemerintah daerah, serta kolaborasi multisektor yang melibatkan berbagai aktor. Ketiga faktor kunci ini akan saling melengkapi untuk membentuk kerangka kebijakan yang efektif dalam upaya mengurangi prevalensi stunting di Indonesia.
Pemerintah harus memastikan bahwa ketiga kunci ini bisa bekerja secara sinergis untuk menciptakan ekosistem kebijakan yang berkelanjutan dan komprehensif dalam menangani masalah stunting di Indonesia.Â