Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jejak Penglihatan Terakhir

14 Juli 2024   21:14 Diperbarui: 14 Juli 2024   21:15 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi detektif (Sumber: Detik.com)

Rikard Akara masih asyik memainkan tangannya di atas layar handphone ketika telepon di mejanya berdering. Kali ini sudah ketiga kalinya telepon kabel tersebut berdering, seperti menjerit memanggil-memanggil Rikard. Detektif muda lulusan akademi kepolisian luar negeri ternama itu masih acuh dan terus memainkan handphone barunya itu.

Tiba-tiba ada suara ketokan yang berasal dari pintu ruang kerjanya.

"Selamat siang Pak," seorang perempuan muda dalam balutan seragam polisi berdiri tegap di pintu menunggu aba-aba selanjutnya dari sang detektif.

"Masuk." Suara perintah yang tegas keluar dari mulut sang deteketif yang diam sedari tadi.

Petugas polisi itu pun bergerak maju dengan langkah tegap. Setelah memberi hormat, polisi ini memberikan laporan.

"Lapor Pak," kata petugas ini dengan suara yang lembut tapi tegas.

"Ada penemuan korban pembunuhan di sebuah apartemen mewah di pusat kota. Ini kasus pembunuhan," kata polisi yang bernama Lestari ini sambil menyerahkan map plastik berwarna hijau ke tangan detektif Rikard. Setelah itu dia pun pamit dan berbalik meninggalkan detektif Rikard bersama map hijau tersebut.

Map berisi data-data pembunuhan itu kini sudah berada di tangan detektif yang terkenal karena kecepatannya dalam mengungkap kasus-kasus pembunuhan. Di kalangan rekan sejawatnya, detektif Rikard memang brilian dalam menganalisa kasus dan membuat penyelidikan hingga mengungkap pelakunya.

Detektif muda ini juga memiliki kemampuan unik yang tidak dimiliki oleh orang lain. Setiap kali dia menyentuh mayat korban pembunuhan, dia bisa melihat 24 jam terakhir kehidupan korban. Kemampuan ini membuatnya menjadi detektif yang tidak tertandingi.

Setelah membaca sepintas data-data dalam map hijau tersebut, detektif Rikard langsung berdiri dari kursinya lalu keluar ruangan dan bergegas ke tempat kejadian perkara. Setengah jam kemudian, detektif Rikard sudah berada di sebuah apartemen mewah yang menjadi tempat pembunuhan.

Di sana, ia disambut oleh kerumunan polisi dan garis kuning yang mengelilingi gedung apartemen. Rikard langsung memasuki apartemen dan menemukan korban, seorang wanita muda bernama Dina Kartika, tergeletak di lantai dengan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya. Setelah mengamati semua informasi fisik yang dibutuhkan, detektif Rikard dengan hati-hati menyentuh tangan Dina yang sudah dingin dan menutup matanya. Seketika, ia terlempar ke dalam penglihatan, melihat dunia dari perspektif Dina selama 24 jam terakhir.

Penglihatan detektif Rikard membawanya kepada aktivitas Dina pada pukul 19.00 sehari sebelumnya. Saat itu dia melihat Dina baru saja pulang dari kantor. Dari penglihatan ini, detektif Rikard jadi tahu bahwa Dina bekerja sebagai eksekutif pemasaran di sebuah perusahaan besar. Malam itu, Dina terlihat menerima telepon di apartemen yang membuatnya gelisah.

Satu jam kemudian detektif Rikard melihat Dina mengunjungi sebuah kafe di pusat kota dan bertemu dengan seorang pria misterius. Mereka berbicara dengan serius, dan Rikard bisa merasakan ketegangan di antara mereka. Pria itu menyerahkan sebuah amplop besar kepada Dina sebelum mereka berpisah.

Pukul 22.00 Dina kembali ke apartemennya. Dia membuka amplop tersebut dan menemukan sejumlah uang serta dokumen penting. Setelah itu, Dina menjadi cemas dan terus-menerus memeriksa teleponnya.

Detektif Rikard terus mengikuti aktivitas Dina malam itu. Pukul 23.00 Dina menerima pesan ancaman di teleponnya. Dina diperingatkan untuk tidak melibatkan polisi atau akan ada konsekuensi yang fatal yang menimpanya.

Sejam kemudian Dina menelepon sahabatnya, Rina, dan meminta bantuan. Mereka berbicara tentang seseorang bernama Andi yang tampaknya terlibat dalam masalah serius yang dihadapi Dina.

Pukul 02.00 dini hari detektif Rikard melihat Dina tertidur si sofa. Dia terbangun beberapa kali memeriksa kunci pintu dan jendela. Jam 6 pagi Dina terbangun dan berolahraga ringan di apartemennya. Setelah itu, ia mandi dan bersiap-siap untuk pergi bekerja. Dina menerima telepon dari bosnya yang memberitahu bahwa ia harus menghadiri rapat penting di kantor.

Jam 10 pagi Dina tiba di kantor dan mengikuti rapat. Selama rapat, ia tampak gelisah dan sering kali melihat ke arah teleponnya. Detektif Rikard masih memantau kegiatan Dina melalui penglihatannya. Jam 1 siang Dina makan siang dengan Rina. Detektif Rikard melihat mereka berbicara tentang pesan ancaman yang diterima Dina dan membahas langkah apa yang harus diambil selanjutnya.

Jam 3 Dina kembali lagi ke kantornya dan melanjutkan pekerjaan. Kondisinya normal meski terlihat ada ketakutan yang masih membayangi wajahnya. Ketika tiba di apartemennya pukul 18.00, Dina menemukan pintu apartemennya sedikit terbuka. Ia memasuki apartemen dengan hati-hati. Setengah jam setelah itu detektif Rikard melihat Dina diserang oleh seseorang yang bersembunyi di apartemennya. Ia berusaha melawan, tetapi penyerangnya lebih kuat. Serangan itu berakhir dengan tragis, dan Dina tergeletak tak berdaya di lantai.

Setelah melihat jejak peristiwa terakhir dalam penglihatannya, mata detektif Rikard terbuka dengan spontan. Dia kemudian menghela nafas panjang. Penglihatan itu memberinya petunjuk yang cukup untuk memulai penyelidikan. Dia yakin sekali bahwa pria misterius di kafe, amplop berisi uang dan dokumen, serta pesan ancaman adalah kunci untuk mengungkap kasus ini.

Rikard memulai langkah penyelidikan dengan mengunjungi kafe di pusat kota dan berbicara dengan pelayan yang bertugas pada malam Dina bertemu dengan pria misterius. Pelayan itu mengingat pria tersebut dan memberikan deskripsi yang cukup detail. Dari deskripsi tersebut, Rikard meminta timnya untuk mencari tahu identitas pria itu.

Rikard sendiri kemudian bertemu dengan Rina untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang Dina. Dari Rinalah detektif Rikard tahu bahwa Dina sedang terlibat dalam masalah besar yang berkaitan dengan Andi, mantan pacarnya, seorang pengusaha dengan reputasi yang buruk.

Penyelidikan ini selanjutnya membawa detektif Rikard kepada seorang pria misterius yang tinggal di pinggiran kota. Pria yang kemudian diketahui bernama Johan ini ternyata seorang mantan rekan bisnis Andi yang kini berada dalam pelarian karena terlibat dalam skandal korupsi. Detektif Rikard berhasil menemukan Johan dan mendapatkan pengakuan bahwa Andi adalah dalang di balik ancaman dan pembunuhan Dina.

Dengan informasi tersebut, Rikard semakin yakin bahwa Andi lah orang yang berada di balik kematian Dina. Dialah dalang dan pelaku utamanya. Rikard lalu membentuk tim khusus untuk operasi penangkapan Andi. Mereka bergerak ke tempat persembunyian Andi di sebuah vila mewah yang berada di luar kota. Operasi berjalan lancar, dan Andi berhasil ditangkap tanpa perlawanan apa-apa.

Setelah penangkapan Andi, Alex merasa lega. Dia telah mengungkap kebenaran di balik pembunuhan Dina dan membawa pelakunya ke pengadilan. Rikard kembali ke kantornya dan menatap foto Dina yang sekarang tersimpan di meja kerjanya.

"Kau bisa tenang sekarang, Dina. Aku telah menemukan keadilan untukmu," gumamnya pelan.

Kemampuan uniknya telah membawa Rikard ke tempat-tempat gelap, untuk melihat, memahami, dan memberi suara pada mereka yang tidak lagi bisa berbicara. Dari kasus-kasus yang berhasil dipecahkan, detektif Rikard semakin paham betapa berharganya setiap detik dalam kehidupan seseorang.

Meskipun penglihatannya sering kali menyakitkan, ia tahu bahwa itulah takdir dan berkat yang membantunya membawa keadilan bagi yang tidak bersalah. Selama masih ada kejahatan yang harus diungkap, Rikard akan terus melangkah, mengikuti jejak penglihatannya yang terakhir.

Depok, 14/7/2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun