Imajinasi kemudian menyelaraskan visual dengan ide atau konsep cerita yang hendak dituliskan. Imajinasi sebagai produk otak manusia memiliki daya cipta visual yang sangat kuat. Otak manusia sangat peka terhadap visual dan sangat cepat merespons rangsangan visual. Otak akan merekam semua pengalaman visual manusia lalu disimpan ke dalam memori sebagai kenangan, yang sesewaktu bisa dihidupkan lagi oleh rangsangan visual yang sama.
Imajinasi menjadi kunci yang akan membuka semua kenangan atau pengalaman yang tersimpan di dalam memori otak manusia sebagai reaksi otak manusia terhadap rangsangan visual yang diterima. Dalam konteks bercerita, visual storytelling merupakan visualisasi pengalaman manusia yang merangsang imajinasi untuk membangkitkan pengalaman visual seseorang.
Apa tanda yang bisa dirasakan dari sebuah visual yang bisa merangsang imajinasi untuk membangkitkan pengalaman visual? Tanda yang paling kuat adalah reaksi setiap orang terhadap sebuah narasi visual yang berbeda-beda.Â
Sebuah narasi acapkali dimaknai secara beragam, tergantung pada referensi interpretasi subyektif yang digunakan. Referensi interpretasi ini sangat ditentukan pengalaman visual seseorang.
Di sinilah imajinasi memainkan perannya sebagai kunci dari visual storytelling karena memiliki daya cipta visual yang kuat.
Elemen Visual Storytelling
Dalam sebuah visual storytelling hanya ada dua elemen riil yang berperan, yaitu story atau cerita dan visual. Elemen story selalu berkaitan dengan teknik dalam membangun cerita yang terdiri dari narasi, bahasa, dan estetika atau seni dalam bercerita. Sedangkan elemen visual berkaitan dengan komponen yang akan menjadi obyek visual yang akan ditampilkan.Â
Dalam konteks ini, komponen visual utamanya adalah mainan atau miniatur yang akan menjadi fokus cerita. Selain mainan, ada komponen pendukung, yaitu properti dan teknik atau skill dalam lay out (tata letak) dan lighting (pencahayaan) obyek.
- Visual
Properti merupakan perangkat atau alat-alat pendukung yang digunakan untuk melengkapi obyek utama sehingga menjadi lebih nyata dan lebih jelas arah ceritanya. Properti mainan bisa berupa rumah-rumahan, atau pohon-pohonan yang biasa digunakan sebagai latar belakang. Kemudian ada jalan, rambu, atau fasilitas pendukung lainnya, kalau visual utamanya adalah mobil.Â
Bisa juga menampilkan miniatur manusia yang disesuaikan dengan tema cerita. Fungsi utama dari properti adalah memberi konteks terhadap mainan yang menjadi fokus utama cerita.