Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Tradisi Mendengarkan Cerita Pengalaman Orang-orang Haji

6 Juni 2024   09:30 Diperbarui: 7 Juni 2024   03:11 713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi keluarga turut mengantarkan keberangkatan rombongan haji (Sumber: Liputan6.com)

Setelah selesai berdoa, Syeh menyarankan kakek untuk salat tobat memohon ampun kepada Allah atas perbuatan dosa yang sudah dilakukan di Masjid Haram tadi. Kakek pun menunaikan semua saran Syeh, dan Alhamdulillah, tidak sampai sejam, mata kakek kembali normal seperti biasa. 

Punggung Ditabok Pakai Sandal

Ilustrasi jamaah haji dari negara lain (Sumber: Jawapos.com)
Ilustrasi jamaah haji dari negara lain (Sumber: Jawapos.com)

Ini cerita pengalaman dari Nenek ketika menunggu waktu untuk salat berjamaah di Masjidil Haram. Perasaan nenek saat itu tidak enak, karena orang-orang yang berada di sekitarnya bentuk tubuhnya tinggi dan besar semua. Sementara nenek badannya pendek dan agak kurus. Nenek mencoba untuk menjauh agar tidak berdesak-desakan dengan mereka, tetapi usaha tersebut gagal. Alih-alih menghindar, badan nenek yang kecil itu malah terhimpit di antara jamaah-jamaah yang berbadan besar semua. Alhamdulillah, nenek tidak sampai jatuh dan terinjak. Nenek hanya berpegangan ke badan jamaah yang ada di dekatnya untuk melindungi diri. 

Dan tibalah waktu salat. Ketika nenek sedang salat Qabliyah, pada saat sujud pertama beliau merasa "prak!". Punggungnya ditabok orang dengan sandal. "Sakit juga," kata nenek. Kemudian nenek berdiri untuk lanjut ke rakaat kedua. Sampai rukuk masih aman. Begitu mau sujud pertama, punggung nenek kembali kena tabokan sandal untuk yang kedua kalinya. Nenek hanya bisa menahan rasa sakitnya sembari berpikir pasti jamaah yang di belakangnya yang iseng. 

Nenek benar-benar heran, karena di belakangnya persis tidak ada satu pun jamaah. Kalau pun ada posisinya agak jauh, sehingga mustahil bisa menabok dengan keras. Nenek mulai berpikir, ada tanda apa ini? Setelah selesai salat berjamaah nenek dan kakek kembali ke kemah bersama dengan rombongannya. Sepanjang jalan nenek bercerita pengalaman yang aneh tersebut ke kakek dan beberapa orang dalam rombongan itu. Seperti biasa, nenek disarankan untuk bertanya langsung kepada Syeh.

Tibalah waktu Syeh datang mengunjungi kemah rombongan nenek. Dalam acara tanya jawab nenek menceritakan pengalamannya ditabok sandal ketika salat berjamaah. Sambil tersenyum Syeh cuma bertanya, "apa ibu dulu pernah menabok orang lain di kampung atau di mana?" Nenek kemudian mengingat-ingat kembali kejadian-kejadian yang membuat beliau harus menabok orang lain dengan sandal. 

Akhirnya nenek teringat kalau dulu beliau pernah menabok temannya dengan sandal yang membuat orang tersebut langsung jatuh sakit. Syeh pun mendoakan nenek dan menyarankan agar salat tobat, dan harus segera meminta maaf kepada temannya begitu sampai di kampung. Dan nenek langsung datang menemui orang yang ditaboknya dulu dan meminta maaf kesalahannya tersebut.

Kaki Bengkak Sandal pun Hilang

Ilustrasi suasana di Masjid Haram (Sumber: Beritasatu.com)
Ilustrasi suasana di Masjid Haram (Sumber: Beritasatu.com)

Ini cerita pengalaman jamaah haji yang lain lagi, satu generasi dengan kakek. Ceritanya, jamaah ini masa mudanya dikenal sebagai pemuda nakal di kampung. Kenakalan zaman itu masih sebatas ngumpetin sandal orang-orang yang sedang salat di masjid. Setelah puas melihat empunya sandal kebingungan mencair sandalnya, baru dia keluar sambil membawa sandalnya dengan alasan nemu di sekitar masjid. Kami memanggilnya Kakek Pua (nama samaran tentunya). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun