Mohon tunggu...
Sultani
Sultani Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Senang menulis kreatif berbasis data

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Terjebak dalam Produktivitas Semu, Saatnya Melawan!

16 Mei 2024   22:22 Diperbarui: 28 Mei 2024   23:46 670
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cara meningkatkan produktivitas.(iStockphoto/BartekSzewczyk)

Pernahkah kamu merasa sibuk tapi tak menghasilkan apa-apa? Sibuk mengecek email tanpa henti, mondar-mandir tanpa tujuan, atau rapat yang tak berujung? Hati-hati, kamu mungkin terjebak dalam produktivitas semu, alias fake productivity. 

Karyawan yang terjebak dalam fake productivity ini populer dengan sebutan "sok sibuk" karena aktivitas mereka tidak memberi kontribusi apa pun untuk kantor. Mereka terjebak dalam ilusi antara sibuk atau produktif. 

Ilusi sibuk atau produktif ini akan menciptakan gelagat yang kurang baik di kantor karena semua aktivitas yang dilakukan tidak menghasilkan sesuatu yang berguna untuk kantor. 

Gelagat seperti aktif bergerak tetapi tidak ada kemajuan dalam pekerjaan itu merupakan tanda dari ilusi sibuk atau produktif. Orang-orang yang punya gelagat seperti ini sebetulnya hanya ingin menunjukkan bahwa mereka sibuk tanpa memperhatikan produktivitas dari kesibukan tersebut. Akibatnya, mereka benar-benar tidak peduli kalau aktivitasnya sebenarnya tidak diperlukan karena tidak menghasilkan apa-apa. 

Ilustrasi produktivitas semu (Sumber: Suara.com)
Ilustrasi produktivitas semu (Sumber: Suara.com)

Baca juga: Kenali "Fake Productivity" dan Contohnya

Gelagat lain yang biasa dialami oleh kaum sok sibuk ini adalah gampang kehilangan fokus alias mudah teralihkan perhatian mereka ke hal-hal yang remeh temeh ketimbang pekerjaan yang sebenarnya. 

Mereka ini sangat peka dengan yang namanya notifikasi, media sosial, atau gangguan kecil lain yang mudah sekali membuyarkan fokus kerja.  Akibatnya, mereka terjebak dalam aktivitas tidak penting dengan menunda-nunda tugas dari pekerjaannya. 

Ilustrasi pekerja yang suka menunda pekerjaan (Sumber: Fimela.com)
Ilustrasi pekerja yang suka menunda pekerjaan (Sumber: Fimela.com)

Produktivitas semu adalah ilusi kesibukan yang tidak menghasilkan kemajuan nyata. Orang bisa saja terlihat sibuk dengan aktivitasnya, tetapi tidak memberi dampak positif bagi diri sendiri maupun perusahaan. 

Produktivitas semu atau fake productivity adalah jebakan yang umum di tempat kerja. Terlihat sibuk tidak selalu berarti produktif, dan sering kali aktivitas yang kita anggap penting justru tidak memberikan kontribusi nyata bagi tujuan perusahaan. 

Jika Anda merasa terjebak dalam rutinitas yang tampak sibuk namun tidak efektif, berhati-hatilah, karena anda sudah masuk dalam radar produktivitas semu.

Apakah ada cara untuk bisa keluar dari gelagat fake productivity ini? Berikut ini adalah saran-saran yang bisa membantu untuk keluar dari lingkaran produktivitas semu dan segera menjadi lebih produktif secara nyata.

1. Biasakan dengan membuat prioritas dalam beraktivitas di kantor

Buatlah daftar tugas dan prioritaskan mana yang paling penting. Pisahkan antara tugas yang memiliki dampak langsung terhadap tujuan perusahaan dengan tugas-tugas yang hanya menghabiskan waktu. Fokuslah pada satu tugas penting dan selesaikan sebelum beralih ke tugas lain. 

2. Batasi Gangguan

Matikan notifikasi, tutup tab media sosial yang tidak relevan, dan temukan tempat kerja yang tenang. Hindari terjebak dalam penggunaan teknologi hanya untuk terlihat sibuk, tetapi gunakanlah untuk meningkatkan efisiensi kerja.

3. Terapkan Prinsip Pareto (80/20)

Prinsip Pareto atau aturan 80/20, menyatakan bahwa 80% hasil berasal dari 20% usaha. Identifikasi aktivitas yang memberikan dampak terbesar dan alokasikan lebih banyak waktu dan energi untuk tugas-tugas tersebut. Mengurangi perhatian pada pekerjaan yang hanya memberikan sedikit kontribusi dapat meningkatkan produktivitas Anda secara signifikan.

4. Belajar Mengatakan Tidak

Sering kali, kita terjebak dalam produktivitas semu karena merasa harus menerima semua tugas yang datang. Belajarlah untuk mengatakan tidak pada tugas-tugas yang tidak relevan. 

Jika memungkinkan, delegasikan tugas kepada orang lain sehingga bisa fokus pada tugas yang benar-benar memerlukan keahlian dan perhatian kita. 

5. Kurangi Multitasking

Multitasking membuat kita merasa sibuk, tetapi sering kali mengurangi kualitas dan efisiensi kerja. Berikan perhatian perhatian penuh pada satu tugas yang benar-benar penting hingga selesai. Cara ini akan membantu kita menyelesaikan pekerjaan lebih cepat dan dengan hasil yang lebih baik.

6. Fokus pada Hasil, Bukan Aktivitas

Ubah fokus kerja dari sekadar melakukan aktivitas menjadi produktif dengan hasil nyata. Dengan fokus pada hasil, gelagat sok sibuk bisa diatasi karena kita sudah menetapkan target kerja dengan jelas. 

7. Cari Umpan Balik

Mintalah umpan balik dari atasan atau rekan kerja mengenai kinerja. Mereka dapat memberikan perspektif yang berharga tentang apakah aktivitas yang dilakukan benar-benar memberikan kontribusi terhadap tujuan perusahaan atau hanya tampak sibuk.

8. Evaluasi Tugas Secara Kritis

Lakukan evaluasi kritis terhadap tugas-tugas harian yang dikerjakan. Buatlah daftar prioritas yang jelas dan fokus pada pekerjaan yang benar-benar penting. Ambil waktu untuk beristirahat sejenak dan refleksikan pekerjaan yang telah dilakukan.

Ilustrasi karyawan yang sibuk atau produktif (Sumber: viva.co.id)
Ilustrasi karyawan yang sibuk atau produktif (Sumber: viva.co.id)

Ingat, kesibukan bukan berarti produktivitas. Fokuslah pada hasil dan ciptakan dampak positif. Jangan biarkan diri kita terjebak dalam produktivitas semu! Dengan 8 tips tersebut, ayo bangkit lawan produktivitas semu yang bisa menghancurkan karier dan masa depan di tempat kerja.

Depok, 16/5/2024

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun