Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Menggerakkan UMKM Menjadi Bisnis Global dengan Digitalisasi

13 Juni 2024   11:17 Diperbarui: 14 Juni 2024   08:47 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi-- Peserta pameran memperlihatkan radio kayu dalam UMKM Expo(rt) Brilianpreneur 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Kamis (23/12/2023). (KOMPAS/PRIYOMBODO)

Saat ini masih banyak dari kita yang masih meremehkan usaha kecil yang pengelolaan bisnisnya dilakukan secara mandiri, manual, dan tradisional. Dalam benak kita usaha yang masuk kategori bisnis kecil ini pasti kalah pamor dengan usaha-usaha yang produknya sudah merambah ke pasar yang lebih luas. 

Usaha-usaha yang masuk ke dalam kategori usaha kecil dan menengah ini skala bisnisnya terbatas karena daya ekspansinya sempit, pengelolaan produknya sederhana, dengan segmen pasar menengah ke bawah.

Usaha kecil, tepatnya usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sudah lama disoroti lantaran skala bisnis dan pengelolaan sumber dayanya yang terbatas. Sorotan tersebut lebih fokus pada gaya bisnisnya yang komunal cenderung diidentikkan dengan karakter masyarakat lokal. 

Banyak sekali UMKM yang masih tampil sederhana dan manual dalam melayani konsumen atau pelanggannya sehingga memberi kesan "kuno", "tradisional", "jadul", dan istilah-istilah lain yang menggambarkan posisi UMKM yang sudah ketinggalan zaman. 

Pencitraan UMKM ini sudah menjadi kondisi yang terstigma di dalam memori kita sehingga kita sendiri enggan untuk melihat elemen-elemen positif dari UMKM.  

Faktanya, UMKM adalah sebuah ekosistem bisnis yang sangat banyak manfaatnya terutama dalam membuka lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. 

UMKM tergolong bisnis padat karya yang sangat membutuhkan kehadiran manusia sebagai pekerja. UMKM sangat membantu dalam menumbuhkan kesempatan kerja dengan menopang tersedianya lapangan kerja dari desa hingga ke kota, dari jenjang pendidikan tinggi hingga yang rendah.

UMKM adalah bisnis yang paling terbuka dan paling sederhana, sehingga siapapun bisa menjalani meski dengan modal secukupnya. Manajemen bisnisnya pun lebih mengutamakan kepercayaan dan hubungan personal yang membuatnya sangat lentur dalam menopang perekonomian di sektor ril.

Ilustrasi Festival UMKM sebagai ajang promosi UMKM kepada masyarakat dan pebisnis global (Sumber: Detik.com)
Ilustrasi Festival UMKM sebagai ajang promosi UMKM kepada masyarakat dan pebisnis global (Sumber: Detik.com)

Banyak UMKM yang bangkrut, akan tetapi yang tetap bertahan dan sukses malah lebih banyak. Buktinya, UMKM-lah yang menjadi kekuatan utama dalam menghadapi gejolak atau krisis ekonomi makro. Kemampuan UMKM dalam menghadapi gejolak ekonomi yang menghantam perekonomian nasional kita selama ini ditopang oleh sifatnya yang lentur tersebut.

Kemampuan UMKM untuk menopang perekonomian Indonesia selama ini juga berasal dari kepercayaan warga bahwa UMKM mampu meningkatkan pendapatan masyarakat melalui lapangan kerja yang tersedia. 

Meningkatnya pendapatan ini berdampak pada peningkatan investasi di daerah pinggiran kota atau di pedesaan seperti bisnis kuliner, hotel atau akomodasi, transportasi, dan model bisnis pendukungnya. 

Bisnis-bisnis yang baru tumbuh ini menjadi titik awal mobilitas investasi di pedesaan sekaligus wadah bagi tumbuhnya kemampuan untuk berwiraswasta. Sampai di titik ini UMKM memberikan kontribusi dalam mendorong aktivitas ekonomi menjadi lebih produktif dan bisa menghasilkan pendapatan.

Kontribusi UMKM terhadap Perekonomian Nasional

Ilustrasi kegiatan ekonomi yang berkontribusi bagi pendapatan negara (Sumber: Liputan6.com)
Ilustrasi kegiatan ekonomi yang berkontribusi bagi pendapatan negara (Sumber: Liputan6.com)

Kiprah UMKM sebagai tulang punggung perekonomian masyarakat memberi kontribusi positif bagi perekonomian negara. Karena itu negara pun memberikan perhatian yang serius dengan mendampingi UMKM melalui kebijakan dan program yang nyata. 

Program-program pemberdayaan silih berganti digulirkan oleh K/L dengan tujuan agar UMKM bisa menghasilkan produk dengan nilai tambah dan berkembang menjadi lebih besar.

Ada UMKM yang sukses mengembangkan diri melalui program-program pemerintah, namun ada juga yang gagal. Meski demikian, banyak UMKM yang bermunculan, seolah menutupi satu atau dua UMKM yang kolaps. Ibarat pepatah, "mati satu tumbuh seribu" seperti itu-lah fenomena tumbuh kembang UMKM yang tidak pernah berhenti.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, jumlah UMKM per 2018 mencapai 64,19 juta unit usaha.  Pertumbuhan UMKM yang positif ini memberikan sinyal bahwa kondisi perekonomian nasional memiliki potensi untuk tumbuh terus kendati sektor usaha yang lain sedang lesu. Artinya, peningkatan jumlah UMKM memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Salah satu dampak nyata dari pertumbuhan jumlah UMKM yang masif tersebut adalah terbukanya lapangan kerja. Jumlah UMKM yang banyak berbanding lurus dengan banyaknya lapangan pekerjaan di Indonesia karena UMKM memiliki andil besar dalam penyerapan tenaga kerja. 

Orientasi usaha yang masih mengandalkan padat karya membuat UMKM tetap memerlukan manusia sebagai pekerja dalam semua proses produksi maupun praktik bisnisnya. UMKM adalah oase yang menyediakan solusi bagi pemerintah dalam penciptaan lapangan kerja.

Jumlah UMKM yang bertambah secara eksponensial berbarengan dengan penyerapan tenaga kerja yang tinggi berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. 

Dengan menguasai 99 persen dari keseluruhan unit usaha, sudah pasti peran UMKM sangat besar dalam medorong kegiatan ekonomi produktif. Jika kita menelusuri kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia selama ini, nilai kontribusi yang diberikan masih signifikan untuk dikatakan sebagai sektor dengan kontributor terbesar. 

Kontribusi lainnya adalah meningkatkan kesejahteraan melalui penyediaan lapangan kerja sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat. UMKM juga berperan dalam distribusi pendapatan yang bisa mengurangi angka kemiskinan. 

UMKM dan Tren Digitalisasi

Bangsa Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton di tengah masifnya aktivitas perdagangan digital. Produk-produk dalam negeri khususnya UMKM harus bisa mengisi pasar daring domestik dan mancanegara.

"Kita harus membanjiri marketplace. UMKM, koperasi harus membanjiri marketplace dengan produk-produk dalam negeri, produk-produk UMKM kita," kata Presiden Joko Widodo.

Pernyataan Presiden ini sangat monumental maknanya bagi perkembangan UMKM saat ini. Sudah saatnya produk-produk UMKM kita go online bahkan go international, karena eksis-tensinya sudah sangat kuat. Para pelaku UMKM diminta oleh Presiden agar lebih inovatif dalam berproduksi sehingga tidak kalah bersaing di pasar dunia.

Pernyataan Presiden itu juga sangat positif dan memiliki energi yang kuat untuk mendorong kemajuan UMKM ke depan nanti. Untuk membanjiri lokapasar (marketplace), produk-produk UMKM harus bisa berkompetisi dari segi harga, kualitas, inovasi, hingga ketersediaan stok. Semua aspek ini harus dijaga konsistensinya sehingga kepercayaan pasar terhadap produk-produk UMKM tetap tinggi. Jika kepercayaan pasar sudah diraih peluang untuk menjadi raja di marketplace lokal sudah sulit untuk digeser.

Presiden Jokowi mengusulkan agar UMKM didorong untuk masuk ke dalam loka pasar daring (online marketplace) dengan penggunaan produk dalam negeri secara masif dalam pasar masyarakat Indonesia sendiri. 

Program ini harus dipromosikan secara terus menerus seiring dengan meningkatnya potensi ekonomi digital yang diprediksi naik 8 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. 

Pemerintah selaku pembina sekaligus pembuat regulasi tentang UMKM tentu memiliki keberpihakan yang kuat kepada UMKM. Pemerintah akan mengondisikan transformasi digital UMKM untuk mengoptimalkan potensi ekonomi digital Indonesia yang besar tersebut. 

Transformasi digital UMKM akan digenjot terus agar implementasi digitalisasi UMKM bisa terwujud lebih cepat. Digitalisasi UMKM ini sendiri akan diakselerasikan dengan perluasan akses pasar, peningkatan kualitas SDM, serta peningkatan kualitas dan kuantitas produksi.

Presiden Jokowi dalam beberapa kesempatan selalu menyampaikan pentingnya percepatan transformasi digital UMKM. Presiden telah menargetkan tahun 2024 harus ada 30 juta UMKM yang naik kelas dan masuk ke dalam lokapasar daring di seluruh dunia. 

Presiden membagi target tersebut melalui lini masa (time line) yang sangat visibel. Tahun 2022 harus mencapai target 20 juta, meningkat 24 juta di tahun depan tahun 2023 dan 30 juta di tahun 2024. Mengangkat 30 juta UMKM ke dalam bisnis digital merupakan upaya yang serius dari pemerintah untuk mengembangkan UMKM supaya bisa naik kelas dari usaha lokal menjadi bisnis global.

Jadi yang namanya digitalisasi UMKM sekarang ini wajib hukumnya sehingga semua UMKM diharapkan bisa segera masuk ke dunia daring apa pun platformnya. Digitalisasi UMKM merupakan proses perubahan model bisnis UMKM dari teknologi analog menjadi teknologi digital. Data-data UMKM akan diubah ke da-lam bentuk kode digital biner agar dapat dibaca oleh sistem secara umum di seluruh dunia. 

Perubahan ini bisa meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja UMKM sehingga waktu dan seluruh sumber daya yang dimiliki dapat diolah seoptimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Grand Design UMKM ke Depan

Kementerian Koordinator Perekonomian telah menggariskan bahwa salah satu satu upaya untuk meningkatkan daya saing UMKM adalah dengan memanfaatkan peluang integrasinya ke dalam pasar global melalui Global Value Chain (GVC) maupun Global E-Commerce (GEC). 

Integrasi ke dalam GVC dapat dilakukan dalam bentuk ekspor tidak langsung melalui agregator domestik maupun perusahaan afiliasi asing. Tantangan yang akan menjadi pekerjaan rumah terhadap UMKM ke depan adalah mengatasi kesenjangan dalam inovasi, teknologi, dan literasi digital.

Kesempatan untuk mengembangkan pasar UMKM secara daring masih sangat luas. Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan, di In-donesia tercatat ada 123,3 juta pengguna aktif internet dan 106 juta pengguna aktif media sosial. Besarnya angka pengguna internet dan media sosial tersebut merupakan ceruk pasar yang besar dan sangat prospektif dalam bisnis online. 

Karena itulah hasil akhir dari digitalisasi UMKM jangan sampai hanya berupa platform digital, melainkan harus bisa menjadi pemain global yang berorientasi ekspor. Dan ini akan menjadi grand design model bisnis UMKM Indonesia ke depan, sehingga semua stakeholder dari Kementerian atau Lembaga (K/L) yang hendak membuat kebijakan atau program pengembangan UMKM bisa mengacu kepada grand design ini.

Grand design ini juga disiapkan untuk  menangkap kesempatan bagi pengembangan UMKM ditengah globalisasi dan ketatnya kompetisi di pasar dunia. Kesempatan tersebut antara lain, mengembangkan dan memperluas jangkauan pasar UMKM dengan memanfaatkan teknologi dan interkonektivitas yang kian meningkat di tingkat domestik dan global.

Merancang bisnis UMKM dari skala lokal menjadi global melalui digitalisasi UMKM merupakan bukti komitemen pemerintah untuk mempertahankan kesinambungan usaha yang sudah menjadi tulang punggung perekonomian nasional selama ini. 

Inisiatif digitalisasi ini merupakan langkah strategis dalam mempromosikan UMKM dan produk-produknya secara masif dan global, sembari mengakselerasi kesenjangan UMKM dalam inovasi, teknologi, dan literasi digital.

Depok, 13/6/2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun