Apakah orang yang sudah lanjut usia atau lansia dengan sendirinya memasuki fase kehidupan yang tidak produktif lalu menggantungkan hidupnya kepada generasi yang lebih muda? Belum tentu. Masih banyak lansia yang dapat tetap produktif dan memberdayakan potensi mereka, bahkan di tengah tantangan kesehatan dan penurunan produktivitas tubuh.
Meskipun tubuh menjadi semakin renta dan produktivitas fisik menurun seiring bertambahnya usia, para lansia tetap memiliki peluang berharga untuk berkontribusi di tempat kerja. Usia lanjut membawa kelebihan berupa kompetensi dan penguasaan mendalam dalam bidang pekerjaan yang telah ditekuni selama bertahun-tahun.
Para lansia masih memiliki kelebihan yang berharga untuk dikaryakan kembali di kantor atau tempat kerja yang lain. Pengalaman dan pengetahuan yang mendalam merupakan keistimewaan dari pekerja lansia. Para lansia biasanya memiliki pengalaman yang luas dan pengetahuan mendalam dalam bidang pekerjaan mereka. Mereka telah menghadapi berbagai situasi dan tantangan selama puluhan, membuat mereka ahli di bidang mereka.
Dari pengalaman selama puluhan tahun tersebut, para lansia telah mengembangkan kemampuan problem solving yang kuat. Mereka dapat menemukan solusi untuk masalah yang kompleks dengan lebih efisien. Kemampuan problem solving yang matang masih menjadi soft skill yang paling dibutuhkan dalam dunia kerja saat ini.
Lansia juga memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Mereka telah menghadapi perubahan teknologi dan lingkungan kerja selama karir mereka dan mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan baru. Kemampuan adaptasi tersebut membuat emosi lansia lebih stabil dan lebih kuat terhadap tekanan kerja. Mereka cenderung lebih tenang dan dapat menghadapi tantangan dengan kedewasaan.
Dalam kematangan usianya, kemampuan lansia dalam berkomunikasi sudah mencapai level yang paling baik. Kemampuan komunikasi ini selalu terasah seiring bertambahnya usia. Komunikasi yang baik ini terlihat dari cara berinteraski yang baik dengan rekan kerja maupun rekan bisnis. Pada saat yang sama lansia juga mampu memberikan umpan balik yang berarti.
Perkembangan psikologis dan soft skill tersebut berbanding terbalik dengan kondisi fisik lansia yang terus menurun kemampuan dan produktivitasnya. Kemampuan fisik yang menurun ini kerap menjadi stereotipe yang mendiskreditkan lansia dalam dunia kerja. Keadaan fisik mereka yang sudah renta ini kerap dipandang sebagai kelemahan sehingga peluang lansia untuk bekerja semakin sulit.
Keterbatasan fisik selalu dipandang sebagai kelemahan lansia di mana kondisi tubuh yang menurun telah membatasi kemampuan lansia untuk melakukan pekerjaan tertentu yang membutuhkan kekuatan atau ketahanan fisik.
Persoalan lain terkait dengan memberdayakan lansia di tempat kerja adalah kesenjangan teknologi. Sebagian besar lansia saat ini bisa jadi akan menghadapi kesulitan dalam mengadaptasi teknologi baru atau perangkat digital di tempat kerja yang semakin terotomatisasi.
Dengan kondisi fisik yang terbatas, potensi lansia untuk kehilangan fokus dan konsntrasi kerja semakin besar. Pertambahan usia pada manusia akan terus-menerus mengurangi kemampuan untuk tetap fokus atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Potensi untuk kehilangan fokus atau konsentrasi ini justru paling besar akan terjadi pada lansia.
Struktur berpikir dalam bekerja yang sudah mapan dalam diri lansia membuat mereka akan resisten terhadap perubahan. Beberapa lansia bisa saja kurang nyaman dengan perubahan organisasi atau praktik kerja baru karena mereka cenderung terbiasa dengan cara kerja yang sudah mapan.
Perusahaan sebetulnya bisa memanfaatkan lansia sebagai aset berharga dari pengalaman, kemampuan problem solving, dan stabilitas emosional meskipun tantangan yang akan dihadapi para lansia di tempat kerja cukup kompleks juga. Â Adopsi lingkungan kerja yang inklusif dan adaptasi tugas yang sesuai dapat membantu para lansia tetap produktif dan berkontribusi secara maksimal di tempat kerja.
Presiden Direktur Boga Group Kusnadi Raharja mengatakan, saat ini banyak industri yang enggan merekrut lansia. Padahal, banyak lansia yang kompeten dan berpengalaman.
"Dan mereka masih ingin aktif berkarya, kita lihat di Singapura sebesar 31,5 persen lansia masih aktif bekerja, di Hong Kong lebih dari 153 lansia masih aktif berkarya," kata Kusnadi dalam sebuah video di posting melalui akun Instagram resmi @bogagroup_id, Minggu (21/4/2024).
Boga Group membuka lowongan kerja bagi kelompok usia 60 tahun ke atas untuk posisi "Server" yaitu mereka yang bertugas menerima pesanan hingga menyajikan hidangan dengan penuh seyuman. Lowongan ini diharapkan dapat membuat lansia dapat tetap aktif berkarya dan berpenghasilan, sekaligus bisa menjadi inspirasi bagi banyak perusahaan untuk membuka kesempatan bagi lansia untuk berkarya (KompasTV, 23/4/2024).
Selama ini sistem perekrutan pekerja atau karyawan masih didominasi pada seleksi sumber daya manusia berusia muda, tepatnya di bawah 30 tahun. Usia ini dianggap sebagai usia awal memasuki dunia kerja setelah menyelesaikan pendidikan jenjang Strata satu atau sarjana S1. Jangankan untuk lansia, kebanyakan perusahaan enggan juga merekrut mereka yang sudah berusia 30 tahun ke atas.
Melihat tren perekrutan karyawan baru tersebut, semua perusahaan hanya menginginkan karyawan muda yang masih segar, sudah memiliki kompetensi dasar dan soft skill yang memadai untuk bekerja, dan berorientasi kerja lalu mendapatkan gaji yang layak. Perusahaan enggan merekrut karyawan yang sudah tua karena khawatir sudah terkontaminasi dengan orientasi yang berbeda dengan kepentingan perusahaan.
Karena itulah, meskipun para lansia ini dianggap memiliki kompetensi kerja yang mumpuni banyak perusahaan enggan untuk merekrut kembali karena sudah terkontaminasi dengan berbagai pemikiran, kepentingan, dan orientasi kerja. Alih-alih produktif, kehadiran karyawan lansia malah dianggap menjadi sumber permasalahan baru dalam perusahaan.
Lansia Produktif
Langkah Boga Group membuka lowongan kerja untuk lansia patut diapresiasi ditengah keengganan perusahaan-perusahaan lain untuk memberdayakan manusia yang sudah mencapai usia non-produktif ini. Boga Group ingin menunjukkan kepercayaannya terhadap lansia melalui lowongan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian dan keunikan mereka. Usia bukanlah halangan untuk terus berkontribusi dan tumbuh di tempat kerja.
Dalam selebaran yang disebarkan melalui media sosial, Boga Group men-"challenge" para lansia melalui lowongan sebagai server dengan mengirimkan curriculum vitae (CV) ke email resmi Boga Group recruitment@bogagroup.co.id dengan subyek: "SAYA LANSIA, SAYA AKTIF". Â Semua CV yang dikirim akan dimasukkan ke dalam database untuk diseleksi penempatan di lokasi-lokasi yang dibutuhkan. Untuk batch pertama ini, para lansia akan ditempatkan di Senayan Park dan Pondok Indah Mal.
Hal yang menarik dari tantangan Boga Group melalui lowongan kerja untuk lansia adalah, spesifikasi usia yang ditetapkan minimal 60 tahun. Artinya, para server di gerai Bog Group ini adalah "aki-aki" yang sudah tua. Kebayang kan, bagaimana mereka datang melayani pelanggan dengan gerak tubuh mereka yang kaku, suara yang lemah, dan layanan yang sedikit lamban. Pelanggannya juga pasti sungkan untuk memprotes kepada "aki-aki" aktif ini.
Untuk menutupi kelemahan tersebut, Boga Group menetapkan beberapa syarat untuk memenuhi kualifikasi seorang server yang profesional. Kualifikasi tersebut adalah tinggi dan berat badan proporsional, mampu berkomunikasi dengan baik, dan berpendidikan miniaml SMA/SMK.
Lansia yang dinyatakan lolos menjadi server Boga Group diberi tugas dan tanggung jawab layaknya server yang masih muda. Mereka harus bisa menerima pesanan makanan, menyajikan makanan, dan membersihkan area meja setelah digunakan. Beban kerja ini diberi kompensasi berupa waktu kerja yang lebih pendek, yaitu 4 jam kerja dan 1 jam istirahat, selama 5 hari dalam seminggu.
Untuk mendapatkan lansia yang berkualitas sebagai server, persyaratannya tidak banyak, yaitu menjalani tes EKG (Elektrokardiografi) sebagai tes diagnostik umum yang digunakan untuk mengevaluasi fungsi jantung. Dan satu lagi, mendapatkan surat persetujuan dari keluarga untuk bekerja.
Sebagai imbalan terhadap tugas dan tanggung jawab yang diemban sebagai server ini, para lansia akan mendapatkan dua benefit utama, yaitu gaji bulanan dan catering karyawan. Gaji sebagai ukuran nilai pekerjaan seseorang menjadi indikator penghargaan yang diberikan oleh perusahaan terhadap karyawannya. Gaji yang diterima lansia ini akan membuat hidup mereka masih produktif dan bisa menghapus stigma tentang usia non-produktif yang selalu ditempelkan pada sosok orang-orang yang sudah tua renta.
Â
Di Indonesia memang belum banyak perusahaan yang mempekerjakan para lansia karena sejumlah stigma tentang orang-orang tua. Boleh jadi karena dipandang lamban, ringkih, kaku, egois dan pandangan-pandangan negatif lainnya yang dinilai bertentangan dengan prinsip bisnis dan kepentingan perusahaan.
Di tengah keengganan tersebut, langkah Boga Group yang memulai mengaryakan lansia yang potensial melalui lowongan kerja sebagai server bisa menjadi sebuah oase untuk memperbarui pandangan negatif kita tentang lansia. Boga Group akan membuktikan kepada kita semua bahwa lansia memiliki kelincahan yang unik, berbeda dengan mereka yang masih muda.
Dengan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja inklusif yang memanfaatkan keahlian dan kontribusi unik para lansia. Pendekatan yang inklusif terhadap keragaman usia tidak hanya memberikan kesempatan kepada para lansia untuk tetap aktif dan berdaya, tetapi juga memperkaya budaya dan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Depok, 27/04/2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H