Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Membangun Visual Storytelling dengan Mainan

7 Juli 2024   19:11 Diperbarui: 7 Juli 2024   19:26 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi visual storytelling kumpul komunitas mobil offroad (Dokumentasi pribadi)

Imajinasi menjadi kunci yang akan membuka semua kenangan atau pengalaman yang tersimpan di dalam memori otak manusia sebagai reaksi otak manusia terhadap rangsangan visual yang diterima. Dalam konteks bercerita, visual storytelling merupakan visualisasi pengalaman manusia yang merangsang imajinasi untuk membangkitkan pengalaman visual seseorang.

Apa tanda yang bisa dirasakan dari sebuah visual yang bisa merangsang imajinasi untuk membangkitkan pengalaman visual? Tanda yang paling kuat adalah reaksi setiap orang terhadap sebuah narasi visual yang berbeda-beda. Sebuah narasi acapkali dimaknai secara beragam, tergantung pada referensi interpretasi subyektif yang digunakan. Referensi interpretasi ini sangat ditentukan pengalaman visual seseorang.

Di sinilah imajinasi memainkan perannya sebagai kunci dari visual storytelling karena memiliki daya cipta visual yang kuat.

Elemen Visual Storytelling

Dalam sebuah visual storytelling hanya ada dua elemen riil yang berperan, yaitu story atau cerita dan visual. Elemen story selalu berkaitan dengan teknik dalam membangun cerita yang terdiri dari narasi, bahasa, dan estetika atau seni dalam bercerita. Sedangkan elemen visual berkaitan dengan komponen yang akan menjadi obyek visual yang akan ditampilkan. Dalam konteks ini, komponen visual utamanya adalah mainan atau miniatur yang akan menjadi fokus cerita. Selain mainan, ada komponen pendukung, yaitu properti dan teknik atau skill dalam lay out (tata letak) dan lighting (pencahayaan) obyek.

  • Visual

Properti merupakan perangkat atau alat-alat pendukung yang digunakan untuk melengkapi obyek utama sehingga menjadi lebih nyata dan lebih jelas arah ceritanya. Properti mainan bisa berupa rumah-rumahan, atau pohon-pohonan yang biasa digunakan sebagai latar belakang. Kemudian ada jalan, rambu, atau fasilitas pendukung lainnya, kalau visual utamanya adalah mobil. Bisa juga menampilkan miniatur manusia yang disesuaikan dengan tema cerita. Fungsi utama dari properti adalah memberi konteks terhadap mainan yang menjadi fokus utama cerita.

Ilustrasi mainan mobil PJR yang sebagai elemen visual dalam visual storytelling (Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi mainan mobil PJR yang sebagai elemen visual dalam visual storytelling (Dokumentasi pribadi)

Komponen pendukung berikutnya adalah skill dalam lay out mainan dan properti. Dibutuhkan ketelitian dan keterampilan dalam meletakkan setiap obyek pada tempat yang sesuai dengan perannya dalam cerita. Tata letak harus bisa merepresentasikan kehidupan nyata yang ada dalam pengalaman visual manusia.

Terakhir adalah keterampilan dalam mengatur tata cahaya atau pencahayaan terhadap obyek yang sudah dilayout. Tata cahaya ini menyangkut intensitas dan kekuatan cahaya, arah dan sumber cahaya. Untuk pencahayaan ini bisa menggunakan cahaya alami dari matahari, atau pencahayaan buatan seperti lampu. Tujuan pencahayaan adalah menghadirkan kesan dan emosi audiens atau pembaca.

Untuk jelasnya saya tampilkan sebuah gambar yang menjadi elemen visual story untuk memperjelas peran imajinasi dalam visual storytelling. Foto berikut menampilkan tiga mobil mainan diecast "Landrover Defender 90" sebagai fokus dari visual storytelling. Visualisasi ini masih simpel karena elemen-elemen pendukungnya juga sedikit, hanya latar belakang gunung, gambar pohon, dan jalanan bertekstur kasar.

Interpretasi, kesan, dan perasaan kita pasti biasa saja, belum terlalu menarik karena masih terlalu umum. Semua orang bisa merasakan hal yang sama karena visualisasi pemandangan ini bisa menjadi pengalaman visual semua orang. Artinya, sebagai visual storytelling, foto di bawah ini kurang menarik karena belum melibatkan emosi pembaca secara mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun