Prosesi pernikahan akan dimulai jam 8 sampai dengan jam 10 malam yang biasanya diisi dengan pidato sambutan dari tuan rumah, keluarga kedua mempelai, relasi, lalu ditutup dengan doa dan santap malam. Setelah prosesi ini selesai pesta pernikahan akan diisi dengan acara bebas yaitu tari-tarian daerah yang melibatkan pengantin, kerabat, dan para tamu undangan. Tarian daerah ini diiringi dengan satu sampai dua lagu daerah. Setelah tarian daerah, tibalah acara bebas yang paling ditunggu oleh anak-anak muda.
Acara bebas ini diisi dengan joget bersama. Di sinilah para remaja dan pemuda di kampung mengekspresikan semua keahlian mereka dalam menggoyangkan badan bersama musik pengiring yang diputar oleh "opreter". Istilah opreter ini sudah lama ada di kampung untuk orang-orang bertugas memutar kaset lagu-lagu dari tape (baca: teip).
Acara bebas dihiasi dengan suasana riang gembira untuk menghibur pengantin yang sedang berbahagia malam itu. Semua lagu hits yang pernah ada diputar oleh opreter untuk mengundang para tamu undangan dan pemuda untuk melantai bersama.
Mereka yang lincah akan terlihat berjoget dengan gerak badan yang lentur mengikuti irama musik. Ada yang melompat-lompat, ada yang menggerakkan kaki seperti gerakan jogging, ada gerak memutar-mutar badannya. Ada juga yang hanya berdiri sembari menggerakkan tangannya. Acara bebas berlangsung sepanjang malam diiringi dengan aneka genre musik. Musik yang paling populer tentu dangdut, disko dan reggae yang warna musiknya identik dengan joget.
Lagu "Ini Rindu" menjadi salah satu lagu hits ketika remaja dulu lantaran kebiasaan joget di pesta-pesta pernikahan. Hampir semua pesta yang diadakan, lagu "Ini Rindu" menjadi menu utama opreter untuk memancing keramaian di tempat joget. Begitu musik intro-nya terdengar, suara riuh para pemuda langsung memenuhi arena joget. Kami berjoget dengan gerakan yang dikreasikan oleh imajinasi masing-masing.
Kami bergembira meski badan terasa capek, keringat mengucur di seluruh badan, dan suara menjadi parau lantaran terlalu bersemangat teriak-teriak. Tidak ada yang membatasi kreativitas kami dalam berjoget, apalagi melarangnya. Itulah yang membuat acara-acara pernikahan atau pesta serupa menjadi ramai diisi dengan anak-anak muda.
Depok, 29 Juli 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H