Menanggapi adanya potensi tsunami tersebut, sebagian besar warga langsung mengungsi ke Kota Manado, Bitung, dan Minahasa Utara. Namun, sebagian besar pengungsi memilih pergi ke rumah kerabat maupun keluarganya.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sendiri langsung berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat untuk segera menangani warga yang hendak mengungsi atau yang memilih untuk menetap di rumah kerabat. Pemerintah men-drop bahan-bahan bantuan baik dari pemerintah maupun sumbangan dari organisasi-organisasi, stakholder langsung ke pengungsi dan keluarga yang menampung para pengungsi.
Gubernur Sulut Olly Dondokambey mengatakan telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat, yaitu Menko PMK, Menteri Sekretaris Negara, bersama Menteri PUPR untuk mengosongkan dua kampung yang ada di Gunung Ruang karena tidak layak huni. Pemerintah sepakat untuk memindahkan warga kedua kampung tersebut ke lokasi yang baru. Kebijakan relokasi warga ini berada di bawah koordinasi Pemprov Sulut. (Kompas.com, 2/5/2024)
Pemerintah sendiri terus berupaya mengevakuasi 9.083 warga yang berada di Pulau Tagulandang dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi Gunung Ruang. Hingga 2 Mei, sebanyak 3.364 pengungsi telah dievakuasi keluar dari Pulau Tagulandang. Sisanya, 5.719 jiwa dalam proses evakuasi yang dilakukan secara bertahap.
BNPB telah menyalurkan bantuan berupa Dana Siap Pakai (DSP) dengan total Rp 2,25 miliar yang diberikan melalui dua tahap untuk penanganan erupsi Gunung Ruang.  Selain itu, BNPB juga memberikan bantuan berupa logistik dan peralatan yang juga didistribusikan dalam dua tahap. Dari seluruh bantuan yang telah diserahkan tersebut, BNPB lebih memprioritaskan kebutuhan dasar masyarakat dan  keselamatan masyarakat terdampak. Â
Depok, 3/5/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H